Keterdedahan pada Siaran Radio Program Siaran Radio

dengan penyiar dan hanya mendengarkan siaran radio saja. Pendengar selektif adalah pendengar yang hanya memilih untuk mendengarkan program siaran tertentu yang memang diminati olehnya, baik dikarenakan kualitas program yang ditawarkan maupun karena tertarik terhadap penyiar yang bersiaran. Pendengar aktif adalah pendengar yang selalu mendengarkan siaran suatu stasiun radio dan mereka juga sering aktif berinteraksi dengan penyiar pada saat siaran berlangsung dengan mengirimkan sms atau telepon ke stasiun radio yang bersangkutan. Menurut McQuail 2005 karakteristik individu yang berkaitan dengan khalayak media massa meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Berbagai ahli mengemukakan bahwa pendengar radio siaran memiliki sifat-sifat yang dapat diamati, diantaranya adalah heterogen, selektif dan aktif. Effendy 2003 menyatakan bahwa salah satu sifat yang dimiliki oleh pendengar radio adalah heterogen, yang berarti pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak, terpencar-pencar dan tidak saling mengenal. Menurut McQuail 2005 sifat selektif dilihat dari segi pendengar dapat memilih program siaran radio yang disukainya. Selain itu pendengar radio juga bersifat aktif. Apabila menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, pendengar aktif berfikir dan melakukan interpretasi, kemudian bertanya-tanya pada dirinya apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar radio bernilai benar atau tidak.

2.1.5 Keterdedahan pada Siaran Radio

Rosengren 1974 dalam Morissan 2005 mengartikan terpaan media media exposure sebagai penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang. Penggunaan media ini terdiri dari jumlah waktu yang digunakan untuk mengikuti media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara khalayak media massa dengan isi media massa yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Rubin 2005 mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan media yang mengacu pada utilitas, intensionalitas, selektivitas, dan keterlibatan khalayak dengan media. Terkait dengan media massa radio, maka terpaan media disini diartikan sebagai keterdedahan khalayak pada siaran radio yang dikategorikan menjadi frekuensi khalayak mendengarkan siaran radio dan lamanya khalayak mendengarkan siaran radio.

2.1.6 Program Siaran Radio

Pada umumnya setiap stasiun radio memiliki cara masing-masing dalam mengemas siarannya agar menarik perhatian khalayak pendengar. Penyajian suatu siaran yang menarik oleh stasiun radio akan menentukan keberhasilan dari radio tersebut untuk menjaring khalayak pendengar dalam menyiarkan suatu informasi. Tentu saja program siaran juga tidak terlepas dari penyajian yang dilakukan oleh pihak stasiun radio. Program siaran yang dikemas secara menarik akan membuat pendengar untuk terus mendengarkan siaran tersebut. Menurut Morissan 2005 memproduksi program siaran memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar. Secara umum program siaran radio terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan khalayak dalam hal musik dan informasi. Program yang sering menjadi perhatian dari pihak stasiun radio untuk dikemas secara menarik umumnya seperti berita radio, perbincangan talk show, info hiburan, dan jingle radio. Menurut Morissan 2005 bentuk penyajian berita radio terdiri atas: 1 Siaran langsung live report, yaitu reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi. 2 Siaran tunda, reporter mendapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan. Informasi yang diperoleh ini dapat dikemas ke dalam berita langsung straight news atau berita feature. Sementara perbincangan radio talk show biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara host bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Adapun masih menurut Morissan 2005 tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan oleh stasiun radio adalah: 1 One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikropon terpisah di ruang studio yang sama. 2 Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. 3 Call in Show , program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan oleh penyiar kemudian pendengar diminta untuk memberikan respon. Sementara itu infotainment yang merupakan singkatan dari information dan entertainment berupa kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan dikemas secara easy listening. Infotainment dalam kemasan yang lebih lengkap disebut majalah udara yaitu suatu acara yang memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita, dan iklan Morissan, 2005. Biasanya tema yang dibahas dalam program ini antara lain wawancara artis penyanyi yang membahas album barunya, interaktif dengan pendengar membahas suatu tema tertentu, dan lain-lain. Tiga bentuk penyajian infotainment radio yang popular di Indonesia menurut Morissan 2005 adalah: 1 Info-entertainment, penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu. 2 Infotainment, penyampaian informasi, promosi dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musik yang diputar. 3 Infotainment dan entertainment, sajian informasi khususnya berisi berita-berita aktual dilengkapi perbincangan yang tidak selalu dari khazanah dunia hiburan, diselingi pemutaran lagu, iklan dan sebagainya.

2.1.7 Penilaian terhadap Program Siaran Radio