124 lebih kecil dibanding dengan daya dukung ekologi. Ini menunjukkan bahwa
walaupun penawaran daya dukung ekologi produk ekowisata pesisir cukup besar, namun permintaan akan produk ekowisata pesisir tersebut masih sangat terbatas,
sehingga jumlah kunjungan pada saat keseimbangan relatif masih kecil. Kondisi ini juga menunjukkan adanya ekses permintaan wisata, dimana selisih antara daya
dukung ekologi dengan ekonomi merupakan peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Kondisi ini dapat dilakukan dengan
pengelolaan ekowisata yang efektif dan integrasi antar aspek melalui upaya konservasi sumberdaya obyek wisata, penurunan biaya perjalanan wisata,
perbaikan kualitas pelayanan, dan promosi kawasan wisata Togean. Davis and Tisdell 1996, nilai daya dukung ekonomi suatu kawasan
konservasi masih dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang efektif dan optimal dari sisi pengelola kawasan konservasi dan peningkatan pengetahuan wisatawan.
Peningkatan pengetahuan tentang ekowisata bahari terutama kegiatan wisata selam, distribusi dan rotasi setiap penyelaman, pengaturan ruang dan waktu bagi snorkeler
dan fotografer bawah laut diharapkan dapat memberikan dampak kerusakan yang relatif kecil. Kombinasi keduanya diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan eksistensi obyek wisata bahari dan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Kesediaan membayar WTP oleh turis terhadap nilai obyek wisata
merupakan bentuk partisipasi finansial dalam pengelolaan sumberdaya alam bagi kepentingan industri pariwisata dalam jangka panjang. Besar-kecilnya nilai WTP
suatu obyek wisata berbeda pada setiap kawasan wisata dan negara Davis 1998.
4.3.3. Daya Dukung Sosial
Kajian daya dukung sosial dalam penelitian ini adalah tingkat penerimaan masyarakat lokal host dengan datangnya para pengunjung tourist tanpa
mengganggu kenyamanan yang telah ada. Diasumsikan bahwa ada jumlah maksimum jumlah wisatawan yang berkunjung ke gugus Pulau Togean, sehingga
masyarakat lokal belum merasa terganggu dengan kedatangan wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan 68.00 masyarakat lokal memberikan persepsi
bahwa tidak ada perubahan perilaku masyarakat lokal sejak adanya wisatawan terutama wisman dan 18 masyarakat menyatakan ada perubahan perilaku
masyarakat lokal. Perubahan perilaku tersebut menyangkut segala sesuatu yang
125 terkait dengan kegiatan yang selalu dinilai dengan uang atau ada kecenderungan
pergeseran nilai individualis kurangnya rasa saling tolong-menolong, dan perubahan cara berpakaian. Selain itu, keberadaan wisatawan belum memberikan
pengaruh yang signifikan dalam sisi ekonomi dan perubahan kualitas hidup masyarakat lokal sehingga keberadaan wisatawan disikapi dengan biasa saja.
Terkait dengan kenyamanan masyarakat lokal dengan keberadaan wisatawan, hasil penelitian menunjukkan bahwa beragam pendapat maupun penilaian
masyarakat lokal dan wisatawan tentang rasio yang optimum antara wisatawan dengan masyarakat lokal. Umumnya masyarakat lokal menyatakan bahwa selain
karena pertambahan jumlah kunjungan wisatawan, ketidaknyamanan masyarakat dapat terganggu terutama disebabkan oleh cara berpakaian wisatawan dan interaksi
sosial. Namun jika masyarakat diberi keleluasaan memilih rasio wisman dengan masyarakat lokal, maka sebanyak 94 responden menyatakan satu wisatawan
berbanding 1-30 orang penduduk lokal 64 memilih 1 berbanding 20. Ini berarti bahwa ada kemungkinan keberadaan seorang wisman dapat mengganggu
kenyamanan 1 atau pun 30 orang masyarakat lokal, tergantung cara interaksi antar wisatawan dengan penduduk lokal dan perilaku individu wisman. Jika diasumsikan
jumlah penduduk usia produktif dan lanjut di Kecamatan Togean wilayah gugus Pulau Togean pada tahun 2009 sebanyak 9 839 jiwa, dan bahwa ada interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat setempat, maka maksimum jumlah wisatawan berkunjung ke kawasan wisata Togean 492 orang per hari masih lebih kecil dari
daya dukung ekologi 692 orang. Hal ini sesuai dengan Saveriades 2000, bahwa ketidaknyamanan seseorang dapat membatasi penerimaannya ketika orang lain
masuk untuk berinteraksi Social Carrying Capacity, walaupun secara ekologi Biological Carrying Capacity masih tersedia relung untuk orang tersebut masuk
berinteraksi.
4.3.4. Daya Dukung Fisik