133 produk wisata relatif rendah sehingga multiplier effect ekowisata pesisir tidak
signifikan pada masyarakat lokal. Dampak yang ditimbulkan ini hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang terkait dengan kegiatan wisata, seperti
transporter guide lokal, sebagian kecil nelayan, homestay dengan tingkat hunian
yang terbatas tergantung kelebihan daya tampung cottage dan sebagian kecil pedagang makananminuman kecil.
Batas Baw ah Batas Atas
Buruk Baik
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Status Keefektifan Pengelolaan Ekow isata PPK S
u m
b u
Y
Real Ekow isata Titik Acuan Utama
Titik Acuan Tambahan
Gambar 23 Kondisi eksisting indeks efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean ditinjau dari dimensi ekonomi
3. Dimensi sosial
; status efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir berdasarkan dimensi sosial selanjutnya disajikan pada Gambar 24.
Gambar 24 menunjukkan bahwa berdasarkan dimensi sosial, pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean berada pada kategori cukup efektif, oleh
karena indeks efektivitas menunjukkan nilai 52.02 di atas 50 . Posisi status keefektifan pengelolaan berada pada batas atas atau dapat dikatakan kecenderungan
hasil pengelolaan ekowisata pesisir saat ini mengarah pada kondisi yang cukup
134 baik. Status keefektifan pengelolaan dalam posisi ini masih perlu ditingkatkan
dengan mengoptimalkan seluruh atribut dalam dimensi sosial.
Batas Baw ah Batas Atas
Buruk Baik
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Status Keefektifan Pengelolaan Ekow isata PPK S
u m
b u
Y
Real Ekow isata Titik Acuan Utama
Titik Acuan Tambahan
Gambar 24 Kondisi eksisting indeks efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean ditinjau dari dimensi sosial
Kondisi ril menunjukkan bahwa keberadaan wisman bagi masyarakat belum memberikan dampak yang nyata baik dari sisi perubahan perilaku maupun
perubahan kualitas hidup. Terkait dengan interaksi sosial, wisman merasakan bahwa masyarakat lokal memiliki tingkat penerimaan dan persahabatan yang tinggi
terhadap mereka. Interaksi masyarakat lokal dengan wisman belum nyata menyebabkan pergeseran nilai-nilai dan norma di masyarakat lokal. Pengetahuan
masyarakat lokal tentang ekowisata yang masih rendah menyebabkan potensi sosial budaya belum dioptimalkan untuk menjadi atraksi ekowisata di daerah ini, kecuali
pelaksanaan “festival togean” yang dilaksanakan sekali dalam setahun.
4. Dimensi kelembagaan ; status efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir
berdasarkan dimensi kelembagaan disajikan pada Gambar 25.
135
Batas Baw ah Batas Atas
Buruk Baik
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Status Keefektifan Pengelolaan Ekow isata PPK
S u
m b
u Y
Real Ekow isata Titik Acuan Utama
Acuan Tambahan
Gambar 25 Kondisi eksisting indeks efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean ditinjau dari dimensi kelembagaan
Gambar 25 menunjukkan bahwa dari sisi kelembagaan, pengelolaan kegiatan wisata pesisir di gugus Pulau Togean masuk dalam kategori kurang efektif. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai indeks keefektifan pengelolaan sebesar 45.91 , yang berarti bahwa baru 45.91 dimensi kelembagaan memberikan peran dalam pencapaian
pengelolaan ekowisata pesisir yang efektif di gugus Pulau Togean. Status keefektifan pengelolaan berdasarkan titik acuan tambahan dalam dimensi ini
menunjukkan terdapat atribut yang kinerjanya belum sesuai dengan tujuan awal, sementara pencapaian tujuan bagi atribut masih berada pada posisi antara baik dan
buruk sedang atau skor 1. Atribut yang belum optimal kinerjanya berdasarkan skor yang diperoleh saat ini skor 0 adalah pelaksanaan regulasi fee untuk
konservasi yang belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap upaya kelestarian terumbu karang, mangrove dan nilai budaya obyek ekowisata.
