Analisis QSPM Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat

103 I nternal Eksternal Kekuatan Strenghts 1. Lokasi perusahaan yang strategis 2. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien sehingga dapat menghemat waktu dan biaya 3. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan 4. Menghasilkan produk yang berkualitas baik 5. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik 6. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman 7. Menggunakan kemasan yang menarik 8. Produk telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan hewan dan diuji di Laboratorium IPB Kelemahan Weakness 1. Keterbatasan modal 2. Belum mampu memenuhi semua permintaan konsumen 3. Pelaksanaan tugas karyawan di perusahaan belum terlaksana dengan baik Peluang Opportunity 1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat 2. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah back to nature 3. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli 4. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan hibah, serta kebijakan mencegah flu burung 5. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran 6. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal yang besar 7. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan Strategi S – O Mempertahankan kualitas produk S1,S2, S3,S4,S5,S6,S7 S8, O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7 Mempertahankan loyalitas pelanggan S1,S2, S4, S6, S7, S8 dan O4,O6,O7, O8 Strategi W – O Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta W1, W2, dan O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7 Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan W1, W3 dan O7 Meningkatkan kapasitas produksi W2 dan O1,O2,O3, O4, O5, O6, O7 Ancaman Threats 1. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan 2. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi 3. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di Indonesia 4. Persaingan dengan perusahaan sejenis 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap perusahaan tinggi Strategi S – T pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada S1,S4, S6, dan T1,T2,T4,T5 Strategi W – T Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik W1,W2, dan T1,T2,T4,T5 Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir W1, W2, dan T1,T2, T3, T4, T5 Gambar 11. Analisis Matriks SWOT

7.7 Analisis QSPM

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahapan pencocokan, yaitu dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang terbaik. Adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan adalah 104 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM. Teknik ini menggunakan input dari analisis tahap masukan dan hasil pencocokan dari analisis tahap pemanduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS Attractiveness Score menunjukkan daya tarik masing- masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada kedua responden yaitu manajer perusahaan dan bagian produksi. Nilai TAS Total Attractiveness Score dari masing-masing responden diperoleh dari hasil perkalian bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS Sum total Attractiveness Scores dari masing-masing responden dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal perusahaan. Adapun perhitungan QSPM dari masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 6. Selanjutnya, setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS rata-rata dari seluruh responden dengan cara membagi hasil penjumlahan STAS dari seluruh responden dengan junlah responden. Adapun hasil perhitungan STAS rata-rata untuk melihat prioritas startegi pada usaha peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Prioritas Alternatif Strategi pada Usaha Peternakan Trias Farm Keterangan Responden 1 Responden II STAS Rata-Rata Peringkat STAS 1 5,614 5,940 5,777 1 STAS 2 5,224 5,936 5,580 4 STAS 3 5,266 6,180 5,723 2 STAS 4 4,015 4,779 4,397 8 STAS 5 5,564 5,418 5,491 6 STAS 6 5,328 5,219 5,273 7 STAS 7 5,465 5,676 5,570 5 STAS 8 5,825 5,480 5,652 3 Keterangan : Responden 1 : Ir. Budi Santoso Responden 2 : Ir. Agustinus Subianto 105 Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 28, maka prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah mempertahankan kualitas produk dengan STAS rata-rata tertinggi sebesar 5,777. Adapun prioritas strategi untuk pengembangan usaha peternakan Trias Farm adalah sebagai berikut: 1. Mempertahankan kualitas produk STAS = 5,777. 2. Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta STAS = 5,723. 3. Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir STAS = 5,652. 4. Mempertahankan loyalitas pelanggan STAS = 5,580. 5. Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik STAS = 5,570. 6. Meningkatkan kapasitas produksi STAS = 5,491. 7. pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada STAS = 5,273. 8. Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan usaha STAS = 4,397.

7.8 Pengkajian Kesesuaian Antara Alternatif Strategi yang Diberikan