Benefit Transfer Metode Analisis Data
disebabkan karena belum adanya protokol kesepakatan untuk menggunakan metode ini. Berbagai pertimbangan perlu dipikirkan secara matang, sebelum
teknik ini dilaksanakan. Pertimbangan ini menyangkut dengan biaya dan manfaat yang mengadopsi teknik benefit transfer tersebut, serta desain dan koleksi data
untuk keperluan studi ditempat lain. Menurut Brown dan Pearce 1994, hutan alam primer mempunyai
kemampuan menyimpan karbon sebesar 283 ton per hektar, hutan alam sekunder mempunyai kemampuan menyimpan karbon sebesar 194 ton per hektar dan hutan
alam tersier mempunyai kemampuan menyimpan karbon sebesar 100 ton per hektar. Menurut Hamilton et al 2010 dalam Prasetyo 2011 jika ada disuatu
kawasan yang memiliki hutan cagar alam yang luas, maka kawasan ini pasti memiliki pohon dengan ukuran besar dan usia yang lama sehingga tingkat
penyimpan karbon pun akan banyak, dengan demikian untuk menilai karbon yang ada maka digunakan harga yang telah ditentukan yaitu sebesar US 4,6 per ton
dengan nilai kurs US 1 setara dengan Rp10.000 sehingga US 4,6 adalah Rp46.000ton
Langkah-langkah dalam melakukan teknik perhitungan benefit transfer untuk nilai karbon yaitu :
1. Mengindentifikasi studi yang ada atau nilai-nilai yang dapat digunakan untuk transfer. Dalam hal ini, peneliti akan mencari penelitian yang menggunakan
nilai karbon. Untuk keperluan ini, diasumsikan bahwa peneliti telah menemuka dua studi yang diperkirakan nilai untuk dua korbon.
2. Menentukan apakah nilai-nilai yang ada dialihkan. Nilai-nilai yang ada akan dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria. Beberapa faktor yang menentukan
komparabilitas adalah sejenis hutan misalnya hutan di wilayah tropis, kualitas yang sama dari situs misalnya kualitas air dan fasilitas, dan
ketersediaan serupa substitusi misalnya sejumlah tanaman yang ada didekatnya. Apakah karakteristik populasi yang relevan dan sebanding,
misalnya demografi sama antara daerah dimana penelitian dilakukan dan daerah yang dinilai. Jika tidak, apakah data tersedia untuk melakukan
penyesuaian atau tidak.
3. Mengevaluasi kualitas yang akan ditransfer. Semakin baik kualitas studi awal, nilai yang akan ditransfer akan lebih akurat. Hal ini membutuhkan peneilaian
professional peneliti. Misalnya peneliti memutuskan bahwa kedua studi dapat diterima dalam hal kualitas.
4. Menyesuaikan nilai-nilai yang ada agar lebih mencerminkan nilai karbon yang dipertimbangkan, serta menggunakan informasi apapun yang tersedia
dan relevan. Penelitian mungkin akan perlu untuk mengumpulkan beberapa data tambahan untuk melakukan ini dengan baik. Misalnya, karbon yang
dinilai dalam setiap studi yang ada beberapa dari situs yang menarik. Peneliti perlu menyesuaikan nilai dari studi pertama dengan menerapkan data
demografis untuk menyelesaikan perbedaan pada pengguna. Jika studi kedua memiliki fungsi manfaat yang meliputi jumlah situs pengganti, fungsi dapat
disesuaikan untuk mencerminkan jumlah yang berbeda dari pengganti yang tersedia dilokasi penelitian.