Hasil EFANSIEC guna mengetahui status efektivitas pengelolaan ekowisata selanjutnya ditampilkan dalam bentuk diagram layang pada Gambar 26.
136
88.47
40.94
52.02 45.91
Ekologi
Ekonomi
Sos ial Kelembagaan
Gambar 26 Diagram layang nilai indeks efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean
Berdasarkan nilai-nilai status efektivitas pengelolaan yang diperoleh bagi keempat dimensi memperlihatkan bahwa ternyata dimensi ekonomi dan
kelembagaan merupakan dimensi yang paling lemah di bawah nilai 50 dalam menunjang keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir secara umum. Ini berarti
bahwa kedua dimensi tersebut harus ditingkatkan dan atau dipertahankan statusnya guna keberlanjutan pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean.
Sebaliknya, ada 2 dua dimensi pengelolaan yang masuk dalam kategori cukup efektif sosial dan sangat efektif pengelolaannya ekologi. Diagram layang-layang
juga dapat memberikan informasi bahwa semakin ke arah titik pusat kedudukannilai status keefektifan pengelolaan, semakin buruk peran dimensi
tersebut dalam efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir. Indeks keefektifan pengelolaan pada dimensi ekonomi, sosial dan kelembagaan dapat ditingkatkan
kontribusinya ke arah kategori yang lebih efektif baik dengan melakukan analisis tingkat kepentingan atau sensitivitas “leverage” terhadap atribut penyusunnya.
Hasil analisis sensitivitas selanjutnya dibahas pada sub-sub bab analisis sensitivitas pengelolaan ekowisata pesisir.
137 Hasil EFANSIEC per dimensi gabungan seluruh atribut dimensi efektivitas
pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean disajikan pada Gambar 27.
Batas Bawah Batas Atas
Buruk Baik
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Status Keefektifan Pengelolaan Ekowisata PPK S
u m
b u
Y
Real Ekow isata Titik Acuan Utama
Titik Acuan Tambahan
Gambar 27 Hasil EFANSIEC yang menunjukkan nilai efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir pada kondisi eksisting di gugus Pulau Togean
Hasil analisis untuk gabungan seluruh dimensi pengelolaan pada Gambar 27 menunjukkan bahwa indeks keefektifan pengelolaan ekowisata pesisir IEPEP di
gugus Pulau Togean mencapai 62.50 pada skala 0 – 100 . Ini berarti bahwa hasil penilaian terhadap 20 atribut penting yang tercakup dalam 4 dimensi
pembangunan ekowisata, menunjukkan pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean kawasan TNKT berada pada kategori cukup efektif nilai IEPEP
pada kategori 51 - 75 . Berdasarkan titik acuan tambahan untuk seluruh dimensi menunjukkan bahwa sepuluh atribut pertama titik acuan utama baik
“good” yang digunakan untuk titik acuan tambahan batas atas “up”, memiliki nilai skor yang besar atau cenderung mengarah pada kondisi baik skor 2 sehingga
kondisi ini dicapai tersebut harus dijaga, sementara sepuluh atribut sisanya harus
138 ditingkatkan pencapaian tujuannya. Atribut-atribut yang telah dikelola secara baik
tersebut umumnya terkait dengan atribut ekologi, sementara pencapaian tujuan pengelolaan bagi atribut yang terkait dengan dimensi pembangunan ekonomi,
sosial dan kelembagaan masih berada pada kondisi yang buruk skor 0 sampai sedang skor 1. Berdasarkan nilai IEPEP gabungan yang diperoleh dari empat
dimensi, maka indeks pengelolaan ekowisata yang dicapai saat ini harus ditingkatkan nilainya melalui perbaikan pada atribut-atribut penting yang
mempengaruhi pengelolaan ekowisata pesisir.
4.4.3. Nilai Sensitivitas Atribut Pengelolaan Ekowisata Pesisir