27
juga memberikan dasar untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut David, 2006. Matriks IFE dapat diketahui kemampuan
organisasi dalam menghadapi lingkungan internalnya dan mengetahui faktor- faktor internal yang penting. Menurut Umar 2008, menyatakan bahwa matriks
IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Data dan informasi
aspek internal perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi.
Menurut Umar 2008, matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk
menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri
dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan.
3.1.8 Matriks IE
Matriks internal-eksternal merupakan matriks yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal yang menempatkan perusahaan pada salah
satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan kondisi langkah yang harus ditempuh perusahaan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci:
total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu X dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu Y David, 2006.
Menurut David 2006, menyatakan bahwa strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian dan 14 tindakan
yaitu : 1.
Strategi Integrasi Integration Strategy Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang
lebih terhadap distributor, pemasok, dan para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Tipe strategi integrasi terdiri dari,
yaitu :
28
a. Strategi integrasi ke depan forward integration strategy merupakan strategi
yang menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau para pengecer, dan bila perlu
memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barangjasa, sehingga mengganggu stabilitas
produksi, padahal, perusahaan mampu untuk mengelola pendistribusian dengan sumberdaya yang dimiliki. Selain itu, bisnis di sektor pendistribusian
memiliki prospek yang baik untuk dimasuki. b.
Strategi integrasi ke belakang backward integration strategy merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih
ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaaan bahan baku, kualitas
bahan menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak dapat lagi diandalkan oleh perusahaan. Tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan
atau meningkatkan pengendalian bagi para pemasok. Hal ini dilakukan jika pemasok sedikit padahal pesaingnya banyak, pasokan selama ini berjalan
lancar, harga produk stabil, dan pemasok memiliki marjin keuntungan yang tinggi serta perusahaan memiliki modal dan sumberdaya yang berkualitas.
c. Strategi integrasi horizontal horizontal integration strategy merupakan
strategi perusahaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun dengan harus memilikinya. Tujuan strategi ini adalah
untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian para pesaing. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli
dengan seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala ekonomi meningkat, serta modal dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan
mampu meningkatkan ekspansi. 2.
Strategi Intensif Intensive Strategy Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif
perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari :
a. Strategi penetrasi pasar market penetration strategy yaitu strategi perusahaan
yang berusaha untuk meningkatkan penjualan suatu produkjasa melalui
29
usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. Hal ini
dapat dilakukan jika pasar belum jenuh, pangsa pasar pesaing menurun, korelasi yang positif antara biaya 4P produck, price, place, and promotion
pemasaran dan kemampuan untuk bersaing yang meningkat. b.
Strategi pengembangan pasar market development strategy yaitu strategi perusahaan yang bertujuan untuk memperkenalkan produkjasa yang ada
sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Selain itu, stategi ini bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat
dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba sesuai dengan harapan, serta adanya pasar baru atau
pasar yang belum jenuh. c.
Strategi pengembangan produk product development strategy merupakan strategi perusahaan yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan
penjualan dengan cara memodifikasikan produkjasa yang ada sekarang. Strategi ini biasanya memerlukan penelitian yang luas dan tajam serta
membutuhkan biaya yang besar. Hal ini dapat dilakukan, jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan produk sejenis yang lebih
baik dengan harga yang lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh.
3. Strategi Diversifikasi Diversification Strategy
Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari :
a. Strategi diversifikasi konsentrik concentric diversification strategy dapat
dilaksanakan dengan menambah produk atau jasa baru, namun masih berkaitan. Tujuan strategi ini adalah membuat produk baru yang berhubungan
untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika bersaing pada industri yang pertumbuhannya lambat.
b. Strategi diversifikasi horizontal horizontal diversification strategy dapat
dilakukan dengan menambah produk atau jasa pelayanan yang baru, tetapi tidak saling berkaitan untuk ditawarkan pada para pelanggan yang sudah ada.
Hal ini dapat dilakukan jika produk baru dapat mendukung produk lama,
30
persaingan pada produk lama berjalan ketat, distribusi produk baru ke pelanggan lancar dan pada tingkat yang lebih dalam bahwa musim penjualan
dari kedua produk relatif berbeda. c.
Strategi diversifikasi konglomerat conglomerate diversification strategy merupakan strategi yang dilakukan dengan menambah produk atau jasa baru
yang tidak berkaitan. Hal ini dilakukan, jika industri di sektor ini telah mengalami kejenuhan, ada peluang untuk memiliki bisnis yang tidak berkaitan
dan masih berkembang baik, serta memiliki sumberdaya untuk memasuki industri baru tersebut.
4. Strategi Defensif Devensive Strategy
a. Strategi joint venture merupakan strategi perusahaan dimana terjadi saat dua
atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer untuk tujuan kapitalisme modal. Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan
bertahan untuk tidak mau memikul beban usahanya sendirian. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk
perusahaan baru yang terpisah dari induk-induknya. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan merasa tidak mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain.
b. Retrenchment Strategy merupakan strategi perusahaan yang dilaksanakan
melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Hal ini dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan, dirancang agar perusahaan mampu
bertahan pada pasar pesaingnya, perusahaan bekerja dengan sumberdaya yang terbatas dan biasanya menghadapi tekanan-tekanan dari para pemegang
saham, pekerja, dan media massa. Strategi ini juga dilakukan dengan cara menjual aktiva seperti tanah dan bangunan dalam rangka mendapatkan uang
tunai yang diperlukan, penutupan pabrik yang produknya dianggap kuno, pengurangan jumlah karyawan, dan pembuatan sistem pengendalian biaya
yang ketat. Tujuan strategi ini adalah untuk menghemat biaya agar keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian asset
perusahaan. c.
Strategi divestasi divestiture strategy dilaksanakan dengan menjual suatu divisi atau bagian dari perusahaan. Divestasi sering digunakan untuk
meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau
31
investasi strategi lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya, misalnya terus merugi dan
berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. d.
Strategi likuidasi liquidation strategy merupakan strategi yang menjual asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilai nyata asset
tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Hal ini dilakukan
apabila perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaaannya.
3.1.9 Analisis SWOT