Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Lama Mendengarkan

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Frekuensi Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Kepemilikan Media Massa Frekuensi Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Televisi 7 28,0 16 64,0 2 8,0 25 100,0 Koran 1 50,0 0,0 1 50,0 2 100,0 Televisi dan koran 0,0 2 66,7 1 33,3 3 100,0 Jumlah 8 26,7 18 60,0 4 13,3 30 100,0 Oleh karena nilai signifikansi 0,212 0,05 maka Ho diterima, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan antara kepemilikan media massa selain radio dengan frekuensi responden mendengarkan siaran radio. Artinya kepemilikan media massa yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap frekuensi mendengarkan responden dalam mendengarkan siaran radio. Salah satu responden menyatakan bahwa biasanya ia menonton televisi maupun membaca koran untuk mendapatkan informasi yang ter-update dan hiburan terutamanya, sementara untuk mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian hanya ia dapatkan melalui siaran RPC. Saat ini ketersediaan informasi- informasi mengenai bidang pertanian tidak banyak didapatkan dari media massa, baik melalui televisi, surat kabar ataupun radio. Namun Radio Pertanian Ciawi merupakan satu-satunya radio pertanian di Bogor yang masih mempertahankan informasi pertanian sebagai fokus utamanya.

5.4.10 Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Lama Mendengarkan

Antara variabel kepemilikan media massa dengan lama mendengarkan juga dilihat hubungannya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah jenis media massa lain yang dimiliki responden selain radio akan berpengaruh terhadap lama mendengarkan responden. Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Lama Mendengarkan di Desa Cileungsi Tahun 2011 Kepemilikan Media Massa Lama Mendengarkan Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Televisi 20 80,0 4 16,0 1 4,0 25 100,0 Koran 1 50,0 0,0 1 50,0 2 100,0 Televisi dan koran 0,0 2 66,7 1 33,3 3 100,0 Jumlah 21 70,0 6 20,0 3 10,0 30 100,0 Responden yang memiliki televisi dengan lama mendengarkan siaran radio yang rendah sebesar 80,0 persen, 16,0 persen dengan lama mendengarkan yang sedang, dan 4,0 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Responden yang memiliki koran dengan lama mendengarkan siaran radio yang rendah dan tinggi adalah masing-masing sebesar 50,0 persen. Sementara responden yang memiliki televisi dan koran dengan lama mendengarkan siaran radio yang sedang sebesar 66,7 persen dan 33,3 persen dengan lama mendengarkan yang tinggi. Oleh karena nilai signifikansi 0,002 0,05 maka Ho ditolak, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan media massa lain oleh responden dengan lama mendengarkan siaran radio. Artinya kepemilikan media massa lain yang berbeda oleh responden memberikan pengaruh terhadap lama mendengarkan siaran radio yang berbeda pula. Kepemilikan media massa selain radio oleh responden dapat menyebabkan responden menjadi lebih berkurang waktunya untuk mendengarkan radio. Terbaginya waktu untuk memanfaatkan seluruh jenis media massa yang responden miliki membuat lama untuk mendengarkan siaran radio menjadi rendah. Salah satu responden menyatakan bahwa terkadang ia lebih memilih untuk menonton televisi dibandingkan untuk mendengarkan radio, karena baginya televisi merupakan media massa yang paling menarik dibandingkan dengan media massa lain. Menurut alasannya bahwa televisi lebih lebih banyak memberikan sajian informasi dan hiburan yang lebih beragam dibandingkan media massa lain. Media massa televisi memang merupakan media massa yang paling banyak disenangi oleh khalayak, mengingat fungsinya yang mengandalkan audio dan visual khalayak dibandingkan dengan media massa lain.

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Penilaiannya terhadap