proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dan lain-lain.
Komunikasi merupakan sebuah proses sosial di masyarakat, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama.
Semakin majunya peradaban dalam masyarakat, semakin banyak tantangan yang dihadapi dalam mengkomunikasikan hal-hal baru yang mungkin masuk dalam
sistem sosial masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan pola pikir masyarakat tidak akan bermakna jika tidak disebarluaskan
dan dikomunuikasikan. Hal-hal baru itu kita kenal sebagai inovasi. Suatu inovasi yang bergerak positif kearah perubahan pada tatanan masyarakat perlu
disebarluaskan hingga dapat diserap oleh masyarakat dan dijadikan perilaku. Proses penyebaran dan penyerapan ini disebut difusi.
Menurut Berlo 1960 model SMCR merujuk pada perspektif psikologis dalam peristiwa komuniksi meliputi: sumber source, pesan message, saluran
channel , dan penerima receiver Model komunikasi Berlo 1960 berbeda dari model linear lainnya yang menekankan pada proses komunikasi diadik, Berlo lebih
menekankan pada peran sumber source dan penerima receiver sebagai peubah penting dalam proses komunikasi. Model ini melintasi sekat pengkategorisasian
bentuk komunikasi yang tidak membataskan diri pada komunikasi massa, namun juga pada komunikasi interpersonal dan bersifat merangsang penelitian
2.4. Intensitas Komunikasi
Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman penyampaian pesan dari individu sebagai anggota keluarga kepada yang lainnya Djamarah, 2004.
Intensitas komunikasi mencakup aspek-aspek seperti: kejujuran, keterbukaan, pengertian, percaya, yang mutlak diantara kedua belah pihak dan dukungan,
Intensitas komunikasi dapat diukur dari apap-apa dan siapa yang dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.
Conner 1993 dalam Tubbs dan Moss, 2000 mengemukakan bahwa kebanyakan orang yang disurvey belakangan ini menunjukkan bahwa kehidupan
tampaknya berubah dengan kecepatan yang lebih besar daripada yang pernah terjadi selama ini. Ketegangan yang ditimbulkan oleh banyaknya tugas dalam
waktu yang teramat sempit, ikut berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas komunikasi modern masa kini.
Selanjutnya dijelaskan bahwa model ini memperkenalkan unsur-unsur yang berperan dalam semua komunikasi insani. Komunikasi ini merupakan salah satu
bentuk paling sederhana. Bila jumlah komunikator bertambah, jenis atau jumlah gangguan berubah, atau pesan yang disampaikan makin beraneka ragam, maka
masalah komukasi menjaddi semakin rumit. Menurut Mulyana 2004 Komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui perilaku verbal dan nonverbal, segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Selanjutnya dikatakan komunikasi terjadi
jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal
kata-kata atau bentuk nonverbal nonkata-kata tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya sistem simbol
yang sama.
Perilaku adalah segala tindakan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan Depdiknas, 2001. Perilaku juga merupakan hasil interaksi
antara faktor personal berupa instink individu dengan lingkungan psikologinya Rakhmat, 2001. Berlo 1960 menyatakan bahwa perilaku komunikasi seseorang
akan menjadi kebiasaan perilakunya. perilaku seseorang terbentuk karena adanya stimulus yang sering menimpannya dan respon terhadap stimulus baik secara
verbal maupun nonverbal. Sementara itu menurut kamus besar komunikasi. Istilah perilaku komunikasi Communication behavior berarti tindakan atau kegiatan
seseorang, kelompok atau khalayak, ketika terlibat dalam proses komunikasi. Manusia sebagai makhluk yang berakal dan aktif akan selalu berusaha
untuk mencari kebutuhan yang sesuai dengan dirinya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Freud Gerungan, 1996 bahwa jiwa manusia bukan merupakan
sesuatu yang abstrak konsisten dan statis, melainkan sesuatu yang dinamis dalam ruang, waktu dan menyatakan diri sebagai keseluruhan jiwa raga yang aktif serta
kebutuhan seseorang akan informasi akan mampu menggerakan secara aktif usaha melakukan pencarian terhadap sumber informasi.
