Kriteria Umum Kesesuaian Pemanfaatan Ekowisata Pesisir di Pulau-Pulau Kecil

26 dikembangkan sarana dan prasarana fisik untuk pelayanan pariwisata yang umumnya tidak melebihi 60 dari luas kawasan zonasi intensif dan memperhatikan daya dukung lingkungan.

2. Zona Ekstensif, yaitu suatu kawasan yang dirancang untuk menerima kunjungan

dan tingkat kegiatan terbatas, untuk menjaga kualitas karakter sumber daya alam. Kegiatan pengunjung dalam zona ini harus dapat dikontrol, dan pembangunan sarana dan prasarana terbatas hanya ditujukan untuk pengunjung kegiatan, seperti jalan setapak, tempat istirahat, menara pandang, papan penunjuk dan informasi.

3. Zona Perlindungan, yaitu suatu kawasan yang dirancang untuk tidak menerima

kunjungan dan kegiatan pariwisata. Kawasan ini biasanya merupakan kawasan yang menjadi sumber air bagi kawasan seluruh pulau, atau memiliki kerentanan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

2.4. Kesesuaian Pemanfaatan Ekowisata Pesisir di Pulau-Pulau Kecil

2.4.1. Kriteria Umum

Keberadaan PPK yang nampaknya cukup potensial namun pada dasarnya memiliki banyak keterbatasan, sudah mulai banyak dilirik untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin. Kondisi keterpencilan, terbatasnya luasan lahan, terbatasnya sumberdaya manusia dan keterbatasan lainnya bukanlah halangan bagi kita untuk dapat memanfaatkan potensi-potensi yang cukup dapat diharapkan, minimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat penghuninya. Kebijakan pulau-pulau kecil yang tidak seimbang akan menghasilkan dampak negatif. Di satu pihak, tidak berkembangnya kawasan PPK akibat kebijakan yang terlalu protektif. Di pihak lain, rusaknya kawasan PPK akibat tekanan pemanfaatan berlebihan. Untuk itu perlu kebijakan yang berimbang, dimana usaha pemanfaatan PPK ditingkatkan, sementara keseimbangan ekologis kawasan masih terjaga Bengen 2002. Terkait dengan konteks arahan pengelolaan PPK, kegiatan pemanfaatannya hanya diperuntukkan bagi kegiatan berbasis konservasi. Artinya, pemanfaatan untuk berbagai kegiatan yang bersifat eksploratif-destruktif tidak disarankan untuk dilaksanakan. Hal ini mengingat bahwa PPK memiliki sejumlah kendala dan karakteristik yang sangat berbeda dengan pengelolaan pulau besar mainland. Atas 27 dasar karakteristiknya, maka arahan peruntukkan dan pemanfaatan pariwisata memiliki kriteria sebagai berikut Bengen 2002: 1. Berjarak aman dari kawasan perikanan, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut tidak menyebarmencapai kawasan wisata. 2. Berjarak aman dengan kawasan lindung, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan di kawasan pariwisata tidak menyebar dan mencapai kawasan lindung. 3. Sirkulasi massa air di kawasan pariwisata harus lancar. 4. Pembangunan sarana dan prasarana wisata tidak mengubah kondisi pantai dan daya dukung PPK, sehingga proses erosi atau sedimentasi dapat dihindari. Lebih jauh Fauzi dan Anna 2005, menyatakan bahwa kebijakan menyangkut PPK pada dasarnya haruslah berbasiskan kondisi dan karakteristik bio-geo-fisik serta sosial ekonomi masyarakatnya, mengingat peran dan fungsi kawasan tersebut sangat penting baik bagi kehidupan ekosistem perairan laut maupun bagi kehidupan ekosistem daratan mainland. Maksudnya agar sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan secara terus-menerus. Salah satu cara yang diterapkan adalah menetapkan Daerah Perlindungan Laut DPL, dengan maksud: perlindungan sumberdaya perikanan, pelestarian genetik dan plasma nutfah serta mencegah rusaknya bentang alam. Beberapa kriteria umum dalam penentuan pemanfaatan pariwisata di PPK menurut dimensi pembangunan adalah Bengen 2002: 1. Dimensi sosial: diterimanya secara sosial, kesehatan masyarakat, rekreasi, budaya, estetika, konflik kepentingan, keamanan, aksesibilitas, penelitian dan pendidikan, dan kepedulian masyarakat. 2. Dimensi ekonomi: nilai ekonomi spesies penting, nilai ekonomi kegiatan perikanan, ancaman terhadap alam, dan keuntungan ekonomi, dan pariwisata. 3. Kriteria dalam dimensi ekologi: keanekaragaman hayati, kealamiahan, ketergantungan, keterwakilan, keunikan, produktivitas, dan vulnerabilitas. 4. Kriteria dalam dimensi regional: tingkat kepentingan regional, dan tingkat kepentingan sub-regional. Kriteria khusus suatu wilayah yang diperlukan untuk menentukan zona kegiatan pariwisata: 28 1. Mempunyai keindahan alam yang menarik untuk dilihat dan dinikmati sehingga membawa kepuasan dan kenangan manis serta memberikan rasa rileksasi dan memulihkan semangat daya produktifnya; 2. Keaslian panorama alam dan keaslian budaya; 3. Keunikan ekosistemnya; 4. Di dalam lokasi wisata tidak ada gangguan binatang buas, arus berbahaya, angin kencang, dan topografi dasar laut yang curam; dan 5. Tersedia sarana dan prasarana yang mudah dijangkau, baik melalui darat maupun laut dekat restoran, penjualan cinderamata, penginapan dan air bersih.

2.4.2. Parameter Kesesuaian Pemanfaatan untuk Ekowisata Pesisir