Hubungan Pendidikan dengan Penilaian terhadap Program Siaran

5.5.3 Hubungan Pendidikan dengan Penilaian terhadap Program Siaran

Variabel pendidikan responden akan dilihat hubungannya dengan penilaiannya terhadap program siaran siaran. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dapat digunakannya untuk menilai program siaran radio. Pada Tabel 29 tersaji data hubungan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap materi siaran. Sebesar 100,0 persen responden yang berpendidikan tidak tamat SD menilai materi siaran cukup baik kualitasnya, sedangkan sebesar 27,3 persen responden yang berpendidikan SD menilai materi siaran tidak baik kualitasnya, 63,6 persen menilai cukup baik, dan 9,1 persen menilai sangat baik. Kategori responden yang berpendidikan SMP sebesar 12,5 persen menilai materi siaran tidak baik kualitasnya, 75,0 persen menilai cukup baik, dan 12,5 persen menilai sangat baik. Sementara sebesar 10,0 persen responden yang berpendidikan SMA menilai materi siaran tidak baik kualitasnya, 50,0 persen menilai cukup baik, dan 40,0 persen menilai sangat baik. Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Penilaian Terhadap Materi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Pendidikan Penilaian Terhadap Materi Siaran Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik Jumlah n n n n Tidak tamat SD 0,0 1 100,0 0,0 1 100,0 SD 3 27,3 7 63,6 1 9,1 11 100,0 SMP 1 12,5 6 75,0 1 12,5 8 100,0 SMA 1 10,0 5 50,0 4 40,0 10 100,0 Jumlah 5 16,7 19 63,3 6 20,0 30 100,0 Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,086 0,05 maka Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa pendidikan responden tidak memiliki hubungan signifikan dengan penilaian yang diberikan terhadap materi siaran. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan responden bukan berarti semakin tinggi penilaian yang diberikan untuk materi siaran dan sebaliknya. Penilaian terhadap materi siaran yang diberikan oleh responden bukan berdasarkan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Responden akan memberikan penilaian yang baik terhadap materi siaran apabila materi siaran yang disajikan menarik didengarkan oleh mereka dan dapat memberikan manfaat setelah mendengarkannya. Sementara itu pada Tabel 30 tersaji jumlah responden menurut pendidikan dan penilaiannya terhadap cara penyajian. Kategori responden yang berpendidikan tidak tamat SD sebesar 100,0 persen menilai cara penyajian tidak menarik, sedangkan kategori responden yang berpendidikan SD sebesar 9,1 persen menilai tidak menarik cara penyajian yang digunakan, 72,7 persen menilai cukup menarik, dan 18,2 persen menilai sangat menarik. Responden yang berpendidikan SMP menilai cara penyajian tidak menarik sebesar 37,5 persen, 50,0 persen menilai cukup menarik, dan 12,5 persen menilai sangat menarik. Sebesar 20,0 persen kategori responden yang berpendidikan SMA menilai tidak menarik, 50,0 persen menilai cukup menarik dan 30,0 persen menilai sangat menarik. Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Penilaian terhadap Cara Penyajian di Desa Cileungsi Tahun 2011 Pendidikan Penilaian terhadap Cara Penyajian Tidak Menarik Cukup Menarik Sangat Menarik Jumlah n n n n Tidak tamat SD 1 100,0 0,0 0,0 1 100,0 SD 1 9,1 8 72,7 2 18,2 11 100,0 SMP 3 37,5 4 50,0 1 12,5 8 100,0 SMA 2 20,0 5 50,0 3 30,0 10 100,0 Jumlah 7 23,3 17 56,7 6 20,0 30 100,0 Oleh karena nilai signifikansi 0,656 0,05 maka Ho diterima, atau dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap cara penyajian. Artinya tingkat pendidikan responden yang berbeda tidak mempengaruhi penilaiannya terhadap cara penyajian yang berbeda pula. Responden yang termasuk ke dalam seluruh kategori tingkat pendidikan sama-sama memiliki penilaian yang baik terhadap cara penyajian, yaitu menganggap bahwa cara penyajian program siaran cukup menarik. Program siaran dikemas dalam bentuk obrolan antara penyiar dengan narasumber. Bentuk obrolan yang digunakan dalam menyajikan program tersebut dipilih agar dapat lebih dinikmati oleh semua kategori pendengar dengan kesan santai yang dihadirkan. Bagi pendengar yang ingin bergabung dalam program tersebut dapat melalui telepon ataupun sms. Pendengar dapat memberikan pertanyaan ataupun pendapat kepada narasumber melalui telepon atau sms, agar keingintahuan mereka dapat terjawab segera apabila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti. Pada Tabel 31 tersaji data hubungan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap penyiar. Tabel 31. