Salah satu penggunaan yang sering dilakukan di Indonesia terhadap energi panas bumi atau geothermal adalah untuk pembangkit tenaga listrik.
Prinsip dasar pembangkit listrik panas bumi adalah, uap dari dalam bumi melalui sumur produksi, dan disalurkan melalui pipa instalasi khusus untuk
menggerakkan turbin generator. Uap tersebut kemudian dikondensasi melalui evaporasi di tower pendingin dan dipompakan kembali ke dalam sumur injeksi
untuk kebersinambungan produksi. Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial,
penggunaan ekonomi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Di lain pihak akses energi yang handal dan
terjangkau merupakan persyaratan utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat, karena dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari
ekonomi komersial.
Minyak bumi, gas alam dan batubara merupakan sumberdaya energi non panas bumi atau biasanya disebut sumberdaya energi yang tidak pulih non-
renewable resources habis terpakai. Minyak bumi adalah campuran komplek
hidrokarbon plus senyawa organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa- senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.
Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan
minyak dan juga kedalaman sumur.
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50 -70 berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbon
termasuk Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah
bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4. Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan tambang batubara. Ketika gas
yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri an-aerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka disebut biogas. Sumber biogas
dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
inherent moisture. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon,daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan
lain-lain. Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan dekomposisi sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik
maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya Menrisetek, 2006.
2.2 Konsep dan Metode Valuasi Ekonomi
Konsep nilai value adalah harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Ukuran harga di tentukan oleh
waktu, barang atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk menggunakan barang atau jasa yang diinginkan. Penilaian valuation adalah kegiatan yang
berkaitan dengan pembangunan konsep dan metodologi untuk menduga nilai barang dan jasa. Kajian – kajian valuasi ekonomi membahas masalah nilai
lingkungan valuing the environmental atau harga lingkungan pricing the environmental
. Pada prinsipnya valuasi ekonomi bertujuan untuk memberikan nilai
ekonomi kepada sumberdaya yang digunakan sesuai dengan nilai riil dari sudut pandang masyarakat. Menurut Thampapillai 1993 dalam Sanim 1997 tujuan
utama dari valuasi ekonomi barang – barang dan jasa lingkungan environmental goods and services
adalah untuk dapat menempatkan lingkungan sebagai komponen integral dari setiap ekonomi.
Bermacam-macam teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengkuatifikasikan konsep dari nilai. Sanim, 1997 menyatakan hal – hal yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih suatu metode valuasi ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya tujuan atau perkiraan yang ingin diukur. Apabila analisis yang dilakukan memiliki tujuan ganda, maka akan lebih meyakinkan
seseorang analisis apabila mampu menyarankan besaran – besaran dampak yang disarankan.
2. Konsep dan aspek yang ingin dinilai. Metode valuasi yang saling berbeda satu sama lain bersifat saling melengkapi bukan berkompetisi,
karena mengukur aspek atau konsep yang berbeda.
3. Kebutuhan atau kepentingan pemakai hasil valuasi. Pemakai hasil valuasi memiliki preferensi tertentu dan tersendiri terhadap suatu metode
valuasi ekonomi tergantung biaya, waktu dan tujuan. 4. Kepentingan umum atau masyarakat secara keseluruhan. Preferensi
masyarakat umum harus mampu ditangkap secara maksimal dan setepat mungki. Oleh karena itu, perlu ditempuh cara jajak pendapat yang
intensif dan memadai. 5. Perbandingan atau bobot antara biaya dengan nilai ekonomi penggunaan
hasil valuasi ekonomi. Apakah keuntungan yang diperoleh dari hasil penggunaan valuasi tersebut sebanding dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dalam melakukan valuasi ekonomi sumberdaya alam, dapat digunakan
berbagai metode beserta teknik-teknik yang telah dikenal, baik dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Constanza et al 1997 dalam
Anonim 2002 mengatakan beberapa pendekatan dan teknik yang umum digunakan untuk valuasi sumberdaya alam antara lain :
1. Pendekatan Nilai Pasar Market Value Approaches : Teknik Perubahan Produktifitas, Teknik Perubahan Pendapatan, Teknik Biaya Pengganti,
Teknik Pengeluaran Preventif, Teknik Biaya Relokasi. 2. Pendekatan Pasar Proksi Surrogate Market Approaches: pendekatan
dengan pasar substitusi untuk mendekati kondisi pasar yang sebenarnya karena berbagai keterbatasan. Pendekatan dengan harga pengganti
meliputi : Pendekatan Biaya Perjalanan, Teknik Nilai Properti, Pendekatan Perbedaan Upah, Pendekatan Barang Proksi.
3. Pendekatan Pasar Simulasi Simulation Market Approaches: Penilaian Kontingensi, Permainan Pertukaran, Peringkat Kontingensi dan Tingkat
Kontingensi, Teknik Evaluator Prioritas 4. Pendekatan Nilai Lahan
5. Biaya Kesehatan