Atribut pada Dimensi Ekologi Atribut pada Dimensi Ekonomi

148 Nilai-nilai parameter pada Lampiran 14 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Atribut pada Dimensi Ekologi

Atribut yang berfungsi sebagai stok dalam dimensi ekologi ini yakni sumberdaya ekowisata. Nilai awal initial level diperoleh dari hasil analisis kesesuaian kawasan ekowisata, baik untuk kawasan terumbu karang 57.69 ha dan mangrove 11.33 ha maupun kawasan pantai 1.37 ha. Daya dukung kawasan terumbu karang yang berpotensi untuk ekowisata pesisir yakni 135.80 ha, diperoleh dari hasil analisis dugaan yang diproksi dari luasan DPL 19.4 ha per desa dikali 5 desa CII 2006. Laju pertumbuhan 0.146 dan degradasi terumbu karang 0.052 diperoleh dari analisis data series MRAP 1998, Laporan Monitoring dan Evaluasi Biologi 2004 di Teluk Kilat, hasil penelitian Zamani et al. 2007 dan hasil survei dalam penelitian ini Lampiran 3. Proporsi 50 fee konservasi diperoleh dari informasi dari pemerintah daerah dan pengelola TNKT tentang persentase dana bagi konservasi terumbu karang dan mangrove. Laju degradasi mangrove diperoleh dari data citra satelit, sementara abrasi pantai diperoleh dari wawancara terhadap pemilik cottage mengenai perubahan garis pantai di kawasan wisata. Fraksi pencemaran perairan laut diperoleh dari analisis regresi probit antara rasio kualitas air dan baku mutu dengan jumlah penduduk pada 10 stasiun pengamatan contoh yakni 0.0000595. Fee konservasi adalah persentase dana 25 yang diperoleh dari pajak usaha wisata 25 per wisman. Fraksi fee konservasi adalah perbandingan antara besarnya dana dari fee konservasi program rehabilitasi karang dengan luasan terumbu karang yang dihasilkan dari program tersebut. Fee konservasi belum dikelola dengan baik sehingga belum nyata memberikan dampak pada keberlanjutan sumberdaya terumbu karang dan mangrove.

2. Atribut pada Dimensi Ekonomi

Nilai awal initial ekonomi masyarakat lokal merupakan dampak langsung dan tidak langsung dari sektor pariwisata pesisir diperkirakan mencapai Rp359.56 juta. Nilai ini diperoleh dari upah 47 tenaga kerja wisata di enam cottage selama setahun dengan upah Rp991.667 per bulan dan pendapatan dari usaha lain yang berinteraksi dengan usaha ekowisata pesisir perikanan dan perdagangan. Fraksi biaya terhadap pendapatan masyarakat lokal sebesar 0.527 diperoleh dari pangsa biaya usaha perikanan terhadap total penerimaan nelayan. Kontribusi usaha wisata 149 bagi penerimaan daerah berbentuk pajak usaha, dibayarkan per tahun yang diperoleh dari 25 biaya akomodasi dan restoran per wisman. Harga produk yang diterima dari wisman adalah besarnya penerimaan usaha wisata sebelum dikurangi biaya-biaya akomodasi dan konsumsi serta pajak usaha yang diperoleh dari seorang wisman selama menginap di usahanya yakni rata-rata Rp1.86 juta per orang. Dari total penerimaan per wisman tersebut, 1.41 merupakan bagian dari upah tenaga kerja dan 3.88 adalah bagian yang diterima oleh usaha-usaha turunan pendukung kegiatan ekowisata pesisir. Tax 0.25 merupakan persentase pajak usaha yang diberlakukan oleh pemerintah daerah terhadap seluruh usaha perhotelan dan restoran untuk satu orang pengunjung per sekali kunjungan di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, dimana 25 dari penerimaan pajak dialokasikan untuk konservasi sumberdaya, sisanya 75 merupakan penerimaan daerah dari sektor pariwisata. Nilai auxilary 0.5 menunjukkan besarnya dana dari penerimaan usaha wisata yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata pesisir. Terkait dengan tenaga kerja lokal, laju tenaga kerja diperoleh jumlah tenaga kerja karena adanya investasi dalam usaha wisata dan karena kebutuhan wisman akan tenaga kerja yang digunakan untuk pemandu wisata guide dan tumbuhnya usaha-usaha baru. Nilai 0.00000004 pada fraksi tenaga kerja per modal berarti bahwa setiap Rp27 244 681.00 penerimaan dari usaha wisata, akan dialokasikan untuk pengembangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1 orang. Nilai ini diperoleh dari perbandingan antara rata-rata modal yang diinvestasikan di usaha wisata yakni Rp213 416 666.7 dengan jumlah tenaga kerja lokal yang terserap rata-rata 7.83 orang. Nilai 0.002857 pada fraksi tenaga kerja per wisman merupakan hasil dari perbandingan antara kebutuhan 1satu tenaga kerja per 350 wisman. Ini berarti bahwa jika terjadi kelebihan sebanyak 50 dari orang wisman dari kapasitas daya tampung akomodasi 300 orang yang tersedia, akan memerlukan 1 orang tambahan tenaga kerja. Setiap kelebihan 50 orang wisman, akan memerlukan 1 tenaga kerja sebagai pelayan homestay milik penduduk dan pemandu wisata di usaha transportasi lokal selam mengunjungi obyek-obyek wisata di Togean. Nilai konstanta 0.125 pada outflows tenaga kerja lokal diperoleh dari 1 satu dari 8 orang tenaga kerja lokal pada usaha wisata akan keluar mencari pekerjaan lain jika kondisi kunjungan wisman memasuki low season. 150

3. Atribut pada Dimensi Sosial