96
4.1.3. Perkembangan Kunjungan Wisatawan
Kepulauan Togean memiliki potensi besar di sektor pariwisata, khususnya bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan bawah laut. Wisatawan
mancanegara wisman sangat tertarik mengunjungi Togean karena sekaligus dapat menikmati keindahan di darat dan laut. Kedatangan wisman berlangsung sejak lebih
dari 10 tahun lalu, dan makin berkembang pada pertengahan tahun 1990-an. Kebanyakan dari mereka adalah wisatawan lepas backpacker yang datang ke
Indonesia tanpa melalui Biro Perjalanan Wisata BPW. Selain wisman, wisatawan domestik yang datang ke Togean untuk tujuan wisata masih sangat terbatas
jumlahnya dan belum terdata dengan baik. Kedatangan wisatawan domestik pun umumnya untuk tujuan berusahawiraswasta dan kunjungan kerja instansi
pemerintah. Kunjungan wisman berfluktuasi dalam setahun, dimana musim puncak kedatangan biasanya terjadi pada bulan Agustus dan terendah pada bulan Desember
setiap tahun. Fluktuasi kunjungan wisman berdasarkan data bulan oktober tahun 2007 sampai september 2008 disajikan pada Gambar 16.
1 20
1 1
2 19
10 12
26 41
138
41
15 30
45 60
75 90
105 120
135 150
OKT NOP
DES JAN
PEB MAR
APRL MEI
JUNI JULI
AGST SEPT
Bulan Ju
m lah
T u
r is
A si
n g
or an
g
Gambar 16 Periode kunjungan wisman dalam setahun di Kepulauan Togean Disbudpar Kabupaten Tojo Una-Una 2008
Gambar 16 menunjukkan bahwa penurunan kunjungan pada September sampai Mei selain disebabkan oleh akhir dari periode liburan, juga disebabkan oleh
cuaca yang kurang baik di wilayah Kepulauan Togean pada umumnya seperti masuknya musim hujan, badai dan ombak yang tinggi. Dinamika kunjungan
wisatawan dan kegiatan wisata pesisir di kawasan wisata PPK tropis umumnya
97 ditentukan kondisi iklim hujan dan matahari dan perubahan faktor
hidrooseanografi Dodds 2007. Wong 1998 menyatakan bahwa perubahan pergantian dalam hal kondisi gelombang laut, pergeseran pasir dan arus, level air
sungai dan musim penangkapan ikan di Asia Tenggara, secara umum terkait dengan sistem musim angin. Wisman yang berkunjung ke wilayah kepulauan tropis
umumnya melakukan kegiatan wisata yang terkait dengan laut terumbu karang, mangrove dan biota lainnya, matahari berjemur dan pantai berpasir atau dikenal
dengan 3S sea, sun dan sand. Mieczkowski’s 1985 dalam Scott et al. 2004 memperkenalkan tourism climate index TCI yang memberikan bobot 50
pengaruh hujan, matahari dan angin dalam kegiatan wisata pesisir. Kegiatan wisata pesisir yang baik sesuai dan umum dilakukan turis menurut Scott et al. 2004
yakni intensitas dan lama hari hujan lebih sedikit, matahari bersinar lebih lama dan angin disesuaikan dengan kondisi.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Togean dalam kurun waktu tahun 2000-2007 jumlahnya berfluktuasi. Peningkatan kedatangan wisman tertinggi
terjadi pada tahun 2001 186 dan menurun drastis sampai 38 pada 2002 Lampiran 6. Penurunan jumlah kunjungan ini disebabkan karena terjadinya
kerusuhan Poso pada tahun 2000. Namun karena lingkungan yang sangat alami sehingga daya tarik utama wisata berada pada karakteristik sehingga pada 2003
jumlah kunjungan kembali meningkat mencapai angka 3 122 wisman. Selain mengkaji jumlah kunjungan wisatawan, penelitian ini juga
menganalisis perilaku wisatawan yang berkunjung ke Pulau Togean. Perilaku tersebut terkait dengan persepsi turis terhadap atraksi obyek wisata, penilaian
terhadap perilaku masyarakat lokal, pelayanan usaha wisata, ketersediaan prasarana dan sarana serta peranan kelembagaan pemerintah dalam pengelolaan ekowisata
pesisir selengkapnya disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Togean
umumnya berasal dari negara-negara di Benua Eropa. Secara spesifik, negara asal wisatawan yang terbanyak berasal dari Jerman 12.00 , selanjutnya Perancis dan
Spanyol masing-masing 10.00 . Rata-rata pendapatan per bulan wisman yang berkunjung ke gugus Pulau Togean US 3 226.22 atau berkisar antara US 1 234 -
5 601 dengan pekerjaan wisatawan didominasi pekerjaan di bidang swasta tidak
98 diperinci secara jelas oleh wisatawan. Terkait dengan obyek wisata, wisatawan
memiliki persepsi yang baik tentang alam dan lingkungan masyarakat sebagai atraksi wisata di Togean sehingga untuk mempertahankan kelestarian alam tersebut,
seluruh wisatawan bersedia membayar fee untuk upaya konservasi. Sebaliknya upaya melakukan promosi akan eksistensi obyek wisata pesisir dan Taman Nasional
Kepulauan Togean oleh pihak pemerintah dinilai oleh wisatawan masih sangat minim. Hal ini juga dikemukakan oleh Kasim 2008 bahwa pengetahuan dan
sumber informasi tentang obyek wisata Pulau Togean oleh wisatawan umumnya diperoleh dari promosi pengelola cottage dan informasi teman yang pernah
berkunjung ke lokasi ini. Tabel 17 Tingkat persepsi wisatawan terhadap atraksi dan pelayanan ekowisata
pesisir di gugus Pulau Togean No. Uraian
Keterangan
1. Distribusi asal wisatawan Eropa=86.62; Amerika=6.02;Afrika=0.33;
Asia=3.01 Australia-Oceania=4.01 2. Umur tahun
Rata-rata= 36; kisaran= 15-57 3. Incomebulan wisman US
Rata-rata= 3 226.22; Kisaran= 1 234 – 5 601 4. Distribusi jenis pekerjaan wisatawan
Swasta=42; Pelajar=10; Pengajar= 14; Pensiunan=8; Pekerja Bank=6, lainnya=6
sisanya = peneliti, enginer, tenaga medis, diver dan pelaut.
5. Alasan berwisata ke Togean Keindahan dan kealamiahan alam=100
6. Penilaian terhadap obyek wisata Sangat baik = 100
7. Penilaian obyek wisata Togean dibanding Lokasi lain
Better = 32; Same= 48; Worse= 16; Ragu- ragu= 4
8. Persepsi turis terhadap masyarakat lokal Baik = 91.3; Sedang = 8.7
9. Pelayanan usaha wisata terhadap wisatawan Sedang = 50 10. Penilaian terhadap living cost di Togean
Rendah-sedang US500-1 500 11. Kesediaan membayar fee untuk konservasi
sumberdaya alam di TNKT Bersedia= 100; Tidak bersedia=0
12. Penilaian terhadap promosi wisata Baik =0; sedang=80;buruk=20
Catatan: Jumlah Contoh Wisatawan N 50 orang
Sumber: Data Primer Yang Diolah 2009.
4.1.4. Karakteristik Sosial dan Budaya Masyarakat Lokal