Contingent Valuation Method CVM

Pada tahap valuasi dengan menggunakan CVM maka memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Hasil survei apakah mengandung tingkat penawaran sanggahan yang tinggi, ataukah ada bukti bahwa responden benar-benar mengerti mengenai pasar hipotetik. Seberapa besar tingkat kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Seberapa baik pasar hipotetik yang digunakan dalam menangkap setiap aspek dalam barang lingkungan. Seberapa baik permasalahan yang terjadi diasosiasikan dengan CVM. Untuk mengevaluasi dengan menggunakan model CVM dapat dilihat tingkat keandalan reliability fungsi WTP willingness to pay. Uji yang dapat dilakukan dengan uji keandalan yang melihat nilai R 2

4.4.4 Travel Cost Method TCM

dari metode OLSOrdinary Least Square WTP. Biaya perjalanan digunakan sebagai pengganti harga yang harus dibayar untuk penggunaan suatu sumberdaya lingkungan yang dihitung dari surplus konsumen. Pendekatan ini mengunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada objek - objek wisata. Pendekatan ini menganggap bahwa biaya perjalanan dan waktu yang dikorbankan para wisatawan untuk menuju objek wisata itu dianggap sebagai nilai lingkungan yang dibayar oleh para wisatawan. Dalam suatu perjalanan Travel orang harus membayar “biaya finansial”financial cost dan “biaya waktu”time cost. Biaya waktu tergantung pada biaya kesempatan opportunity cost masing-masing. Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDAL, terutama sekali untuk jasa lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi. Disamping itu, pendekatan ini juga dipakai untuk menghitung surplus konsumen dari SDA atau lingkungan yang tidak mempunyai pasar. Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti. Pendekatan ini menggunakan harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar. Nilai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat mengkonsumsinya dan mendapat kepuasan darinya. Kegiatan rekreasi alam, budaya, atau sejarah merupakan contoh untuk penerapan pendekatan ini. Biasanya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasan yang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk menghitung nilai total dari surplus konsumen dilakukan melalui perhitungan kurva permintaan dari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual. Kurva permintaan yang dibentuk menunjukan hubungan antara biaya perjalanan dan jumlah kunjungan diasumsikan mewakili permintaan untuk rekreasi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa biaya perjalanan mewakili harga rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitas rekreasi. Hubungan ini ditunjukan melalui perhitungan oleh program regresi sederhana yang dapat dilakukan oleh alat hitung atau program spreadsheet. Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengan tempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya. Kawasan wisata diidentifikasikan, dan kawasan yang mengililinginya dibagi ke dalam zona konsentrik, semakin jauh jarak akan menunjukan biaya perjalanan yang makin tinggi. Survei terhadap para pengunjung kawasan wisata kemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial ekonomi lainya. Adapun beberapa tahapan TCM yaitu : - Survei dari individual pengunjung responden - Mengumpulkan data - Membuat fungsi permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata menggunakan teknik ekonometrik regresi sederhana, yang dapat ditulis sebagai berikut. Dimana : V ij C = Jumlah kunjungan oleh individu I ke tempat j ij T = Biaya perjalanan yang dikeluarkan individu i untuk mengunjungi lokasi j ij Q = Biaya waktu yang dikeluarkan individu I untuk mengunjungi lokasi j ij = Presepsi responden terhadap keindahan Alam lokasi yang dikunjungi