Berdasarkan hasil perhitungan diatas makan diperoleh total nilai ekonomi sumberdaya alam sektor pertanian hortikultura per tahun untuk komoditi Tomat
adalah sebesar Rp 26.507.250, KolKubis per tahun adalah sebesar Rp529.335.000, Wortel per tahun adalah sebesar Rp 262.620.000, dan Cabe
merah per tahun adalah sebesar Rp 966.195.000. Total nilai ekonomi pertanian hortikultura yang diperoleh dalam setahun adalah Rp 1.782.600.000.
Nilai ekonomi sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi pertanian hortikultura tersebut, sudah dikurangi dengan nilai air untuk semua jenis sayuran.
Perhitungan dalam mengeluarkan nilai air dari nilai produksi sumberdaya alam sektor pertanian hortikultura untuk semua jenis komoditi, menggunakan model
perhitungan water residual value. Perhitungan water residual value merupakan cara yang paling sederhana
dalam menilai air yaitu nilai produksi pertanian hortikultura dikurangi dengan biaya input dan dibagi dengan jumlah air yang digunakan per periode produksi.
Jumlah air per periode produksi untuk komoditi hortikultura di kawasan Kamojang yaitu sebesar 15 literdetikhektar selama dua jam disetiap 10 hari
pasca tanam sampai pasca panen. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka total nilai ekonomi sumberdaya alam pertanian hortikultura per tahun di kawasan
Kamojang setelah dikurangi nilai air diperoleh sebesar Rp 1.784.657.250. 7.1.6 Nilai Ekonomi Obat-Obatan Alami
Menurut Robin 2007, dalam kawasan hutan yang ada di Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat-obatan yang tumbuh secara liar di
hutan. Dengan kekayaan sumberdaya alam tersebut maka pemerintah kita memungkinkan untuk melakukan pengembangan industri di bidang obat-obatan.
Penduduk asli indigenous people memiliki local knowlage atau pengetahuan lokal kearifan lokal secara turun temurun dalam mengatasi permasalahan
kesehatan dan juga menyakini bahwa tumbuhan liar yang ada dihutan tersebut dapat memberikan dampak kesembuhan kesehatan.
Namun seiring dengan gencarnya penyuluhan kesehatan dan adanya puskesmas keliling dari pemkab setempat maka penggunaan tumbuhan tersebut
sebagai alternatif obat hanya dilakukan pada waktu tertentu jika obat dari puskesmas kehabisan stok. Nilai sumberdaya alam untuk setiap jenis tanaman
obat yang dimanfatkan langsung dari alam, diperoleh dari hasil perkalian antara harga tanaman obat dengan jumlah rata-rata yang diperoleh masyarakat per
bulannya. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan masyarakat yang
mengambil dan menggunakan obat-obatan alami disekitar kawasan panas bumi Kamojang, Jumlah kepala keluarga yang tinggal dan menetap di Desa Ibun dan
Desa Sukakarya adalah 3.399 KK dengan rata-rata pengambilan obat-obatan per KK dalam kurun waktu sebulan untuk Daun Jarak 3,55 ikat, Kunyit 9,75 rumpun,
Pakis Hutan 3,75 batang dan Pasak Bumi 4,4 batang dengan asumsi bahwa jumlah penggunaan obat-obatan alami adalah 80 dari jumlah kepala keluarga yang ada
dikedua Desa yaitu 2.719 KK . Sedangkan 20 kepala keluarga lainnya menggunakan obat generik atau dari puskesmas setempat. Untuk jenis obat-obatan
alami serta cara perhitungan nilai ekonominya dapat dilihat pada uraian Tabel 17 berikut :
Tabel 17 Total Nilai Ekonomi Obat-Obatan Alami di Kawasan Panas Bumi Kamojang
Jenis Obat jumlah
Satuan Harga
Rp Rata-rata
PengBln Nilai Obat
Rp
Daun Jarak 1
Ikat 1.000
3,55 3.550
Kunyit 1
Rumpun 3.000
9,75 29.250
Pakis Hutan 1
Batang 2.500
3,75 9.375
Pasak Bumi 1
Batang 4.000
4,4 17.600
Nilai Ekonomi Tanaman Obat 59.775
Nilai Ekonomi Tanaman Obat untuk 2.719 KKBulan 162.528.225
Total Nilai Ekonomi Tanaman Obat per Tahun 1.950.338.700
Keterangan :
Sumber : Data Primer diolah, 2011
Jumlah KK yang ada di sekitar Kawasan yang memanfaatkan tanaman obat sekitar 80 dari 3.399 KK yaitu 2719 KK.
