3. Kebutuhan atau kepentingan pemakai hasil valuasi. Pemakai hasil valuasi memiliki preferensi tertentu dan tersendiri terhadap suatu metode
valuasi ekonomi tergantung biaya, waktu dan tujuan. 4. Kepentingan umum atau masyarakat secara keseluruhan. Preferensi
masyarakat umum harus mampu ditangkap secara maksimal dan setepat mungki. Oleh karena itu, perlu ditempuh cara jajak pendapat yang
intensif dan memadai. 5. Perbandingan atau bobot antara biaya dengan nilai ekonomi penggunaan
hasil valuasi ekonomi. Apakah keuntungan yang diperoleh dari hasil penggunaan valuasi tersebut sebanding dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dalam melakukan valuasi ekonomi sumberdaya alam, dapat digunakan
berbagai metode beserta teknik-teknik yang telah dikenal, baik dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Constanza et al 1997 dalam
Anonim 2002 mengatakan beberapa pendekatan dan teknik yang umum digunakan untuk valuasi sumberdaya alam antara lain :
1. Pendekatan Nilai Pasar Market Value Approaches : Teknik Perubahan Produktifitas, Teknik Perubahan Pendapatan, Teknik Biaya Pengganti,
Teknik Pengeluaran Preventif, Teknik Biaya Relokasi. 2. Pendekatan Pasar Proksi Surrogate Market Approaches: pendekatan
dengan pasar substitusi untuk mendekati kondisi pasar yang sebenarnya karena berbagai keterbatasan. Pendekatan dengan harga pengganti
meliputi : Pendekatan Biaya Perjalanan, Teknik Nilai Properti, Pendekatan Perbedaan Upah, Pendekatan Barang Proksi.
3. Pendekatan Pasar Simulasi Simulation Market Approaches: Penilaian Kontingensi, Permainan Pertukaran, Peringkat Kontingensi dan Tingkat
Kontingensi, Teknik Evaluator Prioritas 4. Pendekatan Nilai Lahan
5. Biaya Kesehatan
2.3 Pengelolaan Kawasan
2.3.1 Identifikasi Manfaat dan Fungsi Kawasan Panas Bumi
Manfaat kawasan panas bumi Kamojang dapat diketogorikan ke dalam dua komponen utama yaitu manfaat langsung use value dan manfaat tidak langsung
indirect use value. Nilai kegunaan langsung merujuk pada kegunaan langsung dari pemanfaatan kawasan panas bumi Kamojang baik secara komersil maupun
non komersil, sedangkan nilai kegunaan tidak langsung merujuk pada nilai yang dirasakan tidak langsung terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sumberdaya alam dan lingkungan. Komponen manfaat tidak langsung adalah nilai yang diberikan kepada
hutan yang berada di kawasan panas bumi Kamojang atas keberadaannya meskipun tidak dikonsumsi secara langsung dan lebih bersifat sulit diukur less
tangibel karena lebih didasarkan pada preferensi terhadap lingkungan ketimbang
pemanfaatan langsung. Komponen manfaat tidak langsung dibagi lagi dalam sub- class
yaitu nilai keberadaan existence value, nilai pewarisan bequest value dan nilai pilihan option value. Nilai keberadaan pada dasarnya adalah penilaian yang
diberikan dengan terpeliharanya sumberdaya. Nilai pewarisan diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh generasi kini dengan menyediakan atau mewariskan
sumberdaya untuk generasi mendatang. Nilai pilihan diartikan sebagai nilai peliharaan sumberdaya sehingga pilihan untuk memanfaatkannya masih tersedian
untuk masa yang akan datang. Menurut Fauzi 2006, penggunaan metode analisis biaya dan manfaat
cost-benefit analysis yang konvensional sering tidak mampu menjawab permasalahan dalam menentukan nilai ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan
karena konsep biaya dan manfaat tersebut sering tidak memasukan manfaat ekologis didalam analisisnya. Oleh karena itu lahirlah konsep analisis valuasi
ekonomi, hususnya valuasi non-pasar non market valuation. Pengukuran valuasi ekonomi di kawasan dapat menggunakan model
pengukuran dari nilai ekonomi sumberdaya, dimana secara tradisional nilai terjadi didasarkan pada interaksi antara manusia sebagai subjek dan objek Pearce dan
Moran, 1994; Turner, Pearce dan Bateman,1994. Setiap individu memiliki sejumlah nilai yang dikatakan sebagai nilai penguasaan yang merupakan basis
preferensi individu. Pada akhirnya nilai objek ditentukan oleh bermacam-macam nilai yang dinyatakan assigned value oleh individu. Model bagan nilai ekonomi
total total economic value seperti pada Gambar 1.
Sumber: Pearce dan Moran 1994
Gambar 1 Model Nilai Ekonomi Total Total Economic Value
Nilai ekonomi total total economic value suatu sumberdaya secara garis besar dikelompokan menjadi nilai guna use value dan nilai non-gunaintrinsik
non-use value, Pearce dan Turner, 1990; Pearce dan Moran, 1994; Turner, Pearce dan Bateman, 1994. Nilai guna use value dibagi menjadi nilai guna
langsung direct use value, nilai guna tak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Nilai guna diperoleh dari pemanfaatan aktual lingkungan
Turner, Pearce dan Bateman, 1994. Nilai non-guna dibagi menjadi nilai keberadaan existence value, nilai
warisan bequest value dan nilai pilihan option value. Nilai guna langsung direct use value adalah nilai yang ditentukan oleh kontribusi lingkungan pada
aliran produksi dan konsumsi Munasinghe, 1993. Nilai guna langsung berkaitan dengan output yang langsung dapat dikonsumsi, misalnya makanan, biomassa,
rekreasi dan kesehatan. Nilai guna tak langsung indirect use value ditentukan oleh manfaat yang berasal dari jasa-jasa lingkungan dalam mendukung aliran
Nilai Ekonomi Total
Total Economic Value
Nilai Pemanfaatan Use value
Nilai Tanpa Pemanfaatan Non Use Value
Nilai Guna Langsung Direct Use Value
Nilai Warisan Bequest Value
Nilai Pilihan Option Value
Nilai Guna Tak Lansung Indirect Use Value
Nilai Keberadaan Existence Value