Intensitas komunikasi merupakan bagian dari perilaku komunikasi, dapat didefinisikan sebagai tindakan atau respon seseoranng terhadap sumber dan pesan
bila di tinjau dari pengertian model komunikasi linier. Pendekatan komunikasi interpersonal, komunikasi ditekankan pada konsep saling berbagi pengalaman
The sharring of experience maka tindakan atau respon seseorang terjadi dalam kapasitasnya sebagai pelaku komunikasi Tubbs dan Moss, 2001.
Halim 1992 menyatakan bahwa efektifitas komunikasi tatap muka didapatkan dari berbagai peluang individu untuk menyampaikan pesan dan
mendapatkan umpan balik secara personal. Menurut Rakhmat 2001 Komunikasi interpersonal dapat dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal
yang menyenangkan bagi komunikan, komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Bentuk komunikasi interpersonal memiliki
kelebihan sendiri. Sejalan dengan itu Havelock Halim, 1992 mengemukakan bahwa pada komunikasi tatap muka dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan
dalam menangkap dan memahami materi pesan, juga dapat membangkitkan minat, dan menyentuh tahap persuasi.
Pada kebanyakan orang, perilaku komunikasinya dapat diamati melalui kebiasaan berkomunikasi. Mengamati perilaku komunikasi, seyogyanya
dipertimbangkan bahwa pada dasarnya seseorang akan melakukan penalaran sendiri. Menurut Devito 1997 tujuan dasar komunikasi antar manusia ialah
mengenal diri sendiri dan orang lain serta membina hubungan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Memperkuat pendapat ini, Schramm 1982
menyatakan bahwa setiap komunikator maupun penerima mempunyai seperangkat tujuan dan penalaran sendiri-sendiri dan perlu mendapatkan
penjelasan yang lebih sistematis dari pada yang dilakukan, selain itu perilaku komunikasi dapat dideskripsikan dalam porsi yang dapat dipertimbangkan yaitu
sebagian sebagai permainan perilaku alat, dan sebagian lagi sebagai perilaku egosentris.
Rakhmat 2001 menyatakan bahwa sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu sistem masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi,
adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. Perilaku manusia merupakan hasil interaksi yang menarik antara komunikan individual dengan
keumuman situsional. Adapun Rogers dan Shoemaker 1971 menyatakan bahwa peubah dalam perilaku komunikasi adalah partisipasi sosial, hubungan dengan
sistem sosial,
kontak dengan
agen pembaharu,
kekosmopolitan, keterbukaanketerdedahan terhadap media massa, komunikasi interpersonal, lebih
aktif dalam mencari informasi, pengetahuan tentang informasi, keterbukaan kepemimpinan dan memiliki hubungan yang tinggi antar sistem.
Ithiel de sola pool 1958 dalam Onong. U. E, 2005 mengatakan bahwa Cara-cara komunikasi modern jarang sekali mengganti cara-cara yang sudah ada
sebelumnya. Televisi tidak menyisihkan radio, radio tidak mematikan buku, penemuan percetakan tidak menghentikan kita menulis surat dengan tinta dan
pena, dan guru-guru yang mengajar menulis dan membaca tidak membuat orang- orang menjadi kurang terlibat dalam percakapan.
Setiap cara baru berkomunikasi tertempatkan diatas yang lama. Mungkin saja ia mengambil alih fungsi tertentu, tetapi fungsi lainnya tertahan oleh cara
yang terdahulu. Jadi, dalam sistem komunikasi di masyarakat yang sudah sangat maju. Terdapat interaksi yang rumit antara sistem media massa yang modern dan
jaringan tradisional komunikasi mulut ke mulut yang bersifat pribadi. Masyarakat modern bukanlah masyarakat massa yang tanpa kepribadian, kehilangan norma
dan nilai, serta bebas dari kelompok-kelompok primer. Ia dalah sistem yang merupakan jalinan yang terperinci secara teliti dari kelurga-keluarga,
perkumpulan-perkumpulan, kelompok-kelompok ethis, organisasi-organisasi politik dan kelompok-kelompok persahabatan.
2.5. Pengaruh Lingkungan Terhadap Intensitas Komunikasi