5.5.5 Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Penilaian terhadap Program Siaran
Kepemilikan media massa bagi responden juga dilihat hubungannya dengan penilaian terhadap program siaran. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
melihat pengaruh yang diberikan bagi responden yang memiliki satu atau lebih jenis media massa lain terhadap penilaian pada program siaran.
Pada Tabel 39 tersaji data hubungan antara kepemilikan media massa selain radio dan penilaiannya terhadap materi siaran.
Tabel 39. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Penilaian terhadap Materi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011
Kepemilikan Media Massa
Penilaian terhadap Materi Siaran
Tidak Baik Cukup Baik
Sangat Baik Jumlah
n n n n Televisi
4 16,0 16 64,0 5 20,0 25
100,0 Koran
1 50,0 0 0,0 1 50,0 2 100,0
Televisi dan Koran 0,0
3 100,0
0,0 3
100,0
Jumlah 5 16,7 19 63,3 6 20,0
30 100,0
Kategori responden yang memiliki televisi sebesar 16,0 persen menilai materi siaran yang disajikan tidak baik kualitasnya, 64,0 persen menilai cukup
baik, dan 20,0 persen menilai sangat baik. Kategori responden yang memiliki koran sebesar 50,0 persen menilai materi siaran tidak baik kualitasnya dan 50,0
persen menilai cukup baik. Sementara responden yang memiliki televisi dan koran seluruhnya yakni sebesar 100,0 persen menilai materi siaran cukup baik yakni
sebesar 100,0 persen. Oleh karena nilai signifikansi 0,897 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kepemilikan media
massa dengan penilaian terhadap materi siaran. Artinya kepemilikan media massa yang berbeda bagi responden tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula pada
penilaiannya terhadap materi siaran. Masing-masing responden dari ketiga kategori sama-sama menilai bahwa
materi siaran yang disajikan pada program siaran sudah cukup baik kualitasnya. Menurut responden meskipun mereka juga sering memanfaatkan televisi ataupun
koran yang mereka miliki untuk memperoleh informasi atau berita, namun materi siaran yang didengarkannya melalui siaran radio memiliki daya tarik tersendiri.
Jika melalui televisi ataupun koran sebagian besar berisikan informasi atau berita politik, ekonomi, dan lain-lain, namun melalui siaran RPC informasi yang mereka
dapatkan lebih khusus mengenai bidang pertanian utamanya seperti inovasi teknologi pertanian.
Selain itu dilihat juga hubungan antara variabel kepemilikan media massa lain dengan penilaian terhadap cara penyajian program siaran. Data hubungan
antara kepemilikan media massa dan penilaiannya terhadap cara penyajian tersaji pada Tabel 40.
Tabel 40. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Penilaian terhadap Cara Penyajian di Desa Cileungsi Tahun 2011
Kepemilikan Media Massa
Penilaian terhadap Cara Penyajian
Tidak Menarik Cukup Menarik Sangat
Menarik Jumlah
n n n n Televisi 4
16,0 15
60,0 6
24,0 25
100,0 Koran 1
50,0 1
50,0 0,0
2 100,0
Televisi dan Koran 2
66,7 1
33,3 0,0
3 100,0
Jumlah 7 23,3 17 56,7 6 20,0 30
100,0
Kategori responden yang memiliki televisi sebesar 16,0 persen menilai cara penyajian tidak menarik, 60,0 persen menilai cukup menarik, dan 24,0 persen
menilai sangat menarik. Responden yang memiliki koran sebesar 50,0 persen menilai cara penyajian tidak menarik dan 50,0 persen menilai cukup menarik.
Sementara responden yang memiliki televisi dan koran sebesar 66,7 persen menilai cara penyajian tidak menarik dan 33,3 persen menilai cukup menarik.
Oleh karena nilai signifikansi 0,033 0,05 maka Ho ditolak, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan media massa
selain radio oleh responden dengan penilaiannya terhadap cara penyajian. Artinya kategori kepemilikan media massa yang berbeda memberikan pengaruh yang
berbeda pula terhadap penilaian yang diberikan untuk cara penyajian program.
Terdapatnya hubungan tersebut dapat dilihat pada kategori responden yang memiliki televisi dan koran, bahwa responden yang tergolong kategori tersebut
menilai cara penyajian tidak menarik. Responden yang memiliki media massa lebih banyak akan membagi waktu untuk memanfaatkan media massa yang
dimilikinya, sehingga menyebabkan penilaiannya menjadi semakin berkurang saat mendengarkan siaran radio. Selain itu responden akan lebih selektif dalam
memilih informasi dan membandingkan cara penyajian yang dilakukan dari media massa berbeda.
Pada Tabel 41 tersaji data hubungan antara kepemilikan media massa dengan penilaian responden terhadap penyiar.
