74
4.2. Pola Penyebaran dan Perkembangan Wilayah Asal TKLN
Bekerja di luar negeri bagi warga Kabupaten Cianjur seolah telah menjadi tradisi. Sejak permulaan sejarah pengiriman Tenaga Kerja Indonesia TKI dari
Indonesia ke Arab Saudi sampai sekarang, sebagian masyarakat di Kabupaten Cianjur masih menaruh harapan besar dapat bekerja di luar negeri terutama Arab
Saudi sebagai tenaga kerja luar negeri. Golongan masyarakat yang masih mengidolakan menjadi tenaga kerja luar negeri ini adalah mereka yang
perempuan, kelompok ekonomi lemah, dan mereka yang berpendidikan rendah. Kelompok masyarakat ini tetap memandang bahwa menjadi Tenaga Kerja Luar
Negeri TKLN merupakan pekerjaan alternatif yang masih mungkin dicapai di tengah sulitnya mendapatkan sumber pendapatan di dalam negeri.
Berdasarkan data Kabupaten Cianjur Dalam Angka Tahun 2002, dari 2.121 orang TKLN yang berasal dari Kabupaten Cianjur, semuanya bekerja di Arab
Saudi. Begitu juga yang terjadi pada tahun berikutnya. Berdasarkan data di Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Tahun 2003, jumlah TKLN yang berasal dari
Kabupaten Cianjur adalah 1.364 dengan satu negara tujuan yaitu Arab Saudi. Kepergian TKLN meninggalkan daerahnya secara langsung dan tidak langsung
telah berkontribusi bagi perkembangan daerah asalnya. Peran TKLN dalam proses pembangunan yang utama adalah telah mendatangkan devisa bagi negara
Indonesia yang pemanfaatannya untuk seluruh rakyat Indonesia. Peningkatan jumlah TKLN dari Kabupaten Cianjur juga telah mengurangi jumlah
pengangguran serta menggairahkan kegiatan ekonomi lokal. Banyaknya TKLN terutama Buruh Migran Perempuan yang berasal dari
Kabupaten Cianjur tersebar di beberapa wilayah. Beberapa wilayah yang menjadi kantong TKLN adalah terdapat di beberapa kecamatan di seluruh wilayah
Kabupaten Cianjur baik bagian utara, tengah, ataupun selatan. Wilayah Cianjur bagian utara yang telah lama menjadi basis tenaga kerja Indonesia dan sampai
sekarang dikenal menjadi daerah primadona TKLN adalah Kecamatan Ciranjang disusul Kecamatan Bojong Picung, Cibeber, dan Kecamatan Warungkondang.
Berdasar laporan Bulan Juni Tahun 2000 di Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja, menggambarkan bahwa semua TKLN yang berjumlah 20 orang berasal
dari Kecamatan Ciranjang.
75 Motivasi utama masyarakat di Kabupaten Cianjur untuk menjadi TKLN
pada umumnya terkait dengan upaya perbaikan taraf hidup. Menurut seorang sponsor istilah setempat untuk agen penyalur yang bertugas mengantar calon
tenaga kerja ke perusahaan, bahwa pada Tahun 1994 terjadi keberangkatan yang cukup banyak, ditandai maraknya warga yang ingin menjadi TKLN. Tercatat
sekitar 100 orang pada setiap kali pemberangkatan. Maraknya pemberangkatan TKLN tersebut berlangsung hingga Tahun 2002. Hal ini terjadi karena mudahnya
administrasi dan materi pelatihan pada periode itu. Calon TKLN hanya diwajibkan membawa KTP dengan umur yang sering dimanipulasi. Sebagian
besar dari mereka hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar. Periode setelah 1994-2002, tepatnya mulai Tahun 2003 hingga saat ini, terjadi
penurunan jumlah TKLN yang diberangkatkan. Hal ini diduga terkait semakin rumitnya administrasi yang diterapkan baik dari Depnaker, PPTKIS, sponsor
ataupun Kantor Pemerintah Desa. Musim keberangkatan TKLN umumnya pada bulan Rajab, Ramadhan dan Syawal.
