126 digunakan adalah kapasitas pantai, kapasitas kamar, kepadatan penginapan, dan
keberadaan fasilitas marina selengkapnya disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 Kebutuhan ruang untuk fasilitas wisata pesisir
No Uraian
Realitas di Gugus Pulau Togean
Standar Kebutuhan Fasilitas Wisata Pesisir
Keterangan
1. Fasilitas pantai Setiap kamar 2 penghuni,
memiliki 1 buah WC, 1 bak mandi, dan 1 pancuran. 1
unit pancuran disediakan di luar cottage untuk
memenuhi 10 orang Fasilitas kebersihan yang
setara dengan 5 buah WC, 2 buah bak mandi
dan 4 pancuran air untuk setiap 500 orang
Sesuai
2. Kepadatan penginapan
- 93 tempat tidur per hektar - Tersedia 300 tempat tidur
total 150 kamar 60-100 tempat
tidurhektar Sesuai
3. Fasilitas marina - Ukuran
- Kapasitas pelabuhan
- Lahan Setiap usaha wisata
memiliki 1 tambat kapal dengan jumlah 1 – 3
boatjetty - 150-200 perahukapal
wisata - 75-150 perahuha
- 100 perahuha untuk
parkir, penyimpanan dan perbaikan
Sesuai
Sumber: Data Primer Yang Diolah 2009. Tabel 27 menunjukan bahwa secara fisik, fasilitas wisata pesisir di setiap
lokasi usaha wisata pesisir belum melebihi daya dukung standar kebutuhan fasilitas. Setiap kamar yang disediakan oleh pengusaha wisata dipakai untuk 2
orang turis. Namun pada musim puncak dan cottage tertentu, kebutuhan hunian terkadang melebihi daya tampung kamar 150 kamar yang mencapai 300 orang per
hari atau 13 800 orang per tahun, sehingga wisatawan menggunakan ruang tunggu, restoran dan pantai menggunakan tenda sebagai tempat tidur darurat. Kondisi ini
harusnya dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk melayani turis, menyediakan transportasi ke obyek wisata pesisir dan peralatan standar wisata pesisir misalnya
alat snorkeling sesuai keinginan turis.
4.3.5. Integrasi Keempat Dimensi Daya Dukung
Daya dukung dapat diukur dalam sebuah level kunjungan turis, dimana kegiatannya dikaitkan dengan individu, fasilitas dan pelayanan khusus. Daya dukung
dikarakteristikkan oleh atribut-atribut ekonomi, fisik dan sosial. Setiap tipe daya dukung bervariasi secara nyata antara satu tempat dengan lainnya, tergantung ciri
kealamiahan yang dimiliki suatu kawasan, pemanfaatan dan tujuan yang ingin
127 dicapai Jovicic and Dragin 2008. Integrasi keempat daya dukung ditujukan untuk
memperoleh satu nilai optimal dari daya dukung wisata pesisir yang telah mempertimbangkan keempat aspek tersebut. Secara operasional berarti bahwa
jumlah wisatawan yang masuk ke gugus Pulau Togean berdasarkan daya dukung integrasi, mampu meminimalisir degradasi sumberdaya pulau, secara ekonomi
menguntungkan, sesuai dengan kapasitas penginapan cottage, turis dan masyarakat merasa nyaman dengan kegiatannya masing-masing. Davis and Tisdell 1996,
bahwa daya dukung pada kegiatan wisata scuba-diving tidak hanya dihasilkan dari keterkaitan langsung antara aspek biologi biological carrying capacity dan
manusia social carrying capacity, akan tetapi diperlukan juga dimensi lain yakni dimensi ekonomi. Hasil analisis optimasi keempat aspek daya dukung disajikan pada
Tabel 28 dan Lampiran 10. Tabel 28 Hasil optimasi keempat daya dukung ekowisata pesisir di gugus Pulau
Togean
No. Uraian Sumberdaya
Terpakai SisaLebih
Keterangan
1. Daya Dukung Terpadu orang 492
Alokasi optimal 2. Luas kawasan ekowisata pesisir
yang termanfaatkan ha 11.44
+4.40 Tersedia = 7.04 ha 3. Tingkat pencemaran perairan di
gugus Pulau Togean 0.03
-0.97 Baku mutu maksimum = 1
4. Optimasi jumlah masyarakat dengan turis orang
