mendengarkan yang rendah, sebesar 53,8 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang, dan sebesar 23,1 persen dengan frekuensi mendengarkan tinggi.
Sementara responden yang tergolong kategori umur tua lebih dari sama dengan 38 tahun dengan frekuensi mendengarkan yang rendah dan sedang adalah
masing-masing sebesar 50,0 persen. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,105 0,05 maka Ho diterima, atau menunjukkan
bahwa antara umur responden dengan frekuensinya mendengarkan siaran radio tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya kategori umur responden yang
berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula pada frekuensinya mendengarkan radio.
Pada Tabel 9 terlihat bahwa baik responden yang berasal dari kategori umur yang berbeda ternyata sama-sama memiliki frekuensi mendengarkan yang
hampir sama, yakni frekuensi yang tergolong kategori sedang. Menurut penuturan responden hal ini dikarenakan terkadang dalam mendengarkan siaran radio
mereka tidak hanya selalu mendengarkan siaran RPC setiap harinya, namun juga mendengarkan siaran radio lain untuk mendapatkan suatu informasi maupun
hiburan. Terlebih bagi responden yang berumur tua untuk mendapatkan informasi mengenai keagamaan biasanya mendengarkan siaran radio Fajri FM yang
merupakan siaran radio islami. Sementara bagi responden yang berumur muda untuk mendapatkan siaran hiburan biasanya mendengarkan siaran radio
Megaswara FM, karena lebih banyak menyajikan program siaran hiburan.
5.4.2 Hubungan Umur dengan Lama Mendengarkan
Pendengar yang mendengarkan siaran RPC terdiri dari berbagai kategori umur. Beragamnya program siaran yang disajikan oleh RPC menyebabkan
pendengar yang menjadi segmentasi RPC adalah kategori semua umur. Oleh karena itu umur responden juga dilihat hubungannya dengan lama mendengarkan
responden dalam mendengarkan siaran radio RPC.
Kategori responden yang berumur muda
kurang dari sama dengan
25 tahun dengan lama mendengarkan yang rendah dan sedang adalah masing-masing
sebesar 44,4 persen dan sebesar 11,2 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Kategori responden yang berumur dewasa 26 sampai 37 tahun dengan
lama mendengarkan yang rendah adalah sebesar 76,9 persen, 7,7 persen dengan lama mendengarkan yang sedang, dan sebesar 15,4 persen dengan lama
mendengarkan yang tinggi. Sementara kategori responden yang berumur tua
lebih dari sama dengan
38 tahun dengan lama mendengarkan yang rendah sebesar 87,5 persen dan 12,5 persen dengan lama mendengarkan yang sedang.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011
Umur Lama Mendengarkan
Rendah Sedang Tinggi Jumlah
n n n n Muda
≤ 25
tahun 4 44,4 4 44,4 1 11,2 9 100,0
Dewasa 26-37 tahun 10
76,9 1
7,7 2
15,4 13
100,0 Tua
≥ 38
tahun 7 87,5 1 12,5 0 0,0 8 100,0
Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10,0 30 100,0
Oleh karena nilai siginifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,062 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara umur dengan lama
mendengarkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Artinya kategori umur responden tidak memberikan pengaruh yang berbeda dalam menentukan lamanya
seseorang mendengarkan siaran radio. Responden dari masing-masing kategori umur menunjukkan lama mendengarkan yang tergolong kategori rendah
sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 10. Hal ini dikarenakan biasanya responden mendengarkan siaran radio RPC pada waktu-waktu tertentu seperti di
pagi hari sebelum mereka melakukan aktivitas produktifnya atau di waktu sore hari setelah mereka selesai beraktifitas, dan biasanya mereka mendengarkan radio
sambil mengisi waktu luang saja. Sebagian besar responden bekerja pada waktu produktif yakni pada pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore, sehingga waktu
yang dimiliki untuk mendengarkan radio tidak begitu banyak dan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja. Bahkan seringnya mereka lebih banyak
mendengarkan radio di sore hari, namun tak jarang juga mereka lebih memilih untuk menonton televisi setelah selesai beraktivitas seharian.
5.4.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Frekuensi Mendengarkan