yang terdapat dalam model, sedangkan untuk sisanya 36 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai F-hitung yang diperoleh
dalam model ini yaitu sebesar 13.185 dengan nilai sig sebesar 0,000, hal ini menunjukan bahwa variabel-variabel dalam model ini secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap nilai WTP keberadaan yang dilakukan pada taraf α.
Nilai Durbin-Watson yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 1.784, sehingga angka ini menunjukan bahwa tidak adanya autokorelasi yang terdapat
dalam model tersebut, yang mana dapat dikatakan bahwa asumsi sisaan menyebar bebas dapat dipenuhi.
Tabel 23 Hasil Analisis Regresi Nilai WTP Keberadaan Kawasan Panas Bumi Kamojang
Variable Coef β
T Sig
VIF Keterangan
Constant 0.563
0.330 0.743
- -
Usia 0.220
0.882 0.382
1.898 Tidak Nyata
Pendidikan 0.039
1.631 0.109
3.142 Nyata
Pekerjaan_PetaniD 0.203
1.364 0.178
2.232 Nyata
Pendapatan 0.454
3.293 0.002
2.089 Nyata
Jmlh_Keluarga -0.066
-1.100 0.276
1.461 Tidak Nyata
Asal_DaerahD -0.085
-0.583 0.563
1.429 Tidak Nyata
Peng_LingkunganD 0.461
3.043 0.004
1.525 Nyata
R Square R
2
0,64 R Square R
2
0,591 Adjusted
F-Hitung 13.19
Sig 0,000 Durbin-Watson
1.784
Sumber : Data Primer Diolah,2011 Taraf nyata 95, Taraf nyata 85, Taraf nyata 80
Model yang dihasilkan dalam analisis regresi pada nilai WTP Keberadaan kawasan panas bumi Kamojang adalah sebagai berikut :
WTPk = 0.563 + 0.220 UL + 0.039 TP - 0.203 PP + 0.454 PD - 0.066 KL + 0.085 AD + 0.461 PL
Pada model tersebut variabel independen yang berpengaruh nyata adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengetahuan lingkungan.
Variabel pendapatan berpengaruh signifi kan dan positif pada taraf α 95
persen terhadap nilai WTP keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan serta kebutuhan dasar responden sudah terpenuhi maka
responden cenderung mengalihkan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya
yaitu dengan memberikan penilaian terhadap WTP keberadaan, dengan demikian nilai WTP keberadaan akan semakin tinggi. Variabel pengetahuan lingkungan
berpengaruh signifi kan dan positif pada taraf α 95 persen terhadap nilai WTP
keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik tingkat pemahaman lingkungan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Kamojang, akan
menyebabkan kenaikan nilai WTP keberadaan sebesar 0.461 persen, dengan demikian maka nilai WTP keberadaan akan semakin tinggi.
Variabel tingkat pendidikan berpengaruh signifikan dan positif pada pada taraf α 85 persen terhadap nilai WTP keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa
apabila responden dengan tingkat pendidikan minimal SMA maka responden cenderung untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya alam dimasa yang akan
datang, sehingga memberikan penilaian terhadap WTP keberadaan akan semakin tinggi. Variabel pekerjaan dengan profesi sebagai petani berpengaruh signifikan
dan positif pada taraf α 85 persen terhadap nilai WTP keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pekerjaan dengan profesi sebagai
petani di kawasan Kamojang, akan menyebabkan kenaikan nilai WTP keberadaan sebesar 0.203 persen, dengan demikian nilai WTP keberadaan akan semakin
tinggi. Sementara itu ada salah satu variabel independen lain yang berpengaruh
tidak nyata taraf kepercayaan 99, 95, 90, 85 dan 80 adalah usia, jumlah keluarga dan asal daerah.
Variabel usia berpengaruh tidak nyata pada nilai WTP keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa responden dengan usia tertentu tua cenderung dalam
pemberian penilaian pada WTP keberadaan yang tidak terlalu signifikan. Variabel jumlah keluarga berpengaruh tidak nyata pada nilai WTP keberadaan. Hal ini
menjelaskan bahwa variabel jumlah keluarga dari responden berpengaruh pada WTP keberadaan yaitu dengan memberikan penilaian yang tidak signifikan.
Variabel asal daerah berpengaruh tidak nyata pada nilai WTP keberadaan. Hal ini menjelaskan bahwa responden yang berasal dari laur kawasan Kamojang
cenderung tidak memperdulikan kelestarian kawasan tersebut, sehingga dalam pemberian penilaian pada WTP keberadaan tidak signifikan.
7.4. Nilai Warisan
Nilai Warisan bequest value adalah nilai sumberdaya alam yang tidak dapat dipasarkan non-market valuation sehingga untuk mendapatkan nilai
warisan diperlukan survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung dengan responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang tinggal dan menetap di kawasan panas bumi Kamojang. Kesediaan responden membayar willingness to pay untuk nilai warisan
existence value diperoleh dengan melalui sebuah skenario “pelestarian kawasan di masa yang akan datang” sehingga responden yang diwawancari bersedia untuk
membayar sesuai kemampuan responden tanpa ada unsur paksaan, terkait dengan pelestarian kawasan sumberdaya alam yang ada di kawasan Kamojang untuk
generasi di masa yang akan datang. Untuk nilai WTP warisan kawasan panas bumi Kamojang dapat dilihat pada uraian Tabel 24 berikut ini :
Tabel 24 Nilai WTP Warisan Kawasan Panas Bumi Kamojang WTP
Responden Jumlah
Responden Nilai WTP
Rp
2.500 7
17.500 5.000
17 85.000
7.500 12
90.000 10.000
11 110.000
12.500 13
162.500
Total 60
465.000 Nilai Median WTPBulan
7.500 Nilai Median WTPTahun
90.000 Total Nilai WTPTahun
1.139.490.000
Sumber : Data Primer diolah, 2011
Dari hasil wawancara yang dilakukan dilapangan dengan jumlah responden yang bersedia membayar yaitu sebanyak 60 responden dan seluruhnya
memiliki pendapatan tetap. Semua responden yang diwawancarai bersedia membayar sesuai dengan kemampuan mereka tanpa ada unsur paksaan,
sedangkan nilai WTP warisan yang muncul merupakan penawaran langsung dari responden dengan pilahan nilai yang ditawarakan oleh peneliti berdasarkan harga
bibit kayu suren yang berlaku di Jawa Barat.
