Tingkat Pendapatan Karakteristik Responden

BAB 6 IDENTIFIKASI SUMBERDAYA ALAM KAMOJANG

Kawasan Kamojang merupakan suatu kawasan dimana terdapat potensi panas bumi yang terletak di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut provinsi Jawa Barat, lebih tepatnya di perbatasan diantara kedua Kabupaten luasan kawasan sebesar ±154.318 hektar. Pengelola kawasan Kamojang diberikan kepada PT Pertamina Geothermal Energy berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 466KptsMPertamb74 tanggal 10 Agustus 1974. Dari luasan wilayah kuasa pertambangan yang diberikan tersebut PT Pertamina Geothermal Energy hanya menggunakan lahan seluas 108,55 hektar yang terbagi dalam tata guna lahan yaitu Cagar Alam 48,85 ha, Hutan Produksi 50,35 ha dan Hak Milik 9,35 Ha. Masyarakat yang tinggal diareal atau kawasan ini rata-rata buruh tani, petani dan karyawan dari PT Pertamina dan PT Indonesia Power serta beberapa masyarakat yang berasal dari kedua Desa yakni Desa Ibun dan Desa Sukakarya dengan aktifitas sebagai pengusaha warung makanan dan kios wirausaha. Dengan adanya jalan alternatif yang dibuat oleh PT pertamina yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut dikawasan ini lebih memudahkan masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari mereka. Dengan akses jalan alternatif ini maka masyarakat yang berada di Kabupaten Bandung yang apabila mau melakukan kunjungan wisata ke TWA Kamojang maupun ke wisata Kampung Sampireun, maka tidak perlu harus melakukan perjalanan panjang yang memakan waktu lama dengan melewati daerah kota Garut begitu juga sebaliknya namun cukup dengan menggunakan fasilitas jalan alternatif yang telah tersedia.

6.1 Sumberdaya Alam Panas Bumi

Kawasan Kamojang sangat kaya akan sumberdaya alam salah satunya adalah panas bumi. Potensi panas bumi yang terdapat di kawasan Kamojang memiliki cadangan sumberdaya panas bumi yang apabila dikonversi ke listrik akan mendapatkan ± 260 – 300 MW. Potensi panas bumi yang ada di kawasan Kamojang dikelolah oleh dua perusahaan yaitu PT Pertamina Geothermal Energy sebagai penyedia istalasi penyaluran serta sumur produksi dan PT Indonesia Power sebagai pengelola produksi dengan kapasitas terpasang 140 MW, kemudian pada januari 2008. PT Pertamina Geothermal Energy melakukan pengelolaan produksi dengan kapasitas 60 MW, dan masih terdapat cadangan yang belum di manfaatkan. Sejak dilakukan eksplorasi oleh Pemerintah Hindia Belanda denga jumlah sumur yang telah dibor yaitu 5 sumur. Kemudia Geothermal Survey of Indonesia yang bekerja sama dengan New Zealand Geothermal Project untuk pengeboran sumur produksi dan sumur kontrol denga jumlah 14 sumur, dan dilanjutkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy melakukan pengeboran sumur sebanyak 65 sumur dan semua sumur yang telah dibor sampai sekarang ini telah digunakan. Jumlah sumur secara keseluruhan 84 sumur dengan kedalaman antara 1000 - 1500 meter yang terbagai dalam dua fungsi sumur yaitu 47 sumur digunakan sebagai sumur kontrol atau sumur injeksi yang berfungsi sebagai tempat dimana air akan dipompakan ke perut bumi untuk proses penghasil uap dan sumur produksi yang dimiliki sebanyak 37 sumur yang berfungsi sebagai penyalur uap dari perut bumi dengan melalui pipa instalasi ke pembangkit untuk memutar turbin yang nantinya menghasilkan energi listrik. Manfaat dari panas bumi yang salah satunya berada di kawasan Kamojang yaitu sebagai penyedia energi alternatif yang sangat efisien dan ramah lingkungan dalam kurun waktu yang panjang. Untuk membuat satu buah sumur diperlukan biaya US1 juta, atau Rp10 Milyar per sumur dengan nilai tukar US1 sama dengan Rp10.000, sehingga untuk berinvestasi pada sumberdaya energi ini membutuhkan biaya yang sangat mahal.

6.2 Potensi Taman Wisata Alam

6.2.1 Daya Tarik Obyek

Cagar alam dan taman wisata alam Kamojang memiliki keindahan alam, udaranya yang sejuk dan nyaman beserta flora dan fauna didalamnya merupakan pemandangan yang indah untuk dinikmati. Ada juga beberapa kawah yaitu Kawah Manuk, Kawah Berecek, Kawah Sorekat, Kawah Kamojang, Kawah Cikahuripan, Kawah Kereta Api, Kawah Pojok, Kawah Hujan, Kawah Cibuliran, Kawah Racun dan lainnya. Diantara kawah-kawah ini, Kawah Kereta Api merupakan Oring Kab II eksplorasi sumber panas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik dan merupakan