59
dilakukan secara langsung menutupi semua alas kandang, tetapi dilakukan secara bertahap, sekam yang sudah ditaburkan kemudian disucihamakan dengan
penyemprotan larutan disenfektan dan formalin. Dua jam sebelum DOC dimasukkan kedalam kandang, pemanas sudah mulai dinyalakan, tujuan supaya
kondisi udara di dalam kandang menjadi hangat dan sesuai dengan suhu udara DOC.
2. Pemanasan
Kegiatan dalam proses pemanasan dilakukan pada saat umur DOC sampai berumur tiga bulan. Pemanasan dilakukan di kandang Brooding hause. Setelah
berumur tiga bulan tidak dilakukan pemanasan, kemudian dilakukan pemisahan antara layer dan breeder.
3. Pemisahan antara ayam arab petelur layer dan ayam pembibitan breeder
Ayam arab petelur layer dimasukkan kedalam kandang baterai. Penggunakan kandang baterai adalah agar ayam tidak terlalu banyak
mengeluarkan tenaga karena terlalu banyak bergerak. Dengan demikian, energinya dimanfaatkan untuk memproduksi telur. Selain itu, sistem kandang
juga dapat memudahkan dalam pemeliharaan, seperti pemberian pakan, pemberian minum, pembersihan kandang dan pengambilan telur.
Ayam arab yang digunakan untuk pembibitan dimasukkan kedalam kandang sangkar. Kandang sangkar digunakan untuk induk penghasil telur tetas.
Kandang sangkar tersebut terdiri dari bilik-bilik, dimana setiap bilik tersebut berisi satu ayam jantan dan enam sampai sepuluh ayam betina.
6.1.4.1 Proses Produksi DOC di Peternakan Trias Farm
Tahapan proses penetasan telur ayam arab untuk menghasilkan DOC yang berkualitas di peternakan Trias Farm adalah:
1. Memilih telur tetas
Karekteristik telur tetas yang baik untuk bisa dijadikan bibit, adalah: a.
Kulit telur tampak bersih dan tidak cacat. b.
Kulit telur tidak tampak terlalu tipis. c.
Bentuk oval bulat lonjong dengan perbandingan lebar dan panjang sekitar 3:4. Telur yang terlalu lonjong atau bulat memiliki daya tetas yang rendah.
60
d. Ukuran seragam normal, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil. Bobot
normalnya antara 35-40 gram. Jika bobotnya kurang dari 35 gram, bibit yang dihasilkan terlalu kecil dan lambat pertumbuhannya. Telur yang bobotnya
lebih dari 40 gram, daya tetasnya rendah karena bibit sering mati sebelum keluar dari cangkang.
e. Pada bagian dalam bulatan telur yang tumpul terdapat ruang udara yang masih
utuh seperti awal dikeluarkan dari induknya. Ruang udara itu dapat dilihat dengan menyorotkan lampu senter.
f. Telur berasal dari induk betina yang dikawinkan oleh pejantan yang sehat.
g. Telur tidak disimpan lebih dari 6 hari. Penyimpanan sebaiknya dilakukan
pada tempat yang bersuhu sedang dan tidak terlalu lembab. 2.
Menetaskan telur Peternakan Trias Farm menggunakan mesin tetas yang berkapasitas 6500
butir telur. Prinsip kerja alat tetas adalah mengganti panas yang ditimbulkan oleh eraman badan induk ayam dengan alat pemanas buatan. Sumber panasnya
menggunakan listrik. Untuk mengetahui tahapan proses produksi DOC dapat dilihat pada Lampiran 8.
Hal yang harus diperhatikan dalam penetasan telur, adalah: a.
Air dan kelembapan Air dibutuhkan dalam proses penetasan untuk mengatur kelembapan.
Kelembapan yang ideal adalah 60-70 persen. Jika kelembapannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, akan mematikan embrio. Untuk mempertahankan embrio
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Mempertahankan temperatur dalam alat tetas.
• Mengatur ventilasi tempat tetas. • Menambah air dalam nampan jika volume menyusut.
