hubungan-hubungan. Reaksi tersebutlah yang meyebabkan tindakan seseorangan menjadi bertambah luas. Selanjutnya dijelaskan bahwa didalam memberikan
reaksi tersebut ada suatu kecenderungan manusia untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain. Maka lahirlah dua hasrat atau keinginan dari
individu tersebut. Kedua keinginan tersebut yaitu: Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat dan keinginan untuk
menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut,
manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. Sehingga menimbulkan kelompok-kelompok sosial atau social group di dalam kehidupan
manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain
menyangkut kaitan timbal-balik pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesatuan untuk saling tolong menolong.
Selanjutnta menurut Asir. dkk Arifin. 2001 peranan kelembagaan merupakan penentu kondisi permasalahan suatu daerah aliran sungai DAS
apakah masih dalam kondisi normal atau telah mengalami perubahan. Dan berdampak negatif terhadap pelestarian sumber daya hutan, tanah dan air. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya adalah faktor fisik berkaitan dengan tingkat kelestarian dan fakor sosial ekonomi dapat dilihat secara visual
dilapangan banyak penduduk yang sangat menggantungkan kehidupan terhadap lahan.
2.1.6. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan petani yang relatif rendah akibat dari sistem pertanian bercocok subsisten, sehingga petani tidak mempunyai modal yang cukup untuk
meningkatkan teknik pertaniannya. Bahkan untuk mempertahankan produksi subsistennya juga tak mampu. Petani tidak mampu membeli sarana produksi
sehingga salah satu bagian dari tindakan konservasi tanah dan air tidak mampu dilakukan walaupun petani telah meyadari bahwa tindakan tersebut adalah sangat
penting untuk kelestarian pertaniannya. Kondisi ini menyebabkan produktifitas lahan makin lama makin menurun yang akhirnya lahan tersebut akan ditinggalkan
dan kemudian akan mencari lahan baru yang lebih baik untuk dibuka untuk
menjadi lahan pertanian baru, hal ini menyebabkan terjadinya padang alang-alang yang luasnya jutaan hektar.
Lionberger dan Gwin 1982 mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kedudukan pada masyarakat pertanian lebih reaktif terhadap sesuatu gagasan
dan cara-cara baru. Temuan di India misalnya menunjukkan bahwa penghasilan atau pendapatan berkorelasi rendah dengan indeks keterdedahan terhadap tiga
media massa, yaitu; Radio, Film dan surat kabar. Hasil penelitian Wardhani 1994 memaparkan bahwa penghasilan atau pendapatan berhubungan dengan
pengadaan dan pemanfaatan sumber informasi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekartawi 1988 yang menyatakan bahwa petani yang berpenghasilan rendah
lambat untuk melakukan difusi inovasi, sebaliknya petani yang berpenghasilan tinggi mampu untuk melakukan percobaan dan perubahan.
2.1.7. Luas Lahan Garapan
Soekartawi 1988 mengemukakan bahwa ukuran usahatani selalu berhubungan positif dengan adopsi inovasi. Banyak teknologi baru memerlukan
skala operasi yang besar dan sumberdaya ekonomi yang tinggi untuk keperluan adopsi inovasi tesebut. Penggunaan teknologi pertanian yang lebih baik akan
menghasilkan manfaat ekonomi yang memungkinkan perluasan usahatani selanjutnya.
Menurut hasil penelitian Shiddieqy 2001 dalamI Wahyudi, 2004 mendapatkan bahwa luas lahan garapan berhubungan dengan perilaku
komunikasi anggota kelompok tani dalam kekosmopolitan dan akses jaringan komunikasi lokal serta partisipasi sosial.
2.1.8. Status Kepemilikan Tanah