Hasil per rekruitmen relatif

216 Mengingat proses rekruitmen selalu mengikuti proses pemijahan kepiting bakau maka bila dikaitkan dengan hasil analisa musim pemijahan, terlihat kedua proses tersebut saling terkait. Musim pemijahan kepiting bakau pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut maupun Mayangan juga terjadi sepanjang tahun, dengan puncak musim pemijahan terjadi selama kurang lebih enam bulan yakni pada mulai bulan Maret sampai Agustus. Dengan demikian terbukti bahwa proses pemijahan selalu mengawali proses rekruitmen. Rentang waktu antara proses pemijahan ke proses rekruitmen adalah kurang lebih satu bulan. Hal ini disebabkan karena ukuran minimum kepiting bakau yang tertangkap pada ketiga wilayah perairan mangrove berukuran diatas empat sentimeter. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya maka pola rekruitmen pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut maupun Mayangan sama dengan pola rekruitmen kepiting bakau pada perairan Bintan Selatan Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian Iskandar dan Badrudin 1991 yaitu dalam setahun juga terjadi dua puncak rekruitmen. Meskipun demikian terdapat perbedaan puncak rekruitmen, dimana puncak pertama terjadi pada bulan Juli sedangkan puncak kedua pada bulan Oktober. Perbedaan ini mungkin terkait dengan perbedaan waktu memijah. Kasry 1996 menyatakan bahwa puncak kegiatan memijah kepiting bakau berbeda antar perairan.

4.2.2.3.2 Hasil per rekruitmen relatif

Untuk mengkaji hasil per rekruitmen relatif digunakan analisa hasil per rekruitmen relatif r elatif feild per recruit analyses dari progam FISAT FAO- ICLARM Fish stook assessment tools Beverton Holt 1964 dalam Pauly 1984. Dalam analisa ini diperlukan dua parameter sebagai input yakni nilai kematian alami per laju pertumbuhan MK dan lebar pertama kali tertangkap per lebar karapaks infiniti LcL ∞ dari tiap jenis per jenis kelamin kepiting bakau pada masing-masing stasiun penelitian seperti tersaji pada Tabel 28. Dari hasil analisa diperoleh kurva hasil per rekruitmen relatif Lampiran 20 dari tiap jenis per jenis kelamin kepiting bakau pada masing-masing stasiun penelitian, dan nilai maksimum dari hasil per rekruitmen relatif terhadap tingkat rasio eksploitasi tersaji pada Tabel 29. 217 Hasil per rekruitmen relatif Y ′R maksimum dari semua jenis kepiting bakau baik jantan maupun betina pada stasiun penelitian Blanakan, Tanjung Laut, maupun Mayangan terjadi pada tingkat eksploitasi maksimum. Nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau jantan keempat jenis kepiting bakau pada stasiun penelitian Blanakan adalah 0.028, sedangkan nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau betina keempat jenis pada stasiun penelitian ini berkisar antara 0.026- 0.028 Tabel 28 Nilai hasil perbandingan lebar pertama kali tertangkap dan lebar karapaks infinitif serta perbandingan laju kematian alami dan kecepatan pertumbuhan kepiting bakau Scylla spp. Jantan Betina Stasiun Jenis L c L ∞ MK L c L ∞ MK S. paramamosain 0.31 2.07 0.30 2.06 S.olivacea 0.33 2.15 0.32 2.19 S.serrata 0.31 2.05 0.29 2.06 Blanakan S. tranquebarica 0.32 2.06 0.31 2.11 S. paramamosain 0.34 1.98 0.30 2.00 S.olivacea 0.34 2.12 0.35 2.16 S.serrata 0.34 2.00 0.33 2.03 Tanjung Laut S. tranquebarica 0.37 2.07 0.37 2.10 S. paramamosain 0.34 2.04 0.29 2.02 S.olivacea 0.34 2.11 0.33 2.14 S.serrata 0.33 2.00 0.31 2.04 Mayangan S. tranquebarica 0.34 2.00 0.31 2.05 Tabel 29 Hasil per rekruitmen relatif maksimum dan tingkat rasio eksploitasi kepiting bakau Scylla spp. Jantan Betina Stasiun Jenis Hasil per Rekruitmen Relatif Y ′R Keterangan Hasil per Rekruitmen relatif Y ′R Keterangan S. paramamosain 0.028 E-max 0.027 E-max S.olivacea 0.028 E-max 0.026 E-max S.serrata 0.028 E-max 0.026 E-max Blanakan S. tranquebarica 0.028 E-max 0.028 E-max S. paramamosain 0.032 E-max 0.028 E-max S.olivacea 0.031 E-max 0.029 E-max S.serrata 0.031 E-max 0.029 E-max Tanjung Laut S. tranquebarica 0.031 E-max 0.033 E-max S. paramamosain 0.029 E-max 0.028 E-max S. olivacea 0.030 E-max 0.027 E-max S. serrata 0.030 E-max 0.027 E-max Mayangan S. tranquebarica 0.031 E-max 0.028 E-max Hasil per rekruitmen relatif terhadap tingkat rasio eksploitasi 218 Pada stasiun penelitian Tanjung Laut nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau jantan keempat jenis kepiting bakau berkisar antara 0.31-0.032, sedangkan nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau betina keempat jenis pada stasiun ini berkisar antara 0.028-0.033. Sementara pada stasiun penelitian Mayangan, nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau jantan ke-empat jenis kepiting bakau berkisar antara 0.029-0.031, sedangkan nilai Y ′R maksimum dari kepiting bakau betina keempat jenis pada stasiun ini berkisar antara 0.027-0.028. Hasi analisa hasil per rekruitmen relatif dari keempat jenis kepiting bakau pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut, dan Mayangan menunjukkan bahwa hasil per rekruitmen relatif dari kepiting bakau jantan secara umum terlihat relatif lebih tinggi dari pada hasil per rekruitmen relatif kepiting bakau betina. Hal ini mungkin juga menjadi salah satu penyebab tingginnya kelimpahan kepiting bakau jantan pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut, dan Mayangan. Meskipun demikian hasil analisa secara umum menunjukkan bahwa hasil per rekruitmen relatif kepiting bakau antar jenis maupun antar wilayah tidak terlalu berbeda. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa hasil per rekruitmen relatif dari keempat jenis kepiting bakau jantan maupun betina pada ketiga wilayah perairan mangrove, dapat terjadi pada semua tingkat eksploitasi. Hasil per rekruitmen relatif maksimum terjadi pada tingkat ekploitasi yang maksimum pula. Hal ini berarti proses rekruitmen pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut, dan Mayangan masih tetap dapat berlangsung, sekalipun eksploitasi kepiting bakau berada pada tingkat maksimum. Atau dapat dikatakan bahwa tingkat eksploitasi kepiting bakau pada wilayah perairan mangrove Desa Blanakan, Tanjung Laut, maupun Mayangan belum mengganggu proses rekruitmen kepiting bakau. 4.2.3 Evaluasi Efektivitas Ablasi Tangkai Mata Kepiting Bakau 4.2.3.1 Struktur Jaringan Tangkai Mata