Travel Cost Method TCM

biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasan yang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk menghitung nilai total dari surplus konsumen dilakukan melalui perhitungan kurva permintaan dari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual. Kurva permintaan yang dibentuk menunjukan hubungan antara biaya perjalanan dan jumlah kunjungan diasumsikan mewakili permintaan untuk rekreasi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa biaya perjalanan mewakili harga rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitas rekreasi. Hubungan ini ditunjukan melalui perhitungan oleh program regresi sederhana yang dapat dilakukan oleh alat hitung atau program spreadsheet. Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengan tempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya. Kawasan wisata diidentifikasikan, dan kawasan yang mengililinginya dibagi ke dalam zona konsentrik, semakin jauh jarak akan menunjukan biaya perjalanan yang makin tinggi. Survei terhadap para pengunjung kawasan wisata kemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial ekonomi lainya. Adapun beberapa tahapan TCM yaitu : - Survei dari individual pengunjung responden - Mengumpulkan data - Membuat fungsi permintaan untuk kunjungan ke tempat wisata menggunakan teknik ekonometrik regresi sederhana, yang dapat ditulis sebagai berikut. Dimana : V ij C = Jumlah kunjungan oleh individu I ke tempat j ij T = Biaya perjalanan yang dikeluarkan individu i untuk mengunjungi lokasi j ij Q = Biaya waktu yang dikeluarkan individu I untuk mengunjungi lokasi j ij = Presepsi responden terhadap keindahan Alam lokasi yang dikunjungi S ij M = karakteristik subtitusi yang mungkin ada di tempat lain Permandian air panas ij - Untuk menghitung nilai ekonomi wisata potensial, maka dihitung juga WTP wisatawan terhadap Entry Fee di kawasan Kamojang. = Pendapatan individu i Pendapatan utama Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa jumlah kunjungan ke suatu lokasi wisata dipengaruhi oleh banyak faktor. Model umum yang dipakai untuk menentukan jumlah kunjungan ke suatu lokasi wisata tertentu. Dalam aplikasinya, tidak semua faktor – faktor atau variabel perubahan tersebut sesuai dengan lokasi yang diteliti.

4.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Juanda 2009, analisis regresi linier berganda multiple regression adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara beberapa peubah bebas independent variable dan suatu peubah tak bebas dependent variable. Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi penggunaan Travel Cost Method TCM. Evaluasi penggunaan model TCM dapat dilihat pada tingkat keandalan dari fungsi willingness to pay WTP. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden yaitu dengan persamaan regresi sederhana, seperti berikut : Keterangan : WTP : Nilai WTP responden RpOrang β β : Intersep ,…, β n UL : Usialama bermukim responden Tahun : Koefisien Regresi TP : Tingkat Pendidikan Responden PK : Jenis Pekerjaan Responden PD : Pendapatan Responden RpBulan KL : Jumlah Keluarga Responden AD : Asal Daerah Responden JT : Jarak Tempat Tinggal Responden Km FS : Fasilitas yang Tersedia di Ekowisata KA : Keindahan Alam Ekowisata TR : Tata Ruang Ekowisata Pl : Pengetahuan Lokasi Kawasan PL : Pengetahuan Kelestarian Kawasan ε : Error i : Responden ke-i i = 1,2,3,…n Metode yang digunakan untuk menduga parameter regresi adalah metode kuadrat terkecil MKT atau dikenal dengan metode Ordinary Least Square OLS. Metode tersebut merupakan uji yang dapat dilakukan dengan uji keandalan untuk melihat nilai R 2 dari metode OLS WTP. model OLS adalah metode yang umum dipakai dan mudah dikerjakan, baik secara manual maupun dengan komputer. Adapun prinsip dasar dari OLS yaitu meminimumkan jumlah kuadrat simpangan antara data aktual dengan data dugaannya. Nilai R 2

4.4.6 Identifikasi Manfaat dan Fungsi Ekosistem Hutan

untuk penelitian yang berkaitan dengan barang-barang lingkungan masih dapat ditolerir hingga 15 persen Mitchell dan Carson, 1989. Identifikasi ini bertujuan memperoleh data tentang berbagai macam manfaat dan fungsi ekosistem hutan terutama yang di peroleh masyarakat yang ada disekitar kawasan yaitu: 1. Manfaat Langsung ML Nilai manfaat langsung adalah nilai yang diperoleh dari manfaat secara langsung seperti kayu pertukangan, kayu bakar, hewan buruan dan sayuran Fauzi, 2002. ML = MEKHP+MEKB+MEHB+MESA+ MEH+METOA+MEP Dimana : ML = Manfaat Langsung MEKB = Manfaat Ekonomi Kayu Hutan Produksi MEKP = Manfaat Ekonomi Kayu Bakar MEBB = Manfaat Ekonomi Hewan Buruan MES = Manfaat Ekonomi Sayuran Alami MEL = Manfaat Ekonomi Hortikultura METO = Manfaat Ekonomi Tanaman Obat Alami MEP = Manfaat Ekonomi Panas Bumi