Keterangan: Starting point WTP Warisan berdasarkan harga bibit kayu suren
Total nilai WTP warisan per tahun yaitu sebesar Rp 90.000 diperoleh dari perkalian antara nilai median WTP per bulan yang diperoleh dengan jumlah bulan
dalam setahun. Kemudian nilai median WTP per tahun dikalikan dengan jumlah masyarakat yang berada di wilayah tersebut sebanyak 12.661 jiwa yang berada
di kawasan panas bumi Kamojang yaitu sebesar Rp.1.139.490.000. Analisis yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai WTP warisan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunkan analisis regresi linier berganda. Variabel yang mempengaruhi nilai WTP warisan
telah ditetapkan sebanyak 7 variabel yaitu usia, pendapatan, jumlah keluaraga, pekerjaan, pendidikan, asal daerah dan pengetahuan lingkungan.
Variabel pekerjaan, asal daerah dan pengetahuan lingkungan adalah variabel yang menggunakan peubah dummy sebagai peubah indikator untuk
variabel independen yang skala pengukurnya interval, ordinal dan nominal. Seluruh variabel tersebut merupakan variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen yaitu nilai warisan.
Tabel 25 Hasil Analisis Regresi Nilai WTP Warisan Kawasan Panas Bumi Kamojang
Variable Coef
β T
Sig VIF
Keterangan
Constant 3.361
3.507 0.001
- -
Usia -0.266
-1.072 0.289
2.753 Tidak Nyata
Pendapatan 0.366
4.361 0.000
3.004 Nyata
Jml_keluarga 0.046
1.029 0.308
2.190 Tidak Nyata
Pekerjaan_PetaniD 0.208
1.828 0.073
2.488 Nyata
Pendidikan 0.032
1.789 0.079
3.799 Nyata
Asal_DaerahD 0.119 1.309
0.196 1.453
Nyata Peng_LingkunganD
0.554 5.037
0.000 1.528
Nyata
R Square R
2
0,756 R Square R
2
0,723 Adjusted
F-Hitung 22.974
Sig 0,000 Durbin-Watson
1.694
Sumber : Data Primer Diolah,2011 Taraf nyata 99, Taraf nyata 90, Taraf nyata 80
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah cukup baik, hal tersebut dapat dijelaskan dimana angka R2 sebesar 75,6 persen, angka ini menjelaskan
bahwa angka keragaman WTP warisan dapat diterangkan oleh keragaman variabel yang terdapat di dalam model, sedangkan untuk sisanya 24,4 persen diterangkan
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai F-hitung yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 22.974 dengan nilai sig sebesar 0,000, hal ini
menunjukan bahwa variabel-variabel dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP warisan yang dilakukan pada taraf α. Nilai
Durbin-Watson yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 1.694, dan angka ini menunjukan bahwa tidak adanya autokorelasi yang terdapat dalam model tersebut,
sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi sisaan menyebar bebas dapat dipenuhi. Model yang dihasilkan dalam analisis regresi pada nilai WTP warisan
kawasan panas bumi Kamojang adalah sebagai berikut :
WTPe = 3.361 - 0.266 UL + 0.366 PD + 0.046 KL + 0.208 PP + 0.032 TP + 0.119 AD + 0.554 PL
Pada model tersebut variabel independen yang berpengaruh nyata adalah pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, asal daerah dan pengetahuan
lingkungan. Variabel pendapatan berpengaruh signifi
kan dan positif pada taraf α 99 persen terhadap nilai WTP warisan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
tingkat pendapatan serta kebutuhan dasar responden sudah terpenuhi maka responden cenderung mengalihkan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya
yaitu dengan memberikan penilaian terhadap WTP warisan, dengan demikian nilai WTP warisan akan semakin tinggi. Variabel pengetahuan lingkungan
berpengaruh signifi kan dan positif pada taraf α 99 persen terhadap nilai WTP
warisan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik tingkat pemahaman lingkungan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Kamojang, akan menyebabkan kenaikan
nilai WTP warisan sebesar 0.554 persen, dengan demikian maka nilai WTP warisan akan semakin tinggi.
Variabel pekerjaan dengan profesi sebagai petani berpengaruh signifikan dan positif pada taraf α 90 persen terhadap nilai WTP warisan. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pekerjaan dengan profesi sebagai petani di kawasan Kamojang, akan menyebabkan kenaikan nilai WTP warisan
sebesar 0.208 persen, dengan demikian nilai WTP warisan akan semakin tinggi. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh signifi
kan dan positif pada pada taraf α 90 persen terhadap nilai WTP warisan. Hal ini menjelaskan bahwa apabila