Tabel 41. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Penilaian terhadap Penyiar di Desa Cileungsi Tahun 2011
Kepemilikan Media Massa
Penilaian terhadap Penyiar
Tidak Interaktif Cukup Interaktif Sangat Interaktif Jumlah
n n n n
Televisi 5 20,0 12 48,0 8 32,0
25 100,0
Koran 1 50,0 1 50,0 0 0,0
2 100,0
Televisi dan
koran 3
100,0 0 0,0 0 0,0
3 100,0
Jumlah 9 30,0 13 43,3 8 26,7
30 100,0
Responden yang memiliki televisi sebesar 20,0 persen menilai penyiar tidak interaktif, 48,0 persen menilai cukup interaktif, dan 32,0 persen menilai
sangat interaktif. Responden yang memiliki koran sebesar 50,0 persen menilai penyiar tidak interaktif dan 50,0 persen menilai cukup interaktif. Sementara
responden yang memiliki televisi dan koran sebesar 100,0 persen menilai penyiar tidak interaktif. Nilai signifikansi 0,033 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak,
atau dengan kata lain terdapat hubungan antara kepemilikan media massa oleh responden dengan penilaiannya terhadap penyiar. Artinya kategori kepemilikan
media massa lain yang berbeda oleh responden memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap penilaiannya kepada penyiar RPC.
Terdapatnya hubungan dapat dilihat pada kategori responden yang memiliki televisi dan koran seluruhnya menilai penyiar tidak interaktif, karena
menurut mereka penyiar radio terkadang tidak dapat menjalin keakraban dengan pendengarnya karena hanya satu orang saja jumlahnya, dibandingkan melihat
program acara di televisi yang dapat melibatkan beberapa pembawa acara sehingga menjadi lebih komunikatif. Selain itu penyiar radio juga tidak terlihat
wujudnya oleh mereka. Sementara untuk memperoleh informasi dari koran dapat secara langsung dengan membacanya, tanpa harus melalui orang lain seperti
penyiar. Pada Tabel 42 tersaji data hubungan antara kepemilikan media massa oleh
responden dan penilaiannya terhadap durasi siaran.
Tabel 42. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Penilaian terhadap Durasi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011
Kepemilikan Media Massa
Penilaian terhadap Durasi Siaran
Tidak Sesuai Sesuai
Jumlah
n n n Televisi 7
28,0 18
72,0 25
100,0 Koran 1
50,0 1
50,0 2
100,0 Televisi dan Koran
3 100,0
0,0 3
100,0
Jumlah
11 36,7 19 63,3 30 100,0
Responden yang memiliki televisi sebesar 28,0 persen menilai durasi siaran tidak sesuai dan 72,0 persen menilai sesuai. Responden yang memiliki
koran sebesar 50,0 persen menilai durasi siaran tidak sesuai dan 50,0 persen menilai sesuai. Sementara responden yang memiliki televisi dan koran seluruhnya
yakni sebesar 100,0 persen menilai durasi siaran tidak sesuai. Oleh karena nilai signifikansi 0,021 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, atau
dengan kata lain terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan media massa selain radio dengan penilaian terhadap durasi siaran. Artinya tiap kategori
kepemilikan media massa lain yang berbeda mempengaruhi penilaian yang berbeda pula terhadap durasi siaran. Semakin banyak jumlah media massa yang
dimiliki oleh responden menyebabkan penilaian yang diberikan lebih rendah. Hal ini terlihat bagi responden yang memiliki televisi dan koran menganggap bahwa
durasi satu hingga dua jam yang digunakan untuk menyajikan program siaran
kurang begitu sesuai, karena durasi tersebut bisa membuat pendengar jenuh namun bisa juga membuat pendengar kurang merasa puas dengan sajian yang
didengarkan. Data hubungan antara kepemilikan media massa dan penilaiannya
terhadap waktu siaran tersaji pada Tabel 43.
Tabel 43. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Penilaian terhadap Waktu Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011
Kepemilikan Media Massa
Penilaian terhadap Waktu Siaran
Tidak Sesuai Cukup Sesuai
Sangat Sesuai Jumlah
n n n n Televisi
3 12,0 17 68,0 5 20,0 25 100,0
Koran 0 0,0 2
100,0 0 0,0 2
100,0 Televisi
dan Koran 2 66,7 1 33,3 0 0,0 3
100,0
Jumlah 5 16,7 20 66,6 5 16,7 30
100,0
Sebesar 12,0 persen responden yang memiliki televisi menilai waktu siaran tidak sesuai, 68,0 persen menilai cukup sesuai, dan 20,0 persen menilai
sangat sesuai. Sementara responden yang memiliki koran sebesar 100,0 persen menilai waktu siaran cukup sesuai. Responden yang memiliki televisi dan koran
sebesar 66,7 persen menilai waktu siaran tidak sesuai dan 33,3 persen menilai cukup sesuai. Oleh karena p-value 0,076 0,05 maka Ho diterima, atau dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan media massa lain oleh responden dengan penilaiannya terhadap waktu siaran. Artinya
kepemilikan media massa lain yang berbeda tidak mempengaruhi penilaian yang berbeda pula terhadap waktu siaran.
Bagi responden aktifitas untuk mendengarkan siaran radio dilakukan pada waktu kapan saja dan dimana saja, karena untuk mendengarkan siaran radio bisa
didengarkan melalui telepon gengggam. Sementara memanfaatkan kepemilikan media massa lain seperti untuk menonton televisi lebih banyak dilakukan pada
malam hari bersama keluarga dan untuk membaca koran tidak terlalu sering dilakukan, sehingga penilaian mereka terhadap kesesuaian waktu siaran tidak
berbeda meskipun jenis kepemilikan media massa yang dimiliki oleh responden berbeda juga.
5.6 Hubungan Keterdedahan pada Siaran Radio dengan Penilaian