6 Ketiadaan kebijakan yang mengarahkan keterkaitan antara proses migrasi
para TKLN dengan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan menyebabkan adanya kesenjangan antara kondisi saat ini dengan
visi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan analisis kebijakan policy analysis pemberdayaan tenaga
kerja luar negeri yang memperhatikan sistem manajemen lingkungan yang diterapkan. Proses pengembangan dan penyiapan langkah penerapan kebijakan ini
perlu dijelaskan dengan identifikasi sistem yang menggunakan kerangka knowledge management
dan pengembangan alternatif kebijakan dengan analitycal hierarchy process
. Pengembangan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan tenaga kerja luar negeri serta sistem manajemen lingkungan ini diharapkan dapat
mendorong pemberdayaan TKLN menjadi agen-agen perubahan yang dapat mendorong lebih cepat pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
1.4. Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah menelaah proses perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal Tenaga Kerja Luar
Negeri TKLN akibat pemberdayaan migrasi internasional. Secara spesifik, tujuan kajian adalah:
1. Mengidentifikasi hubungan sebab maupun akibat kualitas sumberdaya alam
dan lingkungan permukiman daerah asal dengan pemberdayaan TKLN. 2.
Mengkaji proses pembelajaran dalam kelembagaan pengelolaan migrasi kerja ke luar negeri migrasi internasional berakibat pada perbaikan
sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. 3.
Menyusun kebijakan alternatif revitalisasi kebijakan proses bekerja ke luar negeri yang disempurnakan agar lebih berdampak terhadap kualitas
sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal.
7
1.5. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.
Stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan terhadap migrasi TKLN yang berakibat pada perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan
permukiman terutama di daerah asal TKLN agar dapat menggunakan hasil penelitian ini didalam pengambilan keputusan.
2. Pemerintah baik tingkat daaerah maupun pusat, sebagai acuan dalam
membuat kebijakan berkaitan dengan perencanaan pemberdayaan terhadap migrasi TKLN.
3. Ilmu pengetahuan dalam bidang pendekatan sistem dalam perencanaan
pemberdayaan terhadap migrasi TKI ke luar negeri agar dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan perencanaan pemberdayaan terhadap
migrasi TKLN.
1.6. Novelty
Kebaharuan dari temuan penelitian berdasarkan tataran teori adalah bahwa penelitian ini menemukan bukti lain yang mengarahkan kepada kesimpulan yang
berbeda dengan kesimpulan yang telah ada selama ini mengenai hubungan antara daerah asal dan proses migrasi. Dalam penelitian ini, migrasi tenaga kerja
internasional yang dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya digambarkan sebagai sebuah proses yang disebabkan oleh kemiskinan dan kerusakan
sumberdaya alam dan lingkungan permukiman di daerah asal, tetapi ternyata saat ini proses migrasi tersebut dapat juga terjadi sebaliknya, migrasi tenaga kerja
internasional dapat menjadi sumber atau sarana penanggulangan kemiskinan dan perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman di daerah asal.
Kebaharuan kedua, adalah hasil penelitian tentang rumusan rancangan kebijakan penempatan TKLN yang perlu dikembangkan memiliki arah
memberdayakan TKLN agar berfungsi sebagai sarana perbaikan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan permukiman daerah asal. Rancangan yang
ditemukan berupa kebijakan dengan proses melakukan desentralisasi kebijakan TKLN secara bertahap dan dikembangkan melalui penguatan komunitas TKLN di
daerah asal, pendampingan dan penguatan kapasitas TKLN untuk berorganisasi
8 dan bekerjasama dalam pola kemitraan dengan multi-pihak di berbagai tingkat,
mulai dari kabupaten, provinsi, nasional, bahkan internasional. Desentralisasi kebijakan penempatan TKLN ini juga merupakan upaya
penempatan TKLN yang mempunyai dimensi perlindungan dan pemberdayaan TKLN yang dirumuskan bervariasi mengikuti sentra-sentra daerah pengirim,
dimulai dari yang telah lama berkembang seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur kemudian diikuti proses-
proses berupa kaji-tindak di daerah-daerah lain.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA