Skenario Pesimis dalam Dimensi Ekologi Skenario Pesimis dalam Dimensi Ekonomi

154 ketidaknyamanan berwisata dari Rp 3 juta ke Rp 1.5 juta dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekowisata pesisir 0.0154. 4. Dimensi kelembagaan terdapat dua atribut yang penting bagi konservasi obyek ekowisata efektivitas regulasi fee konservasi dan penunjang kelancaran kunjungan wisman penyediaan infrastruktur penunjang. Skenario pesimis yang dibangun adalah penurunan alokasi dana pembangunan infrastruktur dua kali dari nilai awal 0.5, sementara fee bernilai 0. Skenario optimis yakni meningkatkan keefektifan penggunaan fee bagi konservasi dari 0 menjadi 0.00000001 dan meningkatkan porsi dana pembangunan infrastruktur penunjang dari 0.5 menjadi 1. 5. Gabungan atribut penting keempat dimensi baik skenario pesimis maupun skenario optimis yang dilakukan sebanyak dua kali simulasi yakni dengan peningkatan atau penurunan nilai koefisien maupun nilai mutlak sebanyak dua kali dan tiga kali dari nilai awal kenyamanan ditingkatkan ke 4 juta dengan dasar saat ini keamanan dan kenyamanan di lokasi wisata cukup kondusif. Beberapa skenario yang diperoleh dari analisis model pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean, yakni:

A. Skenario Pesimis

Skenario pesimis dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu skenario kebijakan yang dilakukan dengan tidak mempertimbangkan keberlanjutan salah satu atau seluruh dimensi pengelolaan besar kemungkinan terburuk pada satu atau lebih dimensi. Skenario pesimis yang dibangun disajikan sebagai berikut:

1. Skenario Pesimis dalam Dimensi Ekologi

Skenario pesimis dalam aspek ekologi ditujukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi jika pengelolaan ekowisata pesisir mengabaikan aspek kelestarian lingkungan. Skenario yang dibangun adalah terjadi degradasi terumbu karang dan mangrove, serta laju pencemaran meningkat dua kali dari nilai koefisien awal basis yakni masing-masing dari 0.052 menjadi 0.102, 0.00851 menjadi 0.017, dan dari 0.0000595 menjadi 0.000119 hasil analisis selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan pencemaran dan degradasi sumberdaya alam terumbu karang dan mangrove akibat aktivitas pemanfaatan 155 sumberdaya PPK yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan luasan yang sesuai bagi ekowisata pesisir dari 70.39 ha menjadi 12.18 ha pada tahun ke-25. Penurunan tertinggi luasan sumberdaya wisata yang sesuai untuk ekowisata terjadi pada obyek wisata terumbu karang. Namun demikian, penurunan belum berdampak pada penurunan kunjungan wisman dan ekonomi masyarakat lokal. Kondisi ini menunjukkan bahwa jika kawasan ekowisata pesisir yang berbasis ekologi alam mengalami penurunan, maka ekowisata budaya dapat menjadi atraksi alternatif. Penurunan jumlah dalam keempat level sumberdaya tersebut masih lebih kecil dibanding pada kondisi optimal basis.

2. Skenario Pesimis dalam Dimensi Ekonomi

Skenario pesimis dalam dimensi ekonomi yakni penurunan produk wisata dan atraksi ekowisata alternatif. Skenario penurunan harga produk juga dimaksudkan untuk mengkaji konsep harga dan produk dalam konsep permintaan, dimana penurunan harga dapat meningkatkan permintaan produk bagi wisman yang berkunjung ke lokasi wisata Pulau Togean. Hasil analisis model dinamik terhadap pengelolaan ekowisata pesisir di gugus Pulau Togean jika harga produk wisata diturunkan dari Rp1.86 juta menjadi Rp1.00 juta dan proporsi pengembangan ekowisata alternatif menjadi 0.2, selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jika harga produk wisata pesisir diturunkan dan porsi pengembangan ekowisata pesisir alternatif dikurangi, maka terjadi penurunan ekonomi masyarakat lokal dalam jumlah yang relatif kecil. Sebaliknya terjadi peningkatan kunjungan wisman dalam jumlah yang relatif kecil dan penyerapan tenaga kerja lokal. Peningkatan kedua level tersebut masih lebih kecil dari simulasi atribut ekologi. Walaupun peningkatan kunjungan wisman relatif kecil, namun dalam jangka panjang tahun ke-20an terjadi penurunan luas kawasan ekowisata pesisir yang sesuai. Hal ini kemungkinan terjadi akibat peningkatan aktivitas masyarakat dengan meningkatnya jumlah wisman, sehingga terjadi peningkatan laju pencemaran dan degradasi sumberdaya. Terkait dengan penyerapan tenaga kerja, hasil simulasi menunjukkan bahwa walaupun proporsi upah tenaga kerja lokal tetap dan harga produk menurun namun penyerapan tenaga kerja juga meningkat. 156

3. Skenario Pesimis dalam Dimensi Sosial