Sebelum dikirim ke negara tujuan, para calon TKLN harus mengikuti pelatihan di PPTKIS. Menurut penuturan seorang sponsor yang terakhir
bekerjasama dengan PT. A, setiap akhir pelatihan dilaksanakan ujian guna mengetahui kesiapan calon TKLN untuk diberangkatkan. Setiap ujian memakan
biaya 50.000 rupiah yang rugi jika calon TKLN yang dibawa oleh sponsor tidak lulus dan harus mengikuti ujian lagi. Sponsor juga memberikan uang saku sebesar
50.000 rupiahminggu setelah terjadinya krisis moneter. Seluruh biaya keberangkatan TKLN ditanggung oleh sponsor. Seperti yang dikemukakan
sponsor ini, PT akan membayar TKLN yang dikirim sebesar 400.000 rupiah sampai 900.000 rupiah per orang. Sponsor yang telah membawa sekitar 500 orang
TKLN dari Desa Kertajaya, Kecamatan Tanggeung ini mengaku mendapat upah dari PT sesuai dengan jumlah calon TKLN yang dibawa dan juga bonus.
Wilayah tengah Kabupaten Cianjur, yang merupakan daerah-daerah pengirim Tenaga Kerja Luar Negeri adalah Kecamatan Tanggeung, Pagelaran,
Sukanagara, dan Kecamatan Campaka. Sedangkan Kecamatan Cibinong adalah satu-satunya wilayah di Kabupaten Cianjur bagian selatan yang merupakan basis
Tenaga Kerja Indonesia. Gambaran pola penyebaran wilayah asal TKLN ini tidak
76 berarti wilayah-wilayah selain yang disebutkan tersebut tidak ada TKLN-nya
sama sekali. Tetapi jumlah tenaga kerja Indonesia dari wilayah yang tidak disebutkan tidak begitu banyak sehingga masyarakat di Kabupaten Cianjur kurang
begitu mengenal apalagi menyebut daerah-daerah tersebut sebagai pengirim TKLN.
Perkembangan lingkungan di wilayah Kabupaten Cianjur terutama di daerah-daerah basis TKLN selama ini masih memperlihatkan ketimpangan antara
wilayah-wilayah asal TKLN yang berada di kawasan Cianjur Utara dengan kawasan di Cianjur bagian tengah dan selatan. Ketidakmerataan perkembangan
lingkungan antara bagian utara dan selatan di Kabupaten Cianjur ini salah satunya dapat dilihat dari perbedaan perubahan lingkungan permukiman di kedua daerah
tersebut. Perbaikan lingkungan permukiman di Wilayah Cianjur bagian utara lebih pesat dan maju dibandingkan dengan kondisi dan perbaikan lingkungan
permukiman di Cianjur bagian tengah dan selatan. Minimnya atau bahkan stagnannya perbaikan lingkungan permukiman di wilayah Cianjur bagian tengah
dan selatan ini dapat dilihat karena wilayah tersebut memiliki sarana dan prasarana dasar jalan, air bersih, persampahan, drainase yang masih terbatas.
Pada perencanaan penentuan fungsi pusat wilayah yang tertuang dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur, Kecamatan Ciranjang memiliki
fungsi permukiman, perdagangan dan jasa, zona industri, kegiatan koleksi dan distribusi, dan fasilitas sosial ekonomi. Secara sederhana, perkembangan wilayah
dan pertumbuhan TKLN di kecamatan-kecamatan Kabupaten Cianjur yang
merupakan basis TKLN dapat digambarkan pada Tabel 4.2.
