30 1.
Visi atau pandangan tentang perubahan. Bagaimana menjadikan aneka visi yang ada di lingkungan intern organisasi menjadi milik bersama sebagai
landasan bagi arah perubahan. 2.
Komitmen manajemen puncak. Terutama di bawah suatu sistem sosial panutan, dimana bawahan tunduk kepada petunjuk dari atas maka
komitmen manajemen puncak terhadap perubahan sangat membantu di dalam mengimplementasikan perubahan-perubahan intern yang diperlukan.
3. Kerjasama kelompok. Pengelompokan di dalam organisasi sesuai dengan
kekhususan aktivitas perlu diarahkan kepada saling pengertian yang lebih luas dan lengkap antar kelompok sehingga memudahkan mekanisme
opresional keseluruhan. Organisasi yang terus-menerus belajar dan menggunakan pengetahuan
untuk berubah merupakan dasar untuk menuju keunggulan kompetitif. Pengetahuan untuk belajar dan pengetahuan untuk berubah diperlukan agar kita
dapat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengubah setiap aspek yang berkaitan dengan organisasi.
Perubahan tidak selamanya berarti buruk sebab perubahan dapat juga berarti sebagai peluang. Makin fleksibel suatu organisasi, makin lebih baik organisasi
itu dapat menanggapi perubahan Pasmore, 1994. Perubahan yang sungguh-sungguh membutuhkan kepemimpinan yang
mampu mengerahkan, teguh dan memiliki pengetahuan yang luas dalam langkah yang perlu ditempuh, menyadari kebutuhan untuk berubah dan memegang visi ke
depan serta mengubah struktur organisasi dan mengoperasikannya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.4. Organisasi Belajar
Organisasi pada dasarnya dapat dipandang sebagai makhluk hidup organisme yang eksistensinya sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengadaptasi berbagai keterbatasan sumber daya dan gerak perubahan lingkungan hidupnya. Dalam konteks seperti ini maka sesungguhnya semua
organisasi senantiasa belajar, disadari atau tidak, dalam rangka mempertahankan
31 kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu organisasi belajar bukanlah sesuatu yang
baru sama sekali, hanya saja dapat dipandang sebagai model pengorganisasian masa depan. Pandangan ini bisa difahami sebab dinamika kehidupan organisasi
masa depan sangat ditentukan oleh kecepatan, inovasi, kualitas sumberdaya insani dan layanan serta senantiasa dapat menciptakan keunggulan-keunggulan baru.
Dalam kaitan ini maka keunggulan kompetitif suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk belajar lebih cepat dari saingannya.
Selama 150 tahun mulai dari 1750 hingga 1990, kapitalisme dan teknologi telah menaklukkan dunia dan menciptakan kebudayaan dunia Druker, 1993.
Transformasi ini didorong secara cepat oleh perubahan yang radikal dalam pemahaman ilmu pengetahuan knowledge. Oleh karena itu knowledge akan
menjadi suatu sumberdaya dan keperluan yang menetukan kelangsungan hidup suatu masyarakat atau organisasi. Dan ini hanya bisa dicapai jika semua anggota
masyarakat atau anggota organisasi bersedia belajar secara terus-menerus. Organisasi belajar menjadi topik menarik diantara para-pakar dan praktisi
menajemen belakangan ini. Akan tetapi belum ada kesepakatan, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan organisasi belajar itu? Sebagian besar
pakar memandang bahwa organisasi belajar adalah suatu proses yang membentang sepanjang waktu, yang dikaitkan dengan pemilikan knowledge
yang diharapkan mampu meingkatkan kinerja organisasi. Pakar yang lain memandang organisasi belajar sebagai proses perbaikan tindakan, melalui
peningkatan pemahaman dan pengetahuan Fiol dan Marjorie, 1985. Peter M. Senge 1990 memandang organisasi belajar sebagai suatu proses pengembangan
kemampuan yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu organisasi untuk menciptakan masa depan yang lebik baik. Garvin 1993 memandang organisasi
belajar sebagai pengorganisasian kreativitas, kecakapan dan transfer knowledge yang selanjutnya diharapkan mampu memperbaiki perilaku sebgai
pengejawantahan wawasan dan knowledge baru. Pemahaman yang menarik dari definisi ini bahwa ide-ide baru, pemikiran-
pemikiran segar menjadi hal yang sangat diharapkan adanya peningkatan krativitas, kemampuan wirausahaan, dan ekonomi organisasi Pucik, 1993.
Dengan demikian kemampuan strategik organisasi atau perusahaan lebih
32 meningkat, yang selanjutnya bisa ikut dalam tangga eskalasi, persaingan saling
mengungguli. Sebab keunggulan masa depan sangat ditentukan oleh pemilikan knowledge kata Druker. Artinya siapa yang lebih cepat belajar, maka ia akan
lebih unggul.
2.5. Manajemen Pengetahuan Knowledge Management