Berdasarkan Tabel 13 maka dapat dilihat sejauhmana tingkat dan sebaran nilai serta sebaran rata-rata skor peritem. Dari setiap variabel yang termasuk
kedalam faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air di daerah penyangga kawasan konservasi
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada uraian di bawah ini.
5.2.1. Teknologi Usahatani Konservasi
Dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan, maka pengelolaan lahan, tanah dan air harus menerapkan suatu teknologi yang berwawasan
konservasi. Keberadaan teknologi yang berwawasan konservasi di kawasan yang memiliki tingkat kemiringan yang tinggi menjadi suatu keharusan untuk
diterapkan oleh petani dan masyarakat yang berada di kawasan tersebut guna menjaga kelestarian sumberdaya alam yang ada dan mampu meningkatkan
kesejahteraan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sinukaban 1994 suatu teknologi
pengelolaan lahan yang dapat mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan bilamana memiliki ciri seperti, dapat meningkatkan pendapatan petani, komoditi
yang diusahakan sesuai dengan kondisi biofisik lahan dan dapat diterima oleh pasar, tidak mengakibatkan degradasi lahan, tanah dan air karena laju erosi kecil,
dan teknologi tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat. Adapun keberadaan teknologi yang ada dan yang banyak diterapkan oleh petani di daerah penyangga
kawasan taman nasional dalam rangka mendukung pertanian yang berkelanjutan yaitu metode vegetatifbiologis dan mekanik serta sebagian ada yang menerapkan
metode kimiawi. Berdasarkan Tabel 13 tingkat keberadaan teknologi usahatani konservasi
di daerah penyangga kawasan taman nasional termasuk kedalam tingkat penilaian tinggi 88,4. hal ini disebabkan kondisi topografi dan kontur lahan pertanian
yang ada dengan kondisi kemiringan lahan yang tinggi yang sangat rentan terjadi longsor dan bencana lainnya. Dengan demikian maka untuk bisa menjaga kondisi
lahan tetap baik maka petani banyak menerapkan kaidah-kaidah konservasi dalam berusahatani baik dalam bentuk penerapan metode vegetasi atau biologis, metode
mekanik dan kimiawi seperti Penanaman tanaman penutup tanah, penanaman
menurut kontur, melakukan pergiliran tanaman, penanaman rumput pada pematang lahan, Penggunaan sisa-sisa tanaman, membuat teras-teras pada
lahannya. Tingginya pengetahuan dan keberadaan teknologi usahatani konservasi tidak terlepas dari banyaknya pihak yang terlibat dalam mengkampanyekan
upaya-upaya rehabilitasi lahan di daerah penyangga kawasan konservasi taman nasional dan adanya program yang melibatkan petani di kawasan tersebut seperti
program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GERHAN dan Rehabilitasi hutan dan lahan partisipatif RHLP.
5.2.2. Permodalan Usahatani Konservasi