Jumlah dan Berat Hasil Tangkapan Berdasarkan Habitat dan Waktu

6.3.5 Hubungan Berat Hasil Tangkapan dengan Parameter Lingkungan

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda antara berat hasil tangkapan setiap jenis ikan dengan parameter lingkungan Lampiran 17-26 maka didapatkan rangkuman yang menunjukkan hubungan antara berat ikan hasil tangkapan dengan parameter lingkungan dan yang dominan pengaruhnya seperti dirangkum dalam Tabel 12. Tabel 12 Parameter yang digunakan dalam regresi dan parameter yang dominan pengaruhnya serta besar koefisien determinasi R 2 yang didapatkan dalam hasil regresi antara berat hasil tangkapan dengan parameter lingkungan Jenis Ikan Parameter dlm Regresi Parameter berpengaruh Dominan R 2 Biji nangka Suhu, salinitas, pH, DO, arus dan klorofil a Klorofil a 0,519 Baronang lingkis Suhu, salinitas, pH, DO, arus, klorofil a, fito, dan zoo DO dan arus 0,639 Kerong-kerong Suhu, salinitas, pH, DO, arus, klorofil a, fito, dan zoo Zoo, salinitas, pH, dan klorofil a 0,667 Kapas-kapas Suhu, salinitas, pH, DO, arus, klorofil a, fito, dan zoo Suhu, DO, arus, dan klorofil a 0,623 Lencam Suhu, salinitas, pH, DO, arus, klorofil a, fito, dan zoo DO, arus, dan klorofil a 0,602 Pepetek - - - Kuwe Suhu, salinitas, DO, arus, dan fito Suhu, DO, arus, dan fito 0,445 Baronang - - - Barakuda - - - Total hasil tangkapan Suhu, pH, DO, arus, Klorofil a dan fito Suhu dan DO 0,499

6.3.6 Asosiasi antara Hasil Tangkapan Dominan dengan Habitat

Hasil analisis factorial correspondence analiss FCA menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara jenis ikan dengan habitat dan waktu tertentu. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa 87,47 keragaman terjelaskan dalam 3 sumbu utama pertama dengan akar ciri secara berurut masing-masing 0,076, 0,034 dan 0,015 Tabel 13 Lampiran 27. Habitat lamun berkontribusi cukup besar dalam pembentukan sumbu utama 1 sedangkan mangrove dan muara sungai berkontribusi besar dalam membetuk sumbu utama 2 positif dan negatif. Plot jenis ikan dan habitat per waktu pengamatan menunjukkan bahwa ikan biji nangka, baronang, baronang lingkis, kerong-kerong, barakuda, dan kuwe lebih berasosiasi dengan habitat lamun. Ikan lencam, kapas-kapas, dan pepetek lebih berasosiasi dengan habitat dekat mangrove sedangkan udang dan rajungan berasosiasi dengan muara sungai Gambar 16, 17 18. Tabel 13 Hasil analisis factorial correspondence analiss FCA menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara jenis ikan dengan habitat selama penelitian F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Eigenvalue 0,076 0,034 0,015 0,009 0,005 0,002 0,001 0,000 0,000 0,000 Inertia 52,922 23,989 10,554 6,626 3,432 1,417 0,678 0,334 0,028 0,019 Cumulative 52,922 76,911 87,465 94,091 97,523 98,940 99,618 99,952 99,981 100,000 Gambar 16 Plot stasiun dan waktu pengamatan pada sumbu FCA 1 dan 2. Gambar 17 Plot jenis ikan pada sumbu FCA 1 dan 2. Gambar 18 Konfigurasi tiga komponen utama untuk asosiasi antara jenis hasil tangkapan dan habitat di lokasi pemasangan sero di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo selama penelitian.