Hasil perhitungan dari tabel menunjukan bahwa nilai ekonomi tanaman obat yang diperoleh dari masing-masing tanaman obat yaitu Daun Jarak rata-rata
pengambilan setiap bulannya 3,55 ikat nilai ekonomi Rp 3.550, Kunyit rata-rata pengambilan per bulan 9,75 rumpun nilai ekonomi Rp 29.250,- Pakis Hutan rata-
rata pengambilan per bulan 3,75 ikat nilai ekonomi Rp 9.375 dan Pasak Bumi rata-rata pengambilan perbulan 4,4 ikat nilai ekonomi Rp 17.600. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut maka nilai ekonomi tanaman obat yang diperoleh yaitu Rp 59.775, kemudian dikalikan dengan 80 jumlah kepala keluarga yaitu 2.719
KK, sehingga diperoleh total nilai ekonomi tanaman obat dalam kurun waktu satu tahun adalah Rp 1.950.338.700.
7.2 Nilai Ekonomi Manfaat Tidak Langsung
Indirect Use Value 7.2.1. Nilai Ekonomi Air
Kawasan panas bumi Kamojang juga berperan sebagai penyedia air untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Berdasarkan sebaran penduduk yang ada kawasan
secara keseluruhan yaitu sebanyak 3.399 kepala keluarga KK yang tinggal dan menetap di sekitar kawasan Kamojang yang menggantungkan hidup dan
kehidupanya pada pengairan kawasan Kamojang dan jika ditarik secara keseluruhan, maka seluruh masyarakat yang berada di Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut juga memanfaatkan air dari kawasan Kamojang. Namun pada penelitian ini hanya jumlah kepala keluarga yang berbatasan langsung dengan
kawasan Kamojang, yaitu 3.399 KK yang dalam penelitian ini di wakili oleh 60 KK responden yang terdapat di kedua desa yakni Desa Ibun dan Desa Sukakarya.
Untuk perhitungan nilai ekonomi air dapat dilihat pada uraian Tabel 18 berikut :
Tabel 18 Total Nilai Ekonomi Air di Kawasan Panas Bumi Kamojang
Klasifikasi pemakaian air
Satuan Pemakaian
listrik Jumlah
KK Penyusutan
pompabln Nilai Air
Rp
Rumah Tangga Golonganblok I
RpkWhKKbln 39.000
3.399 25.000bulan
132.261.000
Total Nilai Ekonomi Air per Tahun
1.587.132.000
Nilai air untuk rumah tangga dihitung berdasarkan pendekatan nilai tarif dasar listrik daya 900 VA blok I dengan biaya beban Rp 15.000 dan biaya
pemakaian Rp 200 per kWh. Lama waktu yang diperlukan pompa untuk pengisian air ke bak penampungan 2 jam dengan biaya Rp 400, maka selama sebulan yaitu
60 jam dengan biaya pemakaian Rp 24.000 ditambah dengan biaya beban selama sebulan maka diperoleh biaya pekaian listrik selama sebulan yaitu Rp 39.000,
kemudian biaya ini dikalikan dengan 3.399 KK yang ada di kawasan Kamojang yaitu Rp132.561.000 kemudian dikurangi dengan penyusutan alat sanyo
Rp300.000 harga pompa Rp 1.500.000 bagi 5 tahun = 25.000bulan selama 1 tahun, sehingga diperoleh nilai ekonomi penggunaan air selama sebulan yaitu
Sumber : Data Primer diolah, 2011
sebesar Rp 132.261.000 dengan demikian total nilai ekonomi air yang diperoleh dalam setahun adalah Rp 1.587.132.000. Operasional pompa air selama ini
digunakan karena belum ada pengelolaan distribusi air kesetiap rumah penduduk seperti PDAM. Oleh sebab itu manfaat air di kawasan panas bumi Kamojang
dapat dihitung dengan metode Non-market base approach. Dengan demikian maka debit air yang digunakan masyarakat sekitar kawasan dengan substitusi dari
harga listrik yang digunakan untuk penggunaan pompa air Sanyo yang rata-rata penggunaanya dua jam per hari dengan penyusutan pompa dalam sebulan selama
5 tahun usia pemakaian pompa air.
