46
2.7.3. Partisipasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Menurut Sumardjo dan Saharuddin 2003, partisipasi adalah peran serta seseorang atau sekelompok dalam suatu kegiatan atau upaya mencapai
sesuatu yang secara sadar diinginkan oleh pihak yang berperan serta tersebut. Pengelolaan sumberdaya alam akan lebih baik, jika
mengikutsertakan masyarakat sejak awal kegiatan sebagai pihak yang menikmati hasil pengelolaan tersebut. Hasilnya akan sesuai dengan aspirasi,
kebutuhan nyata, kondisi sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan demikan, pengelolaan danau memerlukan partisipasi
masyarakat agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan, kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Alasan perlunya partisipasi masyarakat, yaitu: 1 partisipasi merupakan alat memperoleh informasi tentang kondisi, kebutuhan dan sikap
masyarakat; 2 masyarakat lebih mempercayai program pembangunan, jika secara langsung dilibatkan dalam persiapan dan perencanaan; 3 partisipasi
merupakan hak demokrasi. Partisipasi masyarakat akan membangkitkan semangat kemandirian dan kerjasama diantara masyarakat, meningkatkan
swadaya masyarakat, mengakomodasikan kekuatan menggali pembangunan dan mengurangi kebutuhan sumberdaya pemerintah Conyers, 1994.
Bentuk partisipasi dalam pengelolaan sumberdaya alam berbeda tingkatnya. Tingkat partisipasi paling bawah berupa konsultasi pasif dan
partisipasi paling aktif adalah seluruh stakeholder membagi kewenangan
pengelolaan sumberdaya alam, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.3.
Pengelolaan sumberdaya alam yang baik adalah berwawasan lingkungan dan mengikuti kaidah keseimbangan dan kelestarian, kombinasi
antara peningkatan kualitas hubungan antar manusia dengan tujuan pelestarian lingkungan Supriatna et al. 2000. Dengan demikian dalam
pengelolaan danau diperlukan kualitas hubungan antar stakeholder yang menghasilkan kolaborasi dalam pengelolaan danau, yang mendukung
pelestarian danau. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengelolaan danau adalah:
1 harus memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan budaya; 2
47 membangun institusi dan aturan yang untuk mengelola masyarakat termasuk
partisipasi masyarakat. Pembangunan institusi mulai dan level internasional, regional, nasional, dan lokal untuk mengatur penggunaan air danau dan
mengembangkan pengelolaan air danau. Administrasi sumberdaya air memiliki tantangan dan perspektif baru untuk mengembangkan prinsip
keberlanjutan dan rasionalitas pemanfaatan, proteksi dan konservasi air danau secara dinamis UNEP, 2000.
Tabel 2.3. Jenis-jenis Partisipasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Bentuk Partisipasi Ciri-ciri Setiap Jenis Partisipasi
Partisipasi Pasif Masyarakat membicarakan apa yang sedang terjadi atau yang
baru saja terjadi. Administrator melakukan penjelasan tanpa saran
Partisipasi Informasi
Masyarakat memberikan informasi melalui kuisioner atau sejenis tanpa berkesempatan mempengarui keadaan
Partisipasi dalam bentuk konsultasi
Stakeholder memberikan penjelasan, agen eksternal memformulasikan masalah dan solusi. Tidak ada “share” dalam
keputusan Partisipasi karena insentif
material Masyarakat berpartisipasi karena insentif seperti makanan, uang
atau material lainnya. Partisipasi fungsional
Masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yan berhubungan dengan pengelolaan SDA. Masyarakat membentuk
istitusi yang pada awalnya tergantung kepada asistensi eksternal tetapi nantinya akan mandiri
Partisipasi interaktif
Masyarakat berpartisispasi dalam kerjasama membentuk lembaga lokal baru atau menguatkan lembaga lokal yang sudah
ada. Kelompok ini melakukan control terhadap keputusan lokal Partisipasi aktif
Masyarakat berpartisipasi dengan inisiatif bebas dari institusi eksternal untuk merubah sistem.
Sumber: Brown, et.al, 2001
Berkaitan dengan hal di atas, pengelolaan danau memerlukan: 1 memperhitungkan aspek sosial, ekonomi dan budaya; 2 membangun
institusi dan aturan untuk mengatur masyarakat dan stakeholder lainnya dalam memanfaatkan danau; 3 mengelola partisipasi seluruh stakeholder.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan danau di era otonomi daerah, yaitu: kebijakan makro tetap pada pemerintah pusat dengan
prinsip pengelolaan menyeluruh dan terpadu yang memperhatikan kepentingan lintas sektoral dan lintas daerah. Kelestarian sumber air,
pengaturan alokasi serta pencegahan pencemaran dilimpahkan ke provinsi. Pengelolaan danau dilimpahkan ke daerah otonom setempat bersama dengan
masyarakatnya.
48 Upaya pengelolaan danau terpadu secara lintas sektoral, pemerintah
daerah dapat melimpahkan kewenangan pengelolaan kepada BUMD atau suatu badan otoritas, sehingga perencanaan, pelaksanaan kontruksi,
operasional dan pemeliharaan dapat diserahkan kepada BUMD tersebut. Konsep pengelolaan sumberdaya air yang universal yaitu one river, one
plan, one management dapat diterapkan untuk pengelolaan danau.
Selain itu keterlibatan masyarakat sangat penting, tidak hanya dalam pemanfaatan tetapi juga dalam pemeliharaan. Rasa memiliki serta
pemahaman tentang fungsi danau akan mendorong masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan danau Haeruman, 1999.
Tidak dilibatkannya stakeholder daerah dalam pengelolaan danau merupakan penyebab pengelolaan danau tidak efektif, sedangkan tekanan
terhadap keberlanjutan sumberdaya danau terus berlangsung. UU No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan 34 tahun 2004, tentang pemerintahan
daerah memberikan peluang kepada daerah untuk mengelola sumberdaya alamnya dan memberikan pengakuan terhadap keberadaan lembaga
tradisional masyarakat. Hal ini merupakan peluang bagi partisipasi aktif
kelembagaan lokal yang akan membangkitkan partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya daerahnya sendiri.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
3.1.1. Kerangka Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan yang berusaha menemukan model pengelolaan migrasi internasional yang berguna bagi
proses perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal tenaga kerja luar negeri TKLN. Langkah penyusunannya
sehingga dapat terumuskan kebijakan disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Alur Kerja Penelitian
Penelitian diawali dengan analisis kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi yang ada saat ini. Selanjutnya dilakukan analisis tentang
kebutuhan suatu masyarakat di suatu wilayah tertentu terhadap keadaan lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi yang diharapkan. Analisis
terhadap kondisi aktual kondisi lingkungan permukiman, sosial ekonomi
Perancangan Strategi Penguatan Kelembagaan PemberdayaanTKLN
o Kondisi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Daerah Asal TKLN o
Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi Rumahtangga Daerah
Asal TKLN o
Kondisi Kelembagaan Pemberangkatanan dan
Perpulangan TKLN
Identifikasi Elemen-elemen Kebutuhan, Tujuan, Kendala dan
Tolok Ukur Pengembangan Kelembagaan Pemberdayaan TKLN
Studi literatur Survei lapang
FGD
Desain Kebijakan Pemberdayaan TKLN untuk Perbaikan Kualitas Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Permukiman Daerah Asal
Mulai
OK?
Selesai OK?
OK? OK?
Analisis Deskriptif
FGD Analisis AHP
Analisis ISM
FGD