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Penilaian terhadap Penyiar di Desa Cileungsi Tahun 2011 Pendidikan Penilaian terhadap Penyiar Tidak Interaktif Cukup Interaktif Sangat Interaktif Jumlah n n n n Tidak tamat SD 1 100,0 0,0 0,0 1 100,0 SD 0 0,0 8 72,7 3 27,3 13 100,0 SMP 3 37,5 3 37,5 2 25,0 8 100,0 SMA 5 50,0 2 20,0 3 30,0 10 100,0 Jumlah 9 30,0 13 43,3 8 26,7 30 100,0 Kategori responden yang berpendidikan tidak tamat SD seluruhnya menilai penyiar tidak interaktif yakni sebesar 100,0 persen, sedangkan kategori responden yang berpendidikan SD sebesar 72,7 persen menilai penyiar cukup interaktif, dan 27,3 persen menilai sangat interaktif. Kategori responden yang berpendidikan SMP sebesar 37,5 persen menilai penyiar tidak interaktif, 37,5 persen juga menilai cukup interaktif, dan 25,0 persen menilai sangat interaktif. Sementara kategori responden yang berpendidikan SMA sebesar 50,0 persen menilai penyiar tidak interaktif, 20,0 persen menilai cukup inetraktif, dan 30,0 persen menilai sangat interaktif. Oleh karena nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,345 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap penyiar tidak terdapat hubungan signifikan. Artinya penilaian terhadap penyiar yang diberikan oleh responden bukan berdasarkan tingkat pendidikan yang mereka miliki. Bagi responden yang terpenting adalah penyiar dapat menyajikan program siaran dengan baik yang secara tidak langsung dapat menarik minat pendengar untuk mau mendengarkan program siaran tersebut. Antara variabel pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap durasi siaran juga dapat dilihat hubungannya. Data hubungan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap durasi siaran tersaji pada Tabel 32. Tabel 32. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Penilaian terhadap Durasi Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Pendidikan Penilaian terhadap Durasi Siaran Tidak Sesuai Sesuai Jumlah n n n Tidak tamat SD 0,0 1 100,0 1 100,0 SD 2 18,2 9 81,8 11 100,0 SMP 4 50,0 4 50,0 8 100,0 SMA 5 50,0 5 50,0 10 100,0 Jumlah 11 36,7 19 63,3 30 100,0 Kategori responden yang berpendidikan tidak tamat SD sebesar 100,0 persen menilai durasi siaran yang digunakan sudah sesuai. Kategori responden yang berpendidikan SD sebesar 18,2 persen menilai tidak sesuai durasi siaran yang digunakan dan 81,8 persen menilai sudah sesuai. Sementara kategori responden yang berpendidikan SMP masing-masing sebesar 40,0 persen menilai durasi siaran tidak sesuai dan sudah sesuai. Kategori responden yang berpendidikan SMA sebesar 50,0 persen menilai durasi siaran yang digunakan saat ini tidak sesuai dan 50,0 persen menilai sesuai. Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,932 0,05 menunjukkan bahwa Ho diterima atau tidak terdapat hubungan signifikan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap durasi siaran. Artinya pendidikan yang dimiliki responden tidak berpengaruh terhadap penilaian yang diberikannya pada durasi siaran. Data hubungan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap waktu siaran tersaji pada Tabel 33. Kategori responden yang berpendidikan tidak tamat SD seluruhnya yakni sebesar 100,0 persen menilai waktu siaran cukup sesuai, sedangkan responden yang berpendidikan SD sebesar 9,1 persen menilai waktu siaran tidak sesuai, 63,6 persen menilai cukup sesuai, dan 27,3 persen menilai waktu siaran sangat sesuai. Sebesar 25,0 persen kategori responden berpendidikan SMP menilai tidak sesuai, 62,5 persen menilai cukup sesuai, dan 12,5 persen menilai sangat sesuai. Sementara sebesar 20,0 persen kategori responden berpendidikan SMA menilai tidak sesuai, 70,0 persen menilai cukup sesuai, dan 10,0 persen menilai sangat sesuai. Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Penilaian terhadap Waktu Siaran di Desa Cileungsi Tahun 2011 Pendidikan Penilaian terhadap Waktu Siaran Tidak Sesuai Cukup Sesuai Sangat Sesuai Jumlah n n n n Tidak tamat SD 0,0 1 100,0 0,0 1 100,0 SD 1 9,1 7 63,6 3 27,3 11 100,0 SMP 2 25,0 5 62,5 1 12,5 8 100,0 SMA 2 20,0 7 70,0 1 10,0 10 100,0 Jumlah 5 16,7 20 66,6 5 16,7 30 100,0 Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank-Spearman 0,296 0,05 menandakan bahwa Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan signifikan antara pendidikan responden dengan penilaiannya terhadap waktu siaran. Artinya pendidikan seseorang tidak berpengaruh dalam memberikan penilaian terhadap kesesuaian waktu siaran yang digunakan untuk menyajikan program siaran. Semakin tinggi pendidikan responden tidak memberikan penilaian yang tinggi pula terhadap kesesuaian waktu siaran, begitupun sebaliknya. Penentuan waktu yang akan digunakan untuk menyajikan setiap masing- masing program siaran RPC sudah ditetapkan oleh pihak RPC dengan menyesuaikan waktu-waktu yang sering digunakan oleh pendengar untuk mendengarkan siaran radio. Seperti program siaran Karedok yang disiarkan pada sore hari disesuaikan dengan saat-saat audien utama yakni khususnya mitra tani yang memang pada waktu sore mereka sudah selesai beraktifitas di sawah. Selain itu program hiburan yang disajikan pada waktu malam hari disesuaikan dengan jam istirahat pendengar, sehingga mendengarkan program hiburan RPC dapat sambil beristirahat.

5.5.4 Hubungan Pekerjaan dengan Penilaian terhadap Program Siaran