• Memberi sehelai kain atau kapas yang ditata merata pada dasar nampan air
agar kelembapan merata. • Untuk mengetahui persentase kelembapan, digunakan hidrometer untuk
diletakkan dalam alat tetas.
61
b. Temperatur
Temperatur dalam alat tetas diusahakan berkisar 38,3-40,6 derajat celcius. Oleh karena itu, alat tetas perlu dilengkapi dengan termometer untuk mengetahui
temperatur dalam ruangan alat tetas. Alat tetas harus dalam keadaan tertutup untuk menjaga pengaruh temperatur luar. Upayakan yang terbuka hanya ventilasi
agar pergantian udara segar tetap terjaga. Jika ventilasi tidak ada, gas karbondioksida akan tertumpuk dan bisa membahayakan penetasan.
c. Pemutar telur
Peletakan telur dalam rak alat tetas dibuat miring sudut kemiringan 40 derajat dengan posisi ujung tumpul bagian yang lebih besar berada di sebelah
atas. Untuk memudahkan pemutaran, kedua bidang putar sebaiknya diberi tanda misalnya A dan B. Pemutaran telur dilakukan secara rutin, minimal tiga kali
sehari. Mulai diputar pada hari keempat dan diberhentikan pada hari kesembilan belas. Arah putaran telur adalah horizontal dengan ujung tumpul telur tetap
berada di sebelah atasnya. Setelah pemutaran, bagian A yang semula berada di sebelah bawah pindah menjadi sebelah atas dan bagian B di sebelah bawahnya,
atau sebaliknya. d.
Pendinginan telur Pendinginan telur dimulai pada hari keempat dilakukan pada siang hari,
dan dihentikan pada hari kesembilan belas. Pendinginan telur membutuhkan waktu sekitar 15 menit dan dilakukan bersamaan dengan pemutaran telur pada
pagi hari. e.
Peneropongan telur Peneropongan telur dilakukan dua kali selama penetasan yaitu pada hari
keempat belas dan kedelapan belas. Bila terdapat telur yang mati embrio mati sebaiknya dikeluarkan, sebab telur yang embrionya mati akan banyak
mengeluarkan gas karbondioksida dan amoniak yang menggangu perkembangan embrio hidup di sekitarnya. Pada saat diteropong, telur yang embrionya hidup
akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: • Titik di tengah kuning telur berwarna merah dan dikelilingi gambaran rambut-
rambut berwarna merah. • Tampak denyutan jantung dari luar.
62
Sebaliknya, telur yang embrionya mati. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: • Titik di tengah kuning telur berwarna hitam dan dalam telur tampak bening.
• Titik di tengah kuning telur dikelilingi warna hitam.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tahapan perlakuan pada penetasan telur dengan menggunakan alat tetas dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tahap-Tahap Perlakuan pada Penetasan Telur dengan Alat Tetas.
Hari Ke
Suhu Ventilasi Pemutaran Telur
WIB Pendinginan
Telur WIB Peneropongan
Telur Celsius
1 38,3 Tertutup Belum
Belum Belum 2 38,3 Tertutup
Belum Belum Belum
3 38,3 Tertutup Belum
Belum Belum 4 38,3 Buka
¼ 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 5 38,3 Buka
13 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 6 38,3 Buka
½ 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 7 38,3
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
8 38,9 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 9 38,9
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
10 38,9 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 11 38,9
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
12 38,9 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 13 38,9
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
14 38,9 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Sudah 15 39,5
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
16 39,5 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 07.00
Belum 17 39,5
Buka penuh
07.00, 12.00,
17.00 07.00 Belum
18 40 Buka
penuh 07.00,
12.00, 17.00 Tidak
Sudah 19 40 Tertutup
Tidak Tidak
Tidak 20 40,6 Tertutup
Tidak Tidak
21 40,6 Telur
telah menetas
Jika bulu DOC telah kering, DOC dimasukkan kedalam kandang khusus DOC
22 40,6
63
6.1.4.2 Proses Produksi Telur Ayam Arab Petelur Layer