9 839 0 Penduduk = 9 839 org
5. Nilai daya dukung ekonomi US
91 385.64 -235.79 DDEkonomi per hari
= US 91 620.43 6. Kapasitas akomodasi unit
246 +96 Tersedia = 150
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2009. Tabel 28 menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan keempat aspek daya
dukung, maksimum wisatawan yang masuk ke kawasan wisata pesisir gugus Pulau Togean yakni 492 orang per hari 22 632 turis per tahun Lampiran 10. Nilai daya
dukung gabungan ini menunjukkan nilai optimal yang mengakomodir dan mampu mengeliminir trade off kepentingan ekologi, sosial, ekonomi dan fisik dalam
pengelolaan ekowisata pesisir. Ini menunjukkan bahwa jika kegiatan ekowisata pesisir hanya mempertimbangkan aspek konservasi sumberdaya alam, jumlah
kunjungan turis ke kawasan PPK Togean akan lebih besar atau mencapai 962 orang per hari dengan potensi pencemaran yakni 0.03 dan tingkat pemanfaatan kawasan
11.44 ha melebihi total kawasan yang sesuai untuk kegiatan ekowisata pesisir.
128 Namun demikian, konsep ekowisata pesisir tidak hanya ditujukan untuk
konservasi sumberdaya pesisir dan laut, akan tetapi juga mempertimbangkan daya dukung sosial harmonisasi hubungan host- tourist sebanyak 492 turis per hari, dan
budaya lokal partisipasi masyarakat dalam menjaga sumberdaya pesisir dan laut atau obyek wisata. Daya dukung yang terintegrasi juga mampu meningkatkan daya
dukung ekonomi saat ini 63 turis per hari dan peningkatan ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat lokal pendapatan dari usaha wisata
pendukung dan turunannya. Pengelolaan ekowisata pesisir juga memerlukan dukungan fasilitas akomodasi
daya dukung fisik untuk kenyamanan selama berwisata. Total ketersediaan kamar cottage
yang sesuai standar di gugus Pulau Togean yakni 150 kamar, dimana setiap kamar dapat dihuni sebanyak 2 turis sehingga maksimum daya tampung kamar
sebanyak 300 turis. Jika pada musim puncak kunjungan turis tingkat hunian melebihi kapasitas kamar, maka pihak pengusaha wisata menggunakan kamar
karyawan cottage pelayan, guide, master dive lokal, dan teknisi untuk ditempati atau turis memilih pindah ke cottage luar Togean misalnya di Pulau Batudaka.
Hasil analisis daya dukung integrasi menunjukkan bahwa terdapat kelebihan turis sebanyak 96 orang. Keterbatasan kamar tersebut harusnya dapat diatasi dengan
mengoptimalkan potensi akomodasi yang dimiliki penduduk lokal. Tisdell 1996 dan Wood 2002, salah satu prinsip ekowisata dari sisi ekonomi adalah pengusaha
dan masyarakat harus bekerja sama dalam pengelolaan kunjungan wisata guna memaksimumkan manfaat ekonomi wisata. Manfaat ekonomi masyarakat lokal
dapat dicapai dengan tumbuhnya usaha-usaha penginapan baru dan pendukungnya, sebagai multiplier effect dari kegiatan ekowisata. Permasalahannya, manajemen
wisata masyarakat lokal kurang mendukung akibat rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Nilai efektifitas pengelolaan ekowisata dan daya dukung yang diperoleh ini
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan ekowisata pesisir termasuk bagaimana memberikan pemahaman tentang ekowisata bagi masyarakat
lokal. Tisdell 1998 menyatakan bahwa pengelolaan ekowisata selalu mempertimbangkan aspek ekologi, sosial dan ekonomi, oleh karena secara ekologi
kegiatan wisata bahari sangat rentan akan kerusakan sumberdaya laut dan secara sosial dapat memunculkan ketidaknyamanan bagi masyarakat lokal.
129
4.4. Efektivitas Pengelolaan Ekowisata Pesisir di Gugus Pulau Togean