Skenario Pesimis dalam Dimensi Kelembagaan Skenario Pesimis Gabungan

156

3. Skenario Pesimis dalam Dimensi Sosial

Skenario pesimis dalam dimensi sosial yakni penurunan tingkat kenyamanan beraktifitas wisman dan masyarakat lokal dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan kegiatan ekowisata pesisir. Simulasi ini ditujukan untuk mengkaji dampak skenario pengelolaan terhadap kualitas hidup melalui penyerapan tenaga kerja dan ekonomi masyarakat lokal. Bentuk operasional skenario yakni ketidaknyamanan karena prasarana dan sarana yang terbatas, lokasi wisata yang kurang aman, dan seluruh kegiatan ekowisata yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat guide, transporter dan nelayan untuk pemenuhan kebutuhan makanan bagi wisman diambil alih oleh usaha wisata. Hasil analisis model dinamik skenario pada dimensi sosial terhadap pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean disajikan pada Lampiran 13. Hasil simulasi dalam dimensi sosial dengan menurunnya kenyamanan beraktivitas dan tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan menyebabkan penurunan dalam kunjungan wisman, pendapatan ekonomi yang diterima masyarakat lokal, dan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan ekowisata pesisir sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup. Penurunan kunjungan wisman dan ekonomi masyarakat lokal dalam jangka panjang, menyebabkan penurunan luas kawasan ekowisata pesisir yang sesuai dalam jumlah yang relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya aktivitas wisata pesisir dapat melestarikan sumberdaya perairan di PPK terumbu karang dan mangrove. Di lain pihak, ada indikasi bahwa penurunan kualitas hidup masyarakat lokal menyebabkan terjadinya konsentrasi masyarakat pada satu pekerjaan perikanan misalnya yang kecenderungan pada pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan. Ketidaknyamanan juga dapat disebabkan karena adanya regulasi yang belum memihak pada masyarakat umum. Issu tentang pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan rendahnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata saat ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak setuju dengan keberadaan TNKT.

4. Skenario Pesimis dalam Dimensi Kelembagaan

Skenario pesimis dalam dimensi kelembagaan adalah tidak ada perbaikan dalam pengelolaan regulasi fee konservasi dan penambahan infrastruktur 157 penunjang ekowisata pesisir yang berdampak pada tidak kompetitifnya kawasan ekowisata pesisir Togean. Infrastruktur penunjang yang dimaksud adalah prasarana transportasi, akomodasi dan telekomunikasi. Hasil analisis model dinamik dari skenario kurangnya ketersediaan infrastruktur terhadap pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean disajikan pada Lampiran 15. Hasil simulasi ketersediaan infrastruktur penunjang menunjang bahwa terjadi peningkatan kunjungan wisman dalam jumlah yang relatif kecil dibanding pada skenario dimensi ekologi dan ekonomi. Skenario ini juga memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah wisman dan ekonomi masyarakat lokal dalam jangka panjang berdampak pada penurunan luas kawasan ekowisata pesisir yang sesuai. Peningkatan ekonomi lokal relatif lebih kecil dari skenario ekologi, namun masih lebih besar dari skenario ekonomi dan sosial. Perbedaan ini disebabkan oleh pengaruh langsung dari penurunan harga produk skenario ekonomi dan ketidaknyamanan menyebabkan penurunan dalam jumlah wisman dan pendapatan usaha wisata. Namun demikian terdapat kecenderungan bahwa dengan infrastruktur penunjang yang terbatas, kunjungan wisman ke kawasan ekowisata pesisir Togean masih tetap meningkat setiap tahunnya.

