Organisasi Usahatani Konservasi Nilai Sosial Budaya

sekitarnya maupun lembaga yang memiliki kepedulian terhadap kondisi sosial masyarakat setempat. Baik yang bersifat langsung dan tidak langsung dalam memberikan manfaat bagi kelestarian alam dan keberlanjutan masyarakat sekitar kawasan taman nasional. Berdasarkan Tabel 13 bahwa kebaradaan lembaga sosial yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan kawasan taman nasional dan sekitarnya termasuk dalam tingkat penilaian tinggi 81,0. Hal ini disebabkan karena taman nasional merupakan salah satu taman nasional yang memiliki sumberdaya alam yang khas dan sangat kaya serta merupakan daeran penyangga dan penyerap beberapa daerah aliran sungai DAS sekitarnya. Dengan keberadaannya yang sangat vital maka beberapa lembaga dan organisasi non pemerintah baik yang berskala lokal, nasional dan internasional telah mengambil peran dan andil dalam pelestarian sumberadaya alam. Ada beberapa lembaga yang terlibat langsung diantaranya yang bertarap internasional seperti Environmental Service Program ESP.USAID, RCS, adapun lembaga lokal seperti Pemuda peduli DAS, Amerta, Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif JKPP yang mana lembaga ini lebih menekankan kepada pemahaman kepada masyarakat tentang pemetaan wilayah dan sistem zonasi dalam suatu kawasan. Sehingga masyarakat memiliki pemahaman tentang daerah yang boleh dikelola dan daerah mana yang tidak boleh dikelola.

5.2.4. Organisasi Usahatani Konservasi

Berdasarkan Tabel 13 maka dapat dikategorikan bahwa organisasi usahatani konservasi pada lokasi penelitian berada pada kategori tingkat penilaian tinggi 86,4. Daerah ini berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP sehingga menjadi perhatian pemerintah dalam melaksanakan berbagai program yang berkaitan dengan pelestarian alam dan rehabilitasi hutan dan lahan contohnya adalah program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GERHAN dan Rehabilitasi Hutan Lahan Partisipatif RHLP yang mana dari beberapa desa yang dijadikan percontohan tersebut akan dijadikan sebagai Desa Model Konservasi. Untuk mempercepat program ini maka pemerintah membentuk kelompok- kelompok tani guna mempermudah dalam koordinasi. Ada beberapa kelompok yang yang menjadi binaan dari pihak pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP untuk desa-desa yang ada disekitar kawasan taman nasional diantaranya kelompok tani Puspa Lestari yang berada di Desa Sukatani dan Sindang Jaya, Alam Lestari, Tunas Mekar, dan Intisari yang berda di Desa Cikanyere kecamatan Suka Resmi dan kelompok Barokah yang berada di Desa Lemah Duhur. Kelompok ini juga mendapat pembinaan dari beberapa lembaga pemerintah dan nonpemerintah serta dari pihak perguruan tinggi seperti dari Dinas Pertanian, Dinas Perhutanan dan konservasi tanah PKT, Institut Pertanian Bogor IPB, Environmental Service Program ESP USAID, JPKP. Dan lembaga lain. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan dapat berupa worshop, PRA, TOT, sekolah lapangan dan pameran.

5.2.5. Nilai Sosial Budaya

Keterlibatan masyarakat dan petani di daerah penyangga kawasan dalam pengelolaan kawasan taman nasional dan sekitarnya akan menjadi kunci kesuksesan dari setiap program yang dicanangkan oleh pemerintah dan pengelola taman nasional serta lembaga-lembaga lainnya. Tanpa melibatkan masyarakat dan petani sekitar kawasan taman nasional akan mengalami kesulitan yang berarti. Pelibatan petani daerah penyangga kawasan taman nasional dari setiap program diharapkan adanya rasa kepemilikan bersama dari masyarakat dan petani setempat terhadap taman nasional sehingga ada rasa tanggung jawab untuk menjaga keberlansungan dan kelanjutan daripada sumberdaya alam tersebut. Nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang dimaksud adalah pandangan dan nilai-nilai serta adat istiadat yang menyangkut tentang pola hubungan antara masyarakat dengan alamnya, aturan-aturan adat menyangkut pengelolaan sumberdaya alam sekitarnya kearifan lokal. Berdasarkan Tabel 13 nilai sosial budaya petani responden termasuk pada tingkat penilaian sedang 64,5. Hal ini disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai, dan menurunya kepercayaan tentang kekuatan ghaib atau sakralisasi dalam masyarakat. Contohnya pemahaman masyarakat sebelumnya bahwa pohon yang besar selalu diidentikkan dengan kondisi yang angker, dijaga oleh makhluk halus atau jin sehingga tidak ada yang berani mendekat atau menebangnya. Namun sekarang pemahaman seperti itu sudah berkurang. Namun masih ada kepercayaan dan keyakinan masyarakat bahwa kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP adalah tempat semayamnya roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi sehingga diyakini barang siapa yang merusak hutan dan dan berburu binatang di sekitarnya bahwa umurnya tidak panjang lagi. Serta ada beberapa aturan-aturan lokal atau nilai yang masih dipegang oleh masyarakat misalnya bagi yang menebang pohon di diwajibkan menanam pohon kembali. Maka di masyarakat ada motto yang berkembang yaitu ”Leweng Ijo, Masyarakat Ngejo, Leweng Rusak, Urang Bransak” artinya ”Hutan hijau, Masyarakat sejahtera, Hutan rusak kita sengsara”

5.3. Intensitas Komunikasi Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air