Intensitas Komunikasi Dengan Sesama Petani

ukuran dan model furnitur, warna hingga ke jarak antarpribadi saat berkomunikasi Mulyana, 2004. Asumsi ini sejalan dengan rumusan Lewin bahwa perilaku behavior adalah sebagai fungsi dari orang person dan lingkungan environment. Dengan rumus sederhana: B = f P,E. Dalam rumus Lewin, Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Gudykunst dan Kim memasukan unsur lingkungan environment influences dalam model komunikasi antarbudaya atau tepatnya komunikasi dengan orang asing. Selanjutnya Mulyana 2004 menambahkan dalam pandangannya, lingkungan yang mempengaruhi manusia terdiri dari lingkungan pisik, lingkungan waktu, dan lingkungan sosial secara implisit lingkungan psikologis kita sebagai individu. Ketiganya saling mempengaruhi secara timbal-balik. Pekerjaan suatu komunitas dan cara mereka berinteraksi akan dipengaruhi oleh geografi tempat komunitas itu tinggal, apakah di pegunungan atau di dataran rendah, apakah dipantai atau dipedalaman. Budaya orang yang tinggal di pantai akan lebih cepat berubah karena pengaruh luar kedatangan orang dari seberang laut daripada orang yang tinggal di pedalaman. Mereka mungkin akan berbicara lebih keras dengan sesamanya karena suara meraka harus mengatasi suara angin dan ombak.

2.5.1. Intensitas Komunikasi Dengan Sesama Petani

Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan di antara dua atau lebih individu Liliweri, 2002. Ada pakar yang menyoroti komunikasi antarpribadi dalam konteks a dyadic relasi dua orang. Dijelaskan bahwa meskipun terdapat kumpulan 3 orang atau lebih, dyads tetap penting karena dalam kelompok tiga individu A,B,C akan tetap muncul dyads antara A-B: A-C; dan B-C. Jadi, akan terbentuk 3 macam dyads dan demikian seterusnya apabila anggota kelompok semakin bertambah Devito, 1997. Ditegaskan lebih lanjut bahwa komunikasi antarpribadi yang efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan antarpribadilah yang paling penting. Hubungan antarpribadi terdiri atas tiga faktor yaitu saling percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka. Selain itu, konsep diri yang meliputi persepsi pribadi, self image,dan self esteem, menyusul rasa empati, dan simpati merupakan pula faktor yang cukup menonjol dalam komunikasi antarpribadi Rahmat, 2001. Frekuensi dan intensitas komunikasi dengan sesama masyarakat merupakan bagian dari komunikasi interpersonal yang berupa perilaku tatap muka. Perilaku ini pada dasarnya sudah mencakup perilaku mencari dan menyampaikan informasi secara bersamaan. Pada situasi komunikasi interpersonal, proses umpan balik sangat berkaitan dengan selang waktu yang mungkin ada dan mungkin tidak ada. Saluran komunikasi interpersonal yang disampaikan secara tatap muka memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1 bersifat langsung, pribadi dan manusiawi, 2 teknik penyampaian fleksibel dan lebih rinci, 3 keterlibatan khalayak tinggi dan 4 umpan balik dapat langsung diproleh sehingga tingkat pemahaman pesan akan lebih tinggi. Sebaliknya, keterbatasan media interpersonal adalah keterbatas cakupan khalayak DeVito, 1997. Intensitas komunikasi dengan sesama petani merupakan bagian dari komunikasi interpersonal yang dapat berupa perilaku membicarakan informasi. Perilaku ini pada dasarnya sudah mencakup perilaku mencari dan menyampaikan informasi secara bersamaan. Pada situasi komunikasi interpersonal, dikenal umpan balik yang bercirikan kedua aspek mencari dan menyampaikan informasi. Menurut Gonzales Jahi, 1988 pada komunikasi tatap muka umpan balik umumnya lebih segera. Di pihak lain, umpan balik memerlukan waktu jika partisipan-partisipan dalam suatu situasi komunikasi satu sama lain terpisah oleh suatu jarak. Kebutuhan seseorang akan informasi mampu menggerakkannya untuk secara aktif melakukan pencaharian informasi. Paling tidak pada proses pencarian sampai dengan perolehan informasi tersebut. Yang bersangkutan telah memberikan berbagai informasi yang dimilikinya yang berkaitan dengan kebutuhannya akan informasi tersebut. Mempertegas hal ini Soekanto 2001 menjelaskan bahwa arti penting komunikasi dapat memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, perasan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, selanjutnya orang tersebut memberikan reaksi terhadap perasaan tersebut. Pikiran, perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain. Perilaku komunikasi khususnya intensitas komunikasi dengan sesama petani dalam rangka mencari dan menyebarkan informasi dipengaruhi oleh faktor situsional. Halim, 1992 mengungkapkan bahwa komunikasi, kognisi, sikap, dan perilaku dapat dijelaskan secara lebih baik melalui pendekatan peubah situsional, khususnya mengenai kapan dan bagaimana orang berkomunikasi tentang masalah khusus yang situsional seperti tentang manfaat dan usaha pelestarian alam.

2.5.2. Intensitas Komunikasi dengan Pengelola Taman Nasioanl