Pengkategorian tingkat perkembangan wilayah didasarkan kepada data Survei Podes BPS 2006 dengan cara membanding pada data sebelumnya pada
tahun 1998. Kriteria yang dipakai adalah: 1 Jumlah penduduk Pra KS dan KS I, 2 Jenis bahan bakar yang digunakan umumnya keluarga, 3 Jenis tempat
sampah yang digunakan umumnya keluarga, 4 Jenis tempat buang air yang digunakan umumnya keluarga, 5 Penggunaan sumberdaya air dan pemanfaatan
kawasan DAS, 6 Keberadaan permukiman mewah, 7 Kerawanan bencana, 8 Sarana pendidikan mulai Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi, 9 Sarana
kesehatan termasuk apotik, Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Tempat
77
Sumber: Cianjur Dalam Angka 2006, Jabar Dalam Angka 1998 Diolah
Praktek DokterBidan, Poliklinik dan Rumah Sakit, 10 Sumber pemenuhan kebutuhan air bersih, 11 Sarana ibadah, 12 Jenis dan kualitas jalan transportasi
darat, 13 Sarana transportasi dan komunikasi meliputi terminal, stasiun, warpostel dan warnet, 14 Panjang jalur irigasi, 15 Luasan lahan sawah
berdasarkan sumber pengairannya, 16 Sarana perekonomian: pasar, pertokoan, koperasi, bank dan lembaga keuangan mikro, 17 Sarana pemerintahan dan
pelayanan keamanan termasuk balai desa, kantor kecamatan dan poskamling.
Tabel 4.1.
Perkembangan Wilayah di Kabupaten Cianjur berdasar 17 Kategori Podes 1998-2006
No.
Kecamatan Kategori
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Agrabinta 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 21
2 Leles 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 30
3 Sindangbarang 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 25
4 Cidaun 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 26
5 Naringgul 0 2 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
6 Cibinong 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 22
7 Cikadu 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 24
8 Tanggeung 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 28
9 Kadupandak 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 27
10 Cijati 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 30
11 Takokak 1 1 2
2 1
1 1
2 1
2 1
1 2
2 2
2 2
26 12 Sukanagara
2 2 2 1
2 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2 2
2 31
13 Pagelaran 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 23
14 Campaka 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 20
15 Campakamulya 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 24 16 Cibeber
0 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 21 17 Warungkondang 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 20
18 Gekbrong 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 28
19 Cilaku 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 28
20 Sukaluyu 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
21 Bojongpicung 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 24
22 Ciranjang 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 31
23 Mande 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 24
24 Karangtengah 1 2 2
2 2
1 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
30 25 Cianjur
1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 31 26 Cugenang
1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 28 27 Pacet
1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 26 28 Cipanas
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 23 29 Sukaresmi
1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 27 30
Cikalongkulon 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
Keterangan: 0: Terjadi penurunan dari tahun 1998 ke tahun 2006
1: Kondisi tidak berubah dari tahun 1998 ke tahun 2006 2: Terjadi peningkatan dari tahun 1998 ke tahun 2006
78
Sumber: Data Ketenagakerjaan Disnakertrans Kabupaten Cianjur Diolah
Untuk pengkategorian tingkat pertumbuhan TKLN juga digunakan data yang sama selain juga dimanfaatkan data dari Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur. Kriteria penentuan tingkat pertumbuhan TKLN didasarkan pada jumlah pemberangkatan TKLN dari kecamatan tersebut pada
setiap tahunnya.
Tabel 4.2. Perkembangan Wilayah dan Pertumbuhan TKLN di Kecamatan Basis
TKLN di Kabupaten Cianjur
Pertumbuhan TKLN
Perkembangan Wilayah Baik
Kurang baik Tidak baik
Tinggi Ciranjang Bojongpicung,
Tanggeung Cibinong
Sedang Sukanagara Cibeber,
Pagelaran Cempaka
Rendah Cianjur Warungkondang
4.3. Perkembangan dan Perubahan Sosial di Daerah Asal TKLN