7.2.2. Nilai Ekonomi Penyimpanan Karbon
Berdasarkan pembagian lahan yang ada di kawasan panas bumi Kamojang maka kawasan ini memiliki hutan sekunder dan hutan primer. Menurut Brown dan
Peace 1994 hutan alam primer mempunyai kemampuan penyimpan karbon 283 tonhektar, hutan sekunder sebesar 194 tonhektar dan hutan tersier 100
tonhektar. Menurut Hamilton et al 2010 dalam Prasetyo 2011 jika ada disuatu kawasan yang memiliki hutan cagar alam yang luas, maka kawasan ini pasti
memiliki pohon dengan ukuran besar dan usia yang lama sehingga tingkat penyimpan karbon pun akan banyak, dengan demikian untuk menilai karbon yang
ada maka digunakan harga yang telah ditentukan yaitu sebesar US 4,6 per ton dengan nilai kurs US 1 setara dengan Rp10.000 sehingga US 4,6 adalah
Rp46.000ton. Nilai karbon pertahun diperoleh dari hasil perkalian antara jenis lahan per hektar, penyimpan karbon per hektar, harga karbon per hektar dan faktor
koreksi 90. Faktor koreksi dimaksudkan agar tidak terjadi penilaian yang terlalu tinggi over estimate. Untuk perhitungan nilai penyimpan karbon di
kawasan panas bumi Kamojang dapat dilihat pada uraian Tabel 19 berikut:
Tabel 19 Total Nilai Karbon di Kawasan Panas Bumi Kamojang Jenis
Lahan Luas
Lahan Ha
Penyimpan Karbon
TonHa Harga
Karbon Rp.Ton
Faktor Koreksi
Nilai Ekonomi
Rp.Thn
Hutan Primer 48,85
283 46.000
90 572.336.370
Hutan Sekunder
50,35 194
46.000 90
404.391.060
Total Nilai Ekonomi Penyerapan Karbon per Tahun
976.727.430
Sumber : Data Primer diolah, 2011
Dari hasil perhitungan diatas maka nilai penyimpan karbon pada hutan primer dengan luasan 48,85 hektar, tingkat penyimpan karbon 284 tonhektar,
harga karbon Rp 46.000 per ton serta faktor koreksi 90 adalah Rp 572.336.370, sedangkan hutan sekunder dengan luasan 50,35 hektar, tingkat penyimpan karbon
194 tonhektar, harga karbon Rp 46.000 per ton serta faktor koreksi 90 adalah Rp 404.391.060. Sehingga diperoleh total nilai penyimpan karbon untuk hutan
primer dan hutan sekunder selama setahun di kawasan Kamojang adalah Rp976.727.430.
Perhitungan nilai ekonomi karbon untuk saat ini merupakan suatu nilai yang sangat penting karena apabila suatu Negara dengan hutan yang masih baik
maka Negara lain yang tidak memiliki hutan namun memiliki perusahaan raksasa dengan tingkat penghasil karbon yang tinggi akan membayar insentif terhadap
Negara dengan hutan yang masih baik untk menyerap dan menyimpan karbon yang dihasilkan oleh perusahan-perusahan raksasa mereka. sehingga penilaian ini
perlu dilakukan yaitu dengan menggunakan metode benefit transfer guna mendapatkan nilai manfaat tidak langsung indirect use value yang dimasukan
kedalam perhitungan dengan demikian maka total nilai ekonomi total economic value
yang terdapat disuatu kawasan dapat dihitung.
7.2.3. Nilai Ekonomi Wisata
Taman wisata alam merupakan potensi keunikan atau keindahan alam, serta keaneka ragaman hayati dan budaya yang dapat memberikan peluang usaha
di wisata alam. Kegiatan wisata alam biasanya sangat berkaitan dengan lingkungan sehingga taman wisata alam perlu dijaga dan dilestarikan sejalan
dengan meningkatnya pedapatan masyarakat, jumlah penduduk dan tingkat pendidikan. Kebanyakan wisatawan mengunjungi TWA Kamojang biasanya pada
hari-hari libur dan hari besar nasional lainya. Kebanyakan pengunjung yang datang di TWA Kamojang untuk menikmati keindahan alam, refreshing, mandi
sauna air panas sebagai terapi serta kegiatan-kegiatan wisata alam lainya. Nilai ekonomi wisata diperoleh dari jumlah responden dengan jumlah 60
responden yang bersedia untuk membayar dan responden yang diwawancarai adalah masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap dan bersedia membayar
dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga nilai WTP yang diperoleh