Hubungan Umur dengan Frekuensi Mendengarkan

sebagian besar responden beraktivitas melakukan kegiatan produktif dari pagi hingga sore hari, maka mereka menyatakan bahwa waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio adalah pada saat sore hari setelah mereka selesai beraktivitas. Waktu sore hari merupakan waktu santai mereka setelah lelah beraktifitas. Sementara responden yang menilai bahwa waktu siaran yang digunakan tidak sesuai sebesar 46,7 persen. Hal ini karena beberapa responden menyatakan bahwa mereka setiap harinya terkadang bekerja hingga larut malam sehingga tidak sempat untuk mendengarkan siaran radio. Sebesar 16,7 persen responden menilai sudah sangat sesuai.

5.4 Hubungan Karakteristik

Responden dengan Keterdedahannya pada Siaran Radio

5.4.1 Hubungan Umur dengan Frekuensi Mendengarkan

Variabel umur yang dihubungkan dengan frekuensi mendengarkan bertujuan untuk melihat apakah umur dapat berpengaruh terhadap frekuensi mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran RPC. Data hubungan antara umur responden dan frekuensi mendengarkan tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Umur Frekuensi Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Muda ≤ 25 tahun 1 11,1 7 77,8 1 11,1 9 100,0 Dewasa 26-37 tahun 3 23,1 7 53,8 3 23,1 13 100,0 Tua ≥ 38 tahun 4 50,0 4 50,0 0,0 8 100,0 Jumlah 8 26,7 18 60,0 4 13,3 30 100,0 Responden yang tergolong kategori umur muda kurang dari sama dengan 25 tahun dengan frekuensi mendengarkan yang rendah sebesar 11,1 persen, sebesar 77,8 persen dengan frekuensi mendengarkan sedang, dan sebesar 11,1 persen dengan frekuensi mendengarkan tinggi. Sebesar 23,1 persen responden yang tergolong kategori umur dewasa 26 sampai 37 tahun memiliki frekuensi mendengarkan yang rendah, sebesar 53,8 persen dengan frekuensi mendengarkan yang sedang, dan sebesar 23,1 persen dengan frekuensi mendengarkan tinggi. Sementara responden yang tergolong kategori umur tua lebih dari sama dengan 38 tahun dengan frekuensi mendengarkan yang rendah dan sedang adalah masing-masing sebesar 50,0 persen. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,105 0,05 maka Ho diterima, atau menunjukkan bahwa antara umur responden dengan frekuensinya mendengarkan siaran radio tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya kategori umur responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula pada frekuensinya mendengarkan radio. Pada Tabel 9 terlihat bahwa baik responden yang berasal dari kategori umur yang berbeda ternyata sama-sama memiliki frekuensi mendengarkan yang hampir sama, yakni frekuensi yang tergolong kategori sedang. Menurut penuturan responden hal ini dikarenakan terkadang dalam mendengarkan siaran radio mereka tidak hanya selalu mendengarkan siaran RPC setiap harinya, namun juga mendengarkan siaran radio lain untuk mendapatkan suatu informasi maupun hiburan. Terlebih bagi responden yang berumur tua untuk mendapatkan informasi mengenai keagamaan biasanya mendengarkan siaran radio Fajri FM yang merupakan siaran radio islami. Sementara bagi responden yang berumur muda untuk mendapatkan siaran hiburan biasanya mendengarkan siaran radio Megaswara FM, karena lebih banyak menyajikan program siaran hiburan.

5.4.2 Hubungan Umur dengan Lama Mendengarkan