Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Frekuensi Mendengarkan

responden yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap lama mendengarkannya. Ternyata responden yang bekerja di bidang pertanian ataupun non-pertanian tidak memiliki lama mendengarkan yang tinggi. Menurut salah satu responden yang bekerja di bidang pertanian biasanya apabila sudah lelah bekerja di sawah dirinya lebih memilih untuk beristirahat, sehingga waktu untuk mendengarkan radio menjadi berkurang. Selain itu penyebab cuaca juga menjadi pemicu dirinya tidak bisa mendengarkan siaran RPC. Menurutnya apabila turun hujan frekuensi siaran RPC terkadang hilang sehingga siarannya terputus. Persentase terbesar yang dimiliki oleh program siaran RPC adalah untuk program pendidikan penyuluhan pertanian yakni sebesar 45 persen. Hal ini sesuai dengan tujuan dari RPC yang ingin menjadi sebuah media dalam menyediakan informasi pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat pertanian. Namun meskipun program siaran yang disajikan sebagian besar bernuansakan pertanian tidak menyebabkan responden yang bekerja di bidang pertanian memiliki lama mendengarkan yang tinggi.

5.4.9 Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Frekuensi Mendengarkan

Variabel kepemilikan terhadap media massa dilihat hubungannya dengan frekuensi mendengarkan. Tujuannya adalah untuk melihat apakah kepemilikan media massa selain radio bagi responden turut berpengaruh dalam menentukan frekuensi mendengarkannya. Responden dalam mendapatkan suatu informasi baru terkadang tidak selalu didapatkan dari radio saja, namun mereka dapat memperolehnya dari televisi maupun koran. Responden yang memiliki media massa televisi sebagian besar berada pada kategori sedang untuk frekuensi mendengarkan siaran radio, yaitu sebesar 64,0 persen, 28,0 persen pada kategori rendah, dan 8,0 persen pada kategori tinggi. Sementara responden yang memiliki koran berada pada kategori rendah dan tinggi yakni masing-masing sebesar 50,0 persen, sedangkan responden yang memiliki televisi dan koran dengan frekuensi mendengarkan siaran radio pada kategori sedang sebesar 66,7 persen, dan 33,3 persen pada kategori tinggi. Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Kepemilikan Media Massa Frekuensi Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Televisi 7 28,0 16 64,0 2 8,0 25 100,0 Koran 1 50,0 0,0 1 50,0 2 100,0 Televisi dan koran 0,0 2 66,7 1 33,3 3 100,0 Jumlah 8 26,7 18 60,0 4 13,3 30 100,0 Oleh karena nilai signifikansi 0,212 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kepemilikan media massa selain radio dengan frekuensi responden mendengarkan siaran radio. Artinya kepemilikan media massa yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran radio. Salah satu responden menyatakan bahwa biasanya ia menonton televisi maupun membaca koran untuk mendapatkan informasi yang ter-update dan hiburan terutamanya, sementara untuk mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian hanya ia dapatkan melalui siaran RPC. Saat ini ketersediaan informasi- informasi mengenai bidang pertanian tidak banyak didapatkan dari media massa, baik melalui televisi, surat kabar ataupun radio. Namun Radio Pertanian Ciawi merupakan satu-satunya radio pertanian di Bogor yang masih mempertahankan informasi pertanian sebagai fokus utamanya.

5.4.10 Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Lama Mendengarkan