Konsep Efektivitas Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

37 baik dari dalam maupun luar negeri Sathiendrakumar 1989. Peran sektor ekowisata dapat dilihat dari ukuran tenaga kerja, pendapatan, PDRB maupun total produksi. Umumnya, besaran pengaruh masing-masing ukuran dari atau terhadap sektor ekowisata diperlihatkan melalui nilai pengganda multiplier. Makin tinggi nilai pengganda semakin besar peran sektor ekowisata dalam perekonomian wilayah. Nilai income multiplier ekowisata berkisar antara 0.4 hingga 1.2 Depbudpar 2007. Besaran income multiplier memperlihatkan bahwa ekowisata dapat menggerakkan aktifitas perekonomian lokal dan regional. Manfaat ekonomi lainnya adalah kenaikan kesejahteraan penduduk lokal. Fisik lingkungan dan budaya di sekitar mereka, yang sehari-hari dihadapi, akan memberikan dampak langsung bagi keberlangsungan hidupnya. Karenanya, ukuran ini menjadi penting terutama bagi yang mendiami di sekitar wilayah-wilayah yang terancam kepunahan protected area. Sebagian pendapatan penduduk lokal yang dapat diidentifikasi adalah jasa pemandu, pemilik penginapan, driver, penjual cindera mata, atau jasa lainnya. Upaya menghitung dampak ekowisata terhadap ekonomi lokal berhasil dilakukan pada Dorrigo National Park di New South Wales, Australia, dengan hasil kontribusi 7 dari PDRB dan 8.4 mampu menyerap tenaga kerja Tisdell 1998a. Selain memperoleh manfaat ekonomi bagi masyarakat dan ekonomi secara nasional, kegiatan ekowisata juga berdampak pada terancamnya kelestarian sumberdaya terutama perairan laut yakni melalui pencemaran. Pencemaran lingkungan dan degradasi sumberdaya perairan laut berdampak pada penurunan nilai ekonomi wisata. Penurunan nilai manfaat ini disebabkan oleh meningkatnya biaya konservasi termasuk biaya pengendalian pencemaran cost of pollution dan penurunan penerimaan revenue oleh masyarakat dan pajak bagi pemerintah akibat degradasi sumberdaya atau penurunan kualitas produk wisata. Ini berarti bahwa penurunan kualitas produk wisata akibat pencemaran lingkungan perairan laut menyebabkan penurunan permintaan akan produk wisata bahari Tisdell 1998.

