kehilangan tanah sampai dengan 93 dan kehilangan air hingga 83 dibandingkan dengan pertanaman semusim. Selain itu efektivitasnya didukung
karena terbentuknya terras alami yang mencapai ketinggian 25-30 cm pada dasar tanaman pagar.
2.11.2. Metode Mekanik Konservasi Tanah dan Air
Metode mekanik adalah semua perlakuan fissik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan pembangunan untuk mengurangi aliran permukaan
dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Arsyad, 2000. Metode mekanik dalam konservasi tanah berfungsi; a memperlambat
aliran permukaan, b menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengaaan kekuatan yang tidak merusak, c memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke
dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah, dan d penyedian air bagi tanaman. Termasuk ke dalam metode mekanik adalah; 1 pengolahan tanah tillage, 2
pengolahan tanah menurut kontur countur cultivation, 3 guludan dan guludan bersaluran menurut kontur, 4 terras, 5 dam penghambat chek dam, waaduk,
balong farm pond, rorak, tanggul, dan 6 perbaikan drainase dan irigasi
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Pengolahan tanah bagaimana yang tepat
untuk kelestarian sumberdaya tanah? Arsyad, 2000 mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam,
menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma.
Soepardi 1979 mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai
untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna
tauna, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan dimana tanah diolah
sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah
terdispersi oleh butir hujan, menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka
dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah:
1. Tanpa olah tanah TOT, tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa- sisa tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan
melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan
dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida. 2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya
barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah.
3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur
yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman menurut kontur
juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah.
Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Petani
mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur
tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan
oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan
oleh mereka untuk melestarikan sumberdaya tanah.
Pengolahan Tanah Menurut Kontur
Pada pengolahan tanah menurut kontur maka pembajakan dilakukan meurut kontur atau memotong lorong, sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan
tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah meurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman menurut kontur
juga, yaitu barisan tananaman dibuat sejalan dengan arah garis kontur. Keuntungan utama pengolahan menurut kontur adalah terbentuknya
penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Oleh karena itu, terutama di daerah beriklim
kering, pengolahan menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi air.
Guludan dan Guludan Bersaluran
Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong arah lereng. Tinggi tumpukan tanah dibuat sekitar
25-30 cm dengan lebar sekitar 25 sampai 30 cm. Jarak antara guludan tergantungpada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah dan erosivitas hujan.
Untuk tanah yang kepekaan erosinya rendah guludan dapat diterapkan pada tanah dengan kemiringan sampai 6 persen.
Guludan bersaluran juga dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Pada guludan yang bersaluran, di sebelah atas lereng dari
guludan dibuat saluran yang memanjang mengikuti guludan. Ukuran guludan bersaluran sama seperti guludan biasa, sedangkan kedalaman saluran adalah 25
sampai 30 cm, lebar permukaan 30 cm. Pada metode ini guludan diperkuat dengan menanam rumput, perdu atau pohonan yang tidak begitu tinggi dan rindang.
Guludan bersaluran dapat dibuat pada tanah dengan lereng sampai 12 persen.
Terras
Terras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan
penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian maka erosi berkurang. Terdapat dua tipe terras yaitu a terras tangga atau terras bangku bencch terrace dan b terras
berdasar lebar broadbase terrace. Terras bangku atau tangga. Terras tangga dibuat dengan jalan memotong
lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku. Terras bangku dapat dibuat pada tanah berlereng dua persen
sampai jauh lebih lebar. Terras tangga dapat datar atau miring ke dalam . terras
bangku berlereng
ke dalam
dipergunakan untuk
tanah-tanah yang
permealibilitasnya rendah, dengan tujuan agar air tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir keluar melalui talud.
Terras berdasar lebar. Terras berdasar lebar merupakan suatu saluran yang permukaannya lebar atau galengan yang dibuat memotong lereng pada
tanah-tanah yang berombak dan bergelombang. Berdasarkan fungsi utamanya terras berdasar lebar ada dua macam yaitu terras berlereng dan terras datar. Terras
berdasar lebar dapat di gunakan pada tanah berlereng antara 2 sampai 8 persen yaitu tanah-tanah klas II dan III.
Waduk, Dam Penghambat, Rorak dan Tanggul
Konservasi tanah, seperti telah dikemukakan sebelumnya, juga tergantung pada pengendalian air yang mengalir secara berlebihan di atas permukaan tanah.
Dam penghambat check dam, balongwaduk, rorak dan tanggul merupakan bangunan-bangunan yang dapat dipergunakan sebagai metode mekanik dalam
konservasi tanah dan air. Bangunan tersebut selain mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan juga memaksa air masuk kedalam tanah yang kan
menambah atau mengganti aair tanah dan air bawah tanah. Air yang tertampung dalam waduk atau balong dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti irigasi,
ternak, perikanan dan lebutuhan manusia sendiri.
Drainase dan Irigasi
Pembangunan fasilitas-fasilitas drainase dan irigasi adalah usaha-usaha pengaturan air sehingga tanah lebih dapat memenuhi kebutuhan manusia. Usaha-
usaha ini sesuai dangan dasar konservasi tanah yaitu memperlakukan setiap bidang tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat
dipergunakan dalam produksi dan tidak terjadi kerusakan tanah. Jones, Arsyad, 2000.
Drainase berarti keadaan dan cara keluarnya air lebih excess water. Air lebih adalah air yang tidak dapat dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan
memenuhi atau menjenuhi pori-pori tanah. Dalam arti keadaan air lebih, drainase menunjukkan frekuensi dan lamanya tanah bebas dari air lebih, dan
mencerminkan kecepatan air lebih keluar dari tanah. Sebagai contoh, pada tanah
berdrainasebaik, air lebih segera keluar dari tanah tetapi tidak terlalu cepat, pada tanah berdrainase buruk air lebih tidak segera keluar akan tetapi tetap menjenuhi
tanah pada daerah perakaran untuk waktu yang lama sehingga akar tidak dapat mengambil oksigen, sedangkan pada tanah berdrainase berlebihan excessively
drained semua air keluar dari tanah dengan cepat sehingga tanaman menderita kekurangan air.
Irigasi berarti pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman. Pekerjaan irigasi meliputi penampungan dan
pengambilan air dari sumbernya, pengaliran air melaluio saluran atau pipa ke tanah, dan pembuangan air yang berlebihan. Tujuan irigasi adalah memberikan
tambahan air terhadap air hujan, dan memberikan air kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu diperlukan. Selain dari kegunaan untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman, air irigasi mempunyai kegunaan lain, seprti; a mempermudah pengolahan tanah, b mengatur suhu tanah dan iklim mikro, c
membersihkan tanah dari kadar garam atau asam yang terlalu tinggi, d membersihkan kotoran-kotoran dari selokansanitasi, e menggenangi tanah
untuk memberantas tumbuhan pengganggu dan hamapenyakit tanaman. Arsyad, 2000.
2.11.3. Metode Kimia Konservasi Tanah dan Air