Perancangan Strategi Pilihan Kebijakan

56

3.2.2. Identifikasi Sistem

Berdasarkan kajian pustaka sebelumnya, dalam penelitian ini ada tiga kelompok variabel secara garis besar yang mempengaruhi kinerja suatu sistem, yaitu 1 peubah terkontrol; 2 peubah tak terkontrol; dan 3 indikator pemberdayaan. Pada sistem pemberdayaan tenaga kerja luar negeri dalam rangka perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal, variabel-variabel yang dipandang mempengaruhi sistem tersebut adalah sebagai disajikan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Diagram Sistem Pemberdayaan TKLN Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Permukiman di Daerah Asal

3.3. Perancangan Strategi Pilihan Kebijakan

Dalam kajian ini, pendekatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penentu rancangan strategi pemberdayaan TKLN adalah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP. Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, diidentifikasi komponen aktor yang berkepentingan dalam penyusunan strategi dalam mencapai tujuan merancang Aksi Pemberdayaan TKLN dalam rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal. Lalu selanjutnya diidentifikasi faktor yang menjadi kebutuhan para pelaku sistem. Langkah yang kemudian diambil adalah merumuskan alternatif strategi yang dapat diambil Peubah Tak Terkontrol : - Kurangnya Ketersediaan Lapangan Kerja - Birokasi Negara Penerima - Globalisasi Perekonomian - Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Permukiman - Sistem Pemberdayaan TKLN Dalam Rangka Perbaikan Kualitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal Peubah Terkontrol : - Administrasi dan Birokrasi - Peraturan dan Regulasi - Unit Pelatihan - Jumlah dan Jenis Tenaga Kerja - PPTKIS - Job OrderDemand LetterWakalah Umpan Balik Indikator Pemberdayaan : - Meningkatnya kelembagaan TKLN di daerah asal - Jumlah dan Kompetensi TKLN meningkat - Meningkatnya Keamanan dan Keselamatan TKLN - Meningkatnya Kesempatan Kerja di dalam negeri - Meningkatnya Pendapatan Masyarakat - Meningkatnya Devisa Negara - Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam di Daerah Asal - Peningkatan Mutu Lingkungan Permukiman 57 dalam mencapai tujuan tersebut, yakni Aksi Pemberdayaan TKLN dalam rangka Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Permukiman Daerah Asal. Rekomendasi strategi pemberdayaan TKLN selanjutnya dicapai melalui penentuan prioritas keputusan strategi alternatif pemberdayaan TKLN yang dilakukan melalui AHP. Data yang diperoleh kemudian diproses dengan menggunakan program computer “Expert Choice version 2000” yang merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology and Microsoft Co. Hasil pengolahan ini kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara kualitatif berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden. Langkah-langkah kerja utama AHP Saaty, 1993, adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem diakukan dengan mendefinisikan persoalan penempatan TKLN dan merinci persolan masalah secara mendalam, perhatian ditujukan pada pemilihan tujuan, kriteria, dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur pasti dalam mengidentifikasi komponen- komponen sistem tujuan, kriteria, aktifitas yang akan dilibatkan dalam sistem hirarki. Komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisis untuk menentukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. 2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang stakeholders secara menyeluruh. Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling terkait, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan, dan skenario. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. 58 3. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks banding berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh dan berada setingkat di atasnya. Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki untuk fokus G, yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan antar elemen yang terkait dan ada dibawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua F1, F2, F3, .........., Fn terhadap fokus G yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atau suatu elemen di puncak matriks. 4. Menghitung matrik pendapat individu Pada langkah ini dilakukan perbandingan berpasangan antara setiap pada variabel pada kolom ke-j dengan setiap variabel pada baris ke-i yang berhububungan dengan fokus G. Perbandingan berpasangan antar variabel tersebut dapat dilakukan dengan pertanyaan “Seberapa kuat variabel baris ke-i didominasi oleh fokus G, dibandingkan dengan kolom ke-j ” Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 3.3. 5. Menghitung matrik pendapat gabungan Pada langkah ini adalah memasukan nilai-nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, penentuan prioritas dan pengujian konsistensi. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat G dibandingkan dengan Fj, maka digunakan angka kebalikannya, Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Untuk tahap 6-8, dapat diolah menggunakan komputer dengan program komputer Expert Choice Version 2000. 59 Tabel 3.3. Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangkan sama besar pada sifat itu 3 Elemen satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainya Pengalaman dan pertimbangan dengat kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlibat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu atau lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 -Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan -Jika untuk aktivitas ke-I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas ke-j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktifitasi mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber : Saaty, 1993. 6. Pengolahan horizontal Pada langkah ini adalah melaksanakan langkah 3, 4, 5 untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatas. 7 Revisi Pendapat Revisi pendapat dilakukan apabila nilai CR cukup tinggi, yaitu lebih dari 0,1 dengan mencari Root Mean Square RMS dan merevisi pendapat pada baris yang memiliki nilai terbesar. Pengumpulan pendapat responden dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000. 8. Sintesis yang memperhatikan konsistensi Menurut Saaty 1993 penentuan perangkat komponen sistem hierarki AHP tidak memiliki prosedur yang pasti, sehingga sistem tidak harus terbentuk secara mutlak dari komponen-komponen seperti yang telah disebutkan di atas. Fokus dalam tahap ini adalah komponen–komponen sistem yang dipilih dan dipergunakan dalam membentuk sistem hierarki yang ada. Hal 60 ini diidentifikasikan berdarkan kemampuan analisis dalam menemukan unsur-unsur yang dimaksud, sehingga penentuan unsur-unsusr tersebut tergantung dari penguasaan para analisis terhadap persoalan atau masalah yang akan dipecahkan. Data sekunder yang diperoleh dari stakeholder terkait dalam penelitian ini diolah secara tabulasi. Selanjutnya dianalisis dengan dua alat analisis yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam menjawab permasalahan pada penelitian maka akan dilakukan pengolahan data dengan metode AHP. Untuk melakukan data dengan metode AHP dibutuhkan sistem-sistem hierarki keputusan yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan abstraksi. Abstraksi sistem hierarki keputusan memiliki bentuk yang saling terkait, dengan ketentuan sebagai berikut : o Level 1 yaitu suatu struktur hirarki keputusan yang merupakan strategi yang akan dicapai. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah pemberdayaan TKLN untuk perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman. o Level 2 merupakan level aktor yang memiliki kepentingan dalam penyusunan strategi aksi pemberdayaan TKLN dalam rangka perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. o Level 3 menunjukkan elemen faktor kebutuhan tiap-tiap stakeholder aktor yang diperoleh melalui wawancara terlebih dahulu dengan stakeholders sebelum kuesioner AHP disebarkan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang aktual dan sesuai dengan yang terjadi di lapangan. o Level 4 menunjukkan prioritas strategi pemberdayaan TKLN untuk memberikan solusi perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal yang dilakukan. Level keempat diperoleh dengan penekanan pada prioritas aktor yang diperoleh pada level kedua dan memperhatikan setiap elemen faktor kebutuhan pada level tiga. Untuk lebih jelasnya sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.3. 61 Sumber : Saaty, 1993

3.4. Analisis Kebijakan