5. Skenario Pesimis Gabungan

Skenario pesimis gabungan dilakukan untuk mengetahui kondisi terburuk dari seluruh level dimensi pengelolaan ekowisata pesisir akibat ditiadakannya upaya konservasi, peningkatan laju pencemaran dan degradasi sumberdaya PPK, penurunan harga produk ekowisata pesisir, rendahnya partisipasi masyarakat lokal, ketidaknyamanan wisman dan masyarakat lokal, dan keterbatasan infrastruktur penunjang kegiatan ekowisata. Hasil analisis model dinamik dalam skenario pengelolaan pesimis gabungan terhadap kegiatan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean disajikan pada Tabel 31. Tabel 31 menunjukkan bahwa akibat pengelolaan ekowisata yang kurang baik dalam atribut ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan menyebabkan seluruh level dimensi mengalami penurunan kuantitas baik dalam hal luasan obyek ekowisata pesisir yang sesuai, ekonomi masyarakat lokal dan kunjungan wisman. Pada skenario 1, penurunan kualitas dan kuantitas obyek ekowisata pesisir sampai pada tahun ke-20 belum menyebabkan penurunan kunjungan wisman, namun 158 setelah tahun tersebut jumlah kunjungan wisman mengalami penurunan. Sementara dampak dari skenario 2 dan 3, terjadi penurunan jumlah wisman dari tahun ke-1 sampai ke-25, dengan perubahan terbesar pada skenario 3. Peningkatan dalam kunjungan wisman pada skenario 1 disebabkan oleh keberadaan atraksi ekowisata budaya dan sisa kawasan ekowisata pesisir yang sesuai 26.20 ha pada tahun ke- 20. Penurunan luasan obyek ekowisata pesisir, ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja lokal pada skenario 2 lebih besar dari skenario pada tahun pertama sampai tahun ke 5 mengalami perubahan yang cukup besar dan signifikan, selanjutnya mengalami perubahan yang relatif kecil sampai konstan. Tabel 31 Perubahan nilai stok pada skenario pesimis gabungan proyeksi 25 Tahun No Dimensi dan Jenis Stok Tahun ke- 5 10 15 20 25 1. Total sumberdaya wisata ha - Optimal Basis 70.39 74.94 77.98 79.65

79.83 78.90

- Skenario pesimis 1 70.39 58.07 47.61 37.42 26.20 12.36 - Skenario pesimis 2 70.39

44.02 25.05

9.08 8.15

7.33 - Skenario pesimis 3 70.39 58.38 48.60 39.24 29.07 16.68 2. Ekonomi masyarakat lokal Rp juta - Optimal Basis 359.56 384.68 391.32 397.96 403.25 409.36 - Skenario pesimis 1 359.56 213.65 206.47 206.50 206.61 206.58 - Skenario pesimis 2 359.56 203.84 183.79 170.79 158.79 147.64 - Skenario pesimis 3 359.56 135.64

61.39 28.56

13.47 6.44

3. Tenaga kerja lokal orang - Optimal Basis 47 104 137 155 166 173 - Skenario pesimis 1 47 86 99 106 109 111 - Skenario pesimis 2 47 84 94 95 92 88 - Skenario pesimis 3 47 74 60 41 26 16 4. Populasi wisman orang - Optimal Basis 2 050 2 080 2 111 2 143 2 175 2 208 - Skenario pesimis 1 2 050 2 054 2 059 2 061 2 061 2 060 - Skenario pesimis 2 2 050 1 912 1 781 1 657 1 541 1 432 - Skenario pesimis 3 2 050 947 440 206 98 47 Keterangan untuk simulasi: - Optimal basis : nilai stok berdasarkan kondisi eksisting - Skenario pesimis 1 : peningkatan pencemaran air, degradasi sumberdaya, harga produk ekowisata dan kenyamanan turun, serta penyediaan infrastruktur berubah 2 kali dari nilai awal - Skenario pesimis 2 : peningkatan pencemaran air, degradasi sumberdaya, harga produk ekowisata dan kenyamanan turun, serta penyediaan infrastruktur berubah 3 kali dari nilai awal - Skenario pesimis 3 : peningkatan pencemaran air, degradasi sumberdaya, harga produk ekowisata turun, dan penyediaan infrastruktur berubah 2 kali dari nilai awal, nilai kenyamanan memburuk. Dampak terbesar akibat skenario 2 adalah penurunan luasan yang sesuai untuk obyek ekowisata pesisir terutama yang sifatnya sumberdaya terbarukan seperti terumbu karang dan mangrove. Skenario 2, luasan terumbu karang yang sesuai bagi