5.4. Perilaku Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air
Faktor perilaku petani Y
2
yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu unsur-unsur yang membentuk perilaku diantaranya: Pengetahuan Y
2.1
, Sikap Y
2.2
dan unsur tindakan Y
2.3
. Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Bahwa pengetahuan dapat
mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Untuk mengetahui lebih jelas dan detail tentang tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani di daerah penyangga
kawasan taman nasional dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Sebaran nilai rataan dan tingkat penilaian perilaku petani
Perilaku Petani Y
2
Rataan Tingkat penilaian
Pengetahuan Petani Y
2.1
87,3 Tinggi
Sikap Petani Y
2.2
90,5 Tinggi
Tindakan Petani Y
2..3
82,3 Tinggi
Keterangan: Selang 0-100. 0-25 = Sangat rendah, 26-50= Rendah, 51-75 = Sedang dan 76 -100 =Tinggi
5.4.1. Pengetahuan Petani Tentang Konservasi Tanah dan Air
Berdasarkan Tabel 15 bahwa tingkat pengetahuan petani tentang konservasi tanah dan air secara berkelanjutan termasuk ke dalam kategori
penilaian tinggi 87,3. Hal ini disebabkan karena sebagian besar petani yang berada di daerah penyangga kawasan taman nasional memiliki lahan pada tingkat
kemiringan yang sangat tinggi, dan sebagian petani tersebut memahami dan mengerti tentang berusahatani konservasi konservasi tanah dan air secara
berkelanjutan. Namun masih ada juga petani yang kurang memahami tentang usahatani
konservasi tetapi tanpa disadari mereka telah menerapkan nilai-nilai usahatani konservasi konservasi tanah dan air. Misalnya dengan melakukan dan
pembuatan teras-teras pada lahan mereka, pergiliran tanaman, dan penanaman pepohonan dibatas lahan-lahan mereka. Tingginya pemahaman petani tentang
usahatani konservasi baik dalam bentuk dan metode vegetasi atau biologis dan mekanik disebabkan banyaknya lembaga pemerintah dan non pemerintah yang
melakukan pembinaan terhadap petani-petani di daerah penyangga kawasan taman nasional yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola
usahataninya, dan disebabkan pula ada sebagian dari lahan petani tersebut adalah kawasan konservasi eks program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
PHBM Perum Perhutani sehingga petani tersebut sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana berusahatani yang baik dengan
tetap menjaga kelestarian daerah dan alam sekitarnya.
5.4.2. Sikap Petani dalam Konservasi Tanah dan Air
Pada dasarnya sebagian petani yang berada di daerah penyangga kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP setuju dan sepakat
bahwa kawasan taman nasional dan sekitarnya merupakan aset dan sumberdaya yang harus dijaga kelestarian dan keberlangsungannya karena kawasan taman
nasional dan masyarakat sekitarnya tidak bisa dipisah satu dengan yang lainnya. Berdasarkan Tabel 15 bahwa sikap petani di daerah penyangga kawasan
taman nasional masuk dalam kategori tinggi 90,5. Tingginya angka persentase disebabkan karena masyarakat dan petani di daerah penyangga kawasan taman
nasional beranggapan betapa besar nilai dan manfaat dari keberadaan taman tersebut baik secara ekonnomi maupun secara sosial lainnya seperti tersedianya
sumber mata air dari kawasan sepanjang musim untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan usahataninya. Sikap petani tersebut juga dipengaruhi oleh
informasi bahwa di beberapa daerah yang alamnya sudah rusak selalu mendatangkan bencana yang bukan hanya merusak lahan pertaniannya melainkan
harta dan jiwa masyarakat yang ada di daerah tersebut. Adanya pemahaman semacam ini telah menggugah petani di daerah penyangga kawasan taman
nasional untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kelestarian alam dan melakukan usahatani yang ramah lingkungan dengan menerapkan
konsep konservasi baik secara vegetatif atau biologis, mekanik, dan kimiawi. Dan mereka sepakat untuk tetap mengaja kelestarian kawasan taman nasional dan
sekitarnya.
5.4.3. Tindakan Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air