Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial

142 berbasis konservasi sumberdaya alam guna meningkatkan kualitas obyek wisata dan peningkatan nilai ekonomi dan sosial Katon et al. 2000.

b. Dimensi Ekonomi

Atribut dalam dimensi ekonomi yang dianggap penting untuk dikelola adalah diversifikasi kegiatan ekowisata, atribut optimum harga produk wisata pesisir dan atribut upah tenaga kerja terhadap UMP. Upah tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan ekowisata karena terkait dengan peningkatan kualitas hidup rumahtangga tenaga kerja lokal. Makin tinggi upah yang dibayarkan ke pekerja wisata, semakin banyak kebutuhan utama rumahtangga yang dapat dipenuhi, seperti kebutuhan untuk pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, pakaian dan tabungan. Diversifikasi dan harga produk wisata dalam hal ini biaya yang dikeluarkan selama menikmati obyek wisata berpengaruh terhadap perubahan permintaan wisman dan efek pengganda terhadap produk turunan wisata lain. Efek yang ditimbulkan adalah menstimulir tumbuhnya usaha-usaha turunan dalam skala kecil dan rumahtangga yang mampu meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat lokal. Jika obyek wisata sebagai proksi dari sumberdaya alam mengalami degradasi, maka akan terjadi penurunan dalam kesediaan wisman mancanegara untuk membayar nilai obyek wisata tersebut. Terkait dengan kondisi sumberdaya alam obyek wisata yang relatif masih baik, nilai ekonomi obyek ekowisata gugus Pulau Togean mampu dibayar oleh wisman sebesar US 1 444.82. Produk yang dihasilkan oleh sumberdaya PPK langsung ataupun secara langsung pada dasarnya sangat beragam sehingga memiliki nilai produk yang besar. Keragaman produk wisata termasuk ekowisata budaya dan pangsa pasar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan jika dimanfaatkan secara optimal akan meningkatkan kontribusi ekonomi daerah Iftekhar and Islam 2004. Selain itu, kegiatan ekowisata mampu mengurangi dampak kerusakan, dan jika dikelola dengan baik akan cocok untuk tujuan konservasi biodiversitas Salam et al. 2000.

c. Dimensi Sosial

Berdasarkan nilai skor dan perubahan nilai RMS, atribut yang memiliki peran penting dalam dimensi sosial yakni perubahan kualitas hidup masyarakat lokal dan kenyamanan wisman dan masyarakat lokal dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing. Kenyataan menunjukkan bahwa kualitas hidup 143 masyarakat di Kepulauan Togean masih sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan oleh tingkat pendidikan masyarakat lokal terutama etnis Bajau yang umumnya adalah sekolah dasar, dan fasilitas pendidikan hanya sampai pada sekolah lanjutan pertama SLTP, sementara setingkat tingkat atas berada di kecamatan lain aksesibilitas yang sulit. Hal ini disebabkan karena pola matapencaharian sebagai nelayan yang menyebabkan seluruh anggota keluarga ikut pindah ke wilayah lain dengan tidak menetap menurut musim penangkapan ikan. Selain itu, saat anak masih dalam usia prasekolah, kegiatan melaut telah diakulturasikan ke anak sehingga lingkungan kehidupan laut identik dengan kegiatan sehari-hari. Dari sisi kesehatan, hanya beberapa desa memiliki sumber air bersih dan prasarana kesehatan yang cukup, sementara limbah rumahtangga umumnya dibuang ke laut. Permasalahan ini dapat menjadi faktor penghambat dalam upaya mobilitas vertikal sosial masyarakat, sehingga diperlukan pendekatan kultural dan struktural dalam pemecahannya Satria 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan wisman dan masyarakat lokal merupakan atribut penting yang terkait dengan terjadinya perubahan sikap dan perilaku dalam masyarakat. Perilaku wisman dari sisi pengetahuan dan penghargaan terhadap alam yang sangat besar diharapkan dapat diserap oleh masyarakat lokal, secara ekologi dan ekonomi mampu meningkatkan efektivitas pengelolaan ekowisata pesisir. Pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan wisata pesisir berbasis ekosistem dan nilai budaya sangat penting dalam melestarikan sumberdaya alam atraksi utama ekowisata pesisir. Disadari bahwa ada kecenderungan pelaksanaan nilai budaya lokal dalam pemanfaatan sumberdaya alam di Kepulauan Togean mengalami pergeseran Sangadji 2010. Sebaliknya, kehadiran wisman dalam jumlah besar melebihi daya dukung berpotensi merubah nilai-nilai sosial budaya cultural identity masyarakat lokal Orams 1999.

d. Dimensi Kelembagaan