2.6. Konsep Efektivitas Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

Efektivitas menggambarkan keberhasilan dalam melakukan suatu tindakan, atau dapat dikatakan suatu tindakan yang berhasil guna Anonim 2003. Eriyatno 1999 menyatakan bahwa efektivitas mencakup kegiatan apa yang seyogyanya 38 dikerjakan dan menjamin bahwa kriteria yang terpilih adalah yang mempunyai relevansi dengan tujuan. Terkait dengan manajemen organisasi, perbedaan antara berhasil dan efektif seringkali mengungkapkan ihwal mengapa para supervisor dapat memperoleh output yang memuaskan hanya apabila mereka berada di sekitar bawahan dan mengawasi mereka dengan ketat. Tetapi, jika tanpa ada pengawasan maka pelaksanaan sesuatu kegiatan dan tujuannya menjadi tidak tercapai. Jadi, suatu kegiatan dikatakan efektif jika pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan seseorang ataupun aturan yang berlaku cenderung menghasilkan produktivitas jangka panjang dan perkembangan suatu organisasi Hersey dan Blanchard 2000. Jika diaplikasikan pada suatu kegiatan pemanfaatan sumberdaya PPK, efektivitas dapat diukur melalui dampak produktivitas relatif yang ditimbulkan oleh jenis pemanfaatan yang telah direncanakan dan berlangsung dalam jangka panjang lestarisustainable dan selalu mengalami perkembangan Hershman et al. 1999. Di Amerika Serikat, ada yang dikenal dengan konsep “Effectiveness of Coastal Zone Management ” ECZM. Kajian ECZM berlangsung pada tahun 1995 dan 1997 yang dilakukan untuk menggambarkan bagaimana sebaiknya program pengelolaan wilayah pesisir mengimplementasikan lima tujuan aksi U.S. Coastal Zone Management Act , CZMA. Kelima tujuan aksi tersebut yakni 1 proteksi kawasan estuari dan mangrove; 2 proteksi pantai, bukit pasir, tebing pantai dan pantai berbatu; 3 ketersediaan layanan publik; 4 revitalisasi urban waterfront; dan 5 akomodasi di kawasan pelabuhan laut. Efektivitas dapat diukur melalui pencapaian keseluruhan outcome pelaksanaan dan keputusan program pengelolaan pesisir, proses yang digunakan untuk mencapai hasil dan kepentingan yang memberikan issu bagi program pengelolaan wilayah pesisir Hershman et al. 1999. Program nasional yang dievaluasi terdiri 4 tahapan dasar indikator proses guna mengestimasi 1 kepentingan relatif dari issu 2 keefektifan potensial dasar program kebijakan, proses dan penggunaan tools, 3 keefektifan hasil yang didasarkan pada seluruh indikator, dan 4 keseluruhan bentuk keefektifan hasil dikomparasikan dengan keefektifan potensi dan issu penting Good et al. 1999. Model umum dan langkah-langkah yang digunakan dalam kajian tersebut disajikan pada Gambar 5. 39 Gambar 5 Model umum evaluasi efektivitas program pengelolaan kawasan pesisir di USA Hershman et al. 1999 Goodwin 1999 menyatakan bahwa sebuah programkegiatan pengelolaan pesisir dikatakan efektif jika memenuhi 4 syarat yakni: telah diwujudkan dalam bentuk kebijakan formal atau dalam pengertian lainnya seperti dokumen petunjuk untuk tujuan membantu kota besar merevitalisasi waterfront yang rusak; telah menyajikan bantuan teknis dan atau keuangan, atau bentuk kemitraan aktif, untuk merencanakan untuk dan menerapkan revitalisasi waterfront; telah meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi kepada masyarakat; dan tujuan lain pengelolaan pesisir telah dicapai oleh masyarakat, termasuk penambahan aksesibilitas publik terhadap air, restorasi kerusakan lingkungan, dan memelihara situs dan struktur sejarah. Efektivitas pengelolaan ekowisata bahari menunjukkan optimal-tidaknya peran kelembagaan yang menaungi dan memberikan pedoman pelaksanaan kegiatan ISSU INDIKATOR PENTING Sosial, Ekonomi, lingkungan dan politik: - Kepentingan issu untuk program pengelolaan pesisir - Perubahan populasi masy.pesisir dan tekanan pembangunan - Faktor spesifik lain untuk tujuan utama individu PERTANYAAN PRINSIP PENELITIAN: Seberapa efektif program pengelolaan pesisir baik secara individu maupun kolektif, terutama bagi pencapaian beberapa tujuan utama core objectives INDIKATOR PROSES Kebijakan, proses dan tools: - Hukum, regulasi, pelayanan pemerintah dan legal opinions - Penataan kelembagaan dan perantara - Alat kajian dan inventaris - Alat perencanaan dan regulasi - Alat non regulasi dan akuisisi INDIKATOR OUTCOME: - Area yang dilindungi, direncanakan, yang diperoleh dan direstorasi. - Trend overtime, contoh kasus, hasil lainnya. PRODUK YANG DIHASILKAN PENGUMPULAN DATA Analisis program daerah dan agregasi hasil dalam perspektif nasional PROFIL PENGEL. PESISIR DAERAH: - Konteks lingkungan dan sosial - Program dan kebijakan pengel. pesisir - Proses dan tools yang digunakan - Data outcome secara keseluruhan - Contoh kasus yang patut dicontoh EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PESISIR NASIONAL: - Efektivitas Program pengel.pesisir daerah dan nasional: - Konteks dan issu penting untuk pengelolaan pesisir - Indikator proses sebagai dasar efektivitas - Indikator outcome sebagai dasar efektivitas - Kesimpulan dan Rekomendasi Keputusan dan aksi implementasi kebijakan Konteks membangun untuk merespon kebijakan CZM 40 wisata di PPK. Kelembagaan yang dimaksud adalah suatu organisasi formal ataupun non formal dalam suatu masyarakat memiliki keanggotaan dan terikat dalam aturan hukum yang berlaku untuk ditaati bersama Scott 2004.

2.7. Skala Multidimensi