Pendidikan Sosial, Budaya dan Antropologi Jenis Tanah

Sindangjaya, Desa Lamah Duhur memiliki curah hujan 3000 mm, jumlah Bulan Hujan yaitu 6 bulan, suhu rata-rata harian berkisar antara 12- 24° C dan memiliki bentang wilayah berada di lereng gunung dan memiliki ketinggian 1350 meter dari permukaan laut dpl dan Desa Cikanyere memiliki bentang wilayah berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut dengan curah hujan 3000 mm dengan suhu udara 23-25 o C.

4.2.2. Pendidikan

Jumlah penduduk di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP dalam wilayah Kabupaten Sukabumi yang belum sekolah atau tidak tamat sekolah menunjukkan angka yang paling tinggi 42,27 dibandingkan tingkat pendidikan di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Kabupaten Sukabumi juga memiliki penduduk yang tamat sekolah Dasar SD paling banyak di bandingkan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Persentase tertinggi untuk tamat pendidikan sekolah dasar SD tamat SLTP, SLTA dimiliki oleh Kabupaten Cianjur 48,24 sedangkan kabupaten Bogor memiliki persentase lebih tingg penduduk yang tamat AkademikUniversitas Sarbi. LM. 2006.

4.2.3. Sosial, Budaya dan Antropologi

Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi yang ada di sekitar kawasan penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP mayoritas berasal dari etnik Sunda. Agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk setempat adalah agama Islam. Upacara-upacara adat yang dijumpai kadang-kadang hanya dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Namun demikian, karena upacara seperti ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka hanya penduduk yang memiliki kemampuan yang dapat melaksanakannya. Upacara benih desa yang dulu sering dilaksanakan setiap selesai panen sekarang sudah ditinggalkan. Perayaan-perayaan yang biasa dilaksanakan adalah perayaan hari-hari besar agama seperti Isra Mi’raj, Nuzul Qur’an, idul Fitri, Idul Adha dan lain-lain sebagainya serta perayaan hari-hari besar nasional seperti hari kemerdekaan Republik Indonesia.

4.2.2. Jenis Tanah

Terdapat enam jenis tanah di daerah penelitian, yaitu Andosol Distrik, Latosol Kambik distrik, Podsolik Argilik, Kambisol Distrik, Regosol Distrik, dan Regosol Eutrik, Andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan liat amorf terutama alofan serta sedikit silikat, alumina atau hidroxida-besi, jenis tanah ini tersebar di daerah volkan Rachim dan Suwardi, 2002 dalam Sarbi, 2006. Latosol merupakan tanah yang dihasilkan dari proses latosolisasi. Dalam proses pembentukan latosol, basa-basa cepat dibebaskan, bahan organik cepat terdekomposisi, pelarutan silikat dirangsang, dan pelarutan besi, aluminium dan mangan dihambat. Proses latosolisasi menyebabkan latosol kaya akan seskuioksida dan miskin silikal. Podsolik terbentuk akibat proses podsolisasi. Podsolisasi merupakan proses pencucian unsur kecuali silikat. Tanah yang terbentuk memiliki lapisan atas yang pucat karena semua unsur tercuci kecuali silikat yang sebagian besar dalam bentuk kuarsa. Kambisol memiliki horison penciri kambik yaitu horison penimbunan liat dan seskuioksida tetapi belum memenuhi sebagai horison argilik atau spodik. Regosol adalah tanah yang memiliki kadar fraksi pasir 60 atau lebih pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaan tanah mineral. Tanah ini tidak mempunyai horison diagnostik atau horison apapun selain horison A okrik, horison H Histik atau sulfurik.

4.2.3 Hidrologi