Skala, Arah, dan Komposisi

10

2.1.1. Skala, Arah, dan Komposisi

7 Estimasi yang dilakukan oleh United Nations Population Division yang didasarkan pada data sensus sejak 1980-an mendapatkan sekitar 100 juta orang hidup di luar negara kelahirannya. Dari jumlah 100 juta ini, 36 juta berada di Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara; lebih dari 23 juta hidup di Eropa bagian Timur dan bagian Barat, lebih dari 20 juta di Amerika Serikat dan Kanada; 10 juta di Afrika; 6 juta di Amerika Latin dan Karibia; dan 4 juta di Oseania. Angka-angka ini termasuk didalamnya adalah pengungsi 8 yang pada pertengahan 1980-an berjumlah 12-13 juta juga termasuk migran permanen dan temporer. Jumlah ini, tidak diragukan lagi telah tumbuh pesat ditahun-tahun terakhir ini. Pasalnya, jumlah di atas belum memasukkan 70 juta penduduk bekas Uni Soviet yang saat ini hidup di luar tanah kelahirannya. Di awal 1993, terdapat sebanyak 19 juta orang yang dikategorikan sebagai pengungsi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, dan mungkin saja jumlah ini setara jumlah migran yang setengah terpaksa 9 . Mungkin terasa sangat mengejutkan, jika mendapati fakta menunjukkan bahwa pergerakan migrasi internasional justru terjadi antar negara berkembang. Pengungsian, misalnya, memang banyak terjadi di negara berkembang. Hal ini masih ditambah dengan kenyataan bahwa negara-negara sedang berkembang memiliki banyak magnet penarik migran: termasuk di dalamnya adalah tumbuhnya kekuatan ekonomi baru di Asia Korea Selatan, Malaysia, Hongkong, Singapura dan Taiwan, negara- negara penghasil minyak negara-negara Timur Tengah, Afrika Barat dan Afrika Selatan di Afrika; Venezuela, dan Meksiko di Amerika Latin. Meskipun migrasi internasional hanya merupakan sejumput pergerakan dari 7 Michael S. Teitelbaum dan Sharon Stanton Russell, Fertility, International Migration, and Development, dalam Robert Cassen, ed. Population and Development: Old Debates, New Conclusions, New Brunswick USA and Oxford UK: Transaction Publishers, 1994, pp. 229- 252. 8 Pada tulisan ini, istilah pengungsi digunakan secara ketat sesuai definisi yang digunakan United Nations High Commissioner for Refugees, yang mengacu pada Konvensi PBB tahun 1951 tentang Status Pengungsi, Protocol 1967 tentang Status Pengungsi, dan Konvensi Persatuan Negara Afrika—Organization for African Unity OAU tahun 1969. 9 United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR, The State of the Worlds Refugees: The Challenges of Protection, New York: Penguin Books, 1993, p. 153. 11 total penduduk dunia, namun dampak pergerakan ini relatif besar terutama jika dilihat dari jumlah orang yang bermigrasi. Kelompok yang juga termasuk ke dalam kategori migran internasional adalah mereka yang pergi secara “sukarela” misalnya pekerja jangka pendek dan jangka panjang baik mereka yang terkategori tenaga terdidik maupun tenaga tidak terampil, juga termasuk ke mereka yang “terpaksa” misalnya pengungsi atau pencari ketenangan lain, dan pergerakan orang karena alasan lingkungan atau “ecomigrants”. Termasuk ke dalam spektrum ini adalah pergerakan orang akibat kemiskinan atau kekurangan peluang bekerja dan berusaha di daerah asalnya. Banyak dari mereka menjadi settlers, yakni migran baik legal ataupun illegal namun tinggal permanen di negara tujuan; lainnya telah pergi sekurangnya pada awalnya atas dasar keinginan pindah temporer. Pada umumnya, migran berjenis kelamin laki-laki muda. Lagi-lagi, cukup menarik bahwa antara 40 hingga 60 persen migran di seluruh dunia adalah laki-laki dan untuk kasus pengungsi jumlah perempuan dewasa dan gadis hampir satu setengah kali laki-laki. Dalam beberapa kasus seperti di Indonesia dan Sri Lanka dan pemergian Indonesia ke negara-negara Timur Tengah, mayoritas migran ini adalah kaum perempuan.

2.1.2. Peran Faktor Demografi Dalam Migrasi Internasional