Alur Perdagangan Harga Tata Niaga Labi-labi

9 kura-kura Pulau Rote Chelonia mccordi, ancaman terbesar bagi keberadaannya adalah perdagangan internasional dimana para pembeli luar negeri memasang harga yang sangat tinggi, dan ketika spesies-spesies tersebut menjadi langka atau bahkan diberikan status dilindungi, pada kenyataannya permintaan pasar justru meningkat. Beberapa hasil penelitian menyebutkan informasi mengenai harga labi-labi untuk pasar dalam negeri, tetapi tidak untuk harga di pasar internasional. Amri dan Khairuman 2000 menyebutkan harga ekspor labi-labi adalah USD 20.00kg sementara Nijman et al. 2012 mengemukakan apabila harga labi-labi diasumsikan sebesar USD 10.00kg maka nilai perdagangan labi-labi mencapai angka USD 10 juta per tahun untuk beberapa wilayah yang diobservasi. Harga labi-labi yang berlaku di pasar dalam negeri dibedakan oleh ukuran bobot tubuhnya sebagaimana disebutkan dalam hasil penelitian Kusrini et al. 2009 dan Oktaviani dan Samedi 2008.

2.1.4 Pemanenan Lestari

Pemanenan pada tingkat tertentu dari suatu populasi spesies bisa dilakukan tanpa menimbulkan ancaman kepunahan dan tingkat tertentu tersebut diterjemahkan dalam konsep pemanenan riap atau Maximum Sustainable Yield Robinson 1993; Sutherland 2001. Pemanenan terhadap hidupan liar pada awalnya dilakukan oleh masyarakat yang hidup berdekatan dengan habitatnya dan dalam jumlah sedikit untuk pemenuhan kebutuhan semata Soehartono Newton 2002; Platt et al. 2008, namun pertumbuhan populasi penduduk, meningkatnya kemampuan pembeli dan era globalisasi menyebabkan kenaikan permintaan terhadap hidupan liar eksotik Nijman 2010 dan perdagangan yang terus menerus merupakan ancaman utama bagi kelestariannya. Penurunan ukuran populasi akibat pemanenan bisa ditandai oleh semakin sulitnya spesies tersebut ditemui ataupun semakin besarnya upaya yang harus dikeluarkan jumlah hari, alat ataupun jarak tempuh ketika akan dilakukan pemanenan Soehartono Newton 2002; Traffic 2005; Traffic 2008. CITES 2004 menyebutkan bahwa kelimpahan labi-labi di perdagangan mengalami penurunan sebesar 23 dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Hal ini menggambarkan penurunan populasi lokal atau alami di Indonesia dan di beberapa negara lain. Pemanfaatan yang berlebihan dan minim 10 regulasi bisa menjadi awal dari kepunahan suatu spesies karena terjadi penurunan ukuran populasi akibat perburuan atau pemanenan Lockwood et al. 2002 dalam Indrawan et al. 2007.

2.2 Parameter Demografi Populasi

Kelompok kura-kura digambarkan memiliki karakteristik unik antara lain berumur panjang, lambat mencapai umur dewasa, reproduksi tahunan yang terbatas, tingginya kematian anakan, memiliki site fidelity yang tinggi dan persebaran yang terbatas serta semakin berkurangnya habitat menjadikan kura- kura sangat rentan terhadap pemanenan berlebih Congdon et al. 1993; Gibbons et al. 2001; Sriyadi et al. 2008. Kondisi dinamika yang khusus ini menyebabkan pemanenan terhadap satu kelas umur tertentu dapat membahayakan populasi kura- kura, sementara pemanenan pada kelas umur yang lain tidak menimbulkan dampak yang sama. Pada kura-kura dengan pencapaian umur dewasa yang lambat, contoh spesies Caretta caretta, peluang hidup yang tinggi pada kelas umur juvenil sangat penting bagi pertumbuhan populasi sementara untuk kura- kura dengan pencapaian umur dewasa yang lebih awal peluang hidup yang tinggi pada kelas umur dewasa menjadi lebih penting bagi pertumbuhan populasi Heppel 1998 dalam Chacín 2010. Menurut Sinclair et al. 2006 pada spesies mamalia besar pemanenan umumnya lebih banyak dilakukan terhadap individu jantan dibandingkan individu betina ataupun lebih ditujukan pada kelas umur yang lebih tinggi, namun tetap perlu diketahui terlebih dulu mengenai karakteristik biologi spesies tersebut.

2.2.1 Ukuran Populasi

Populasi adalah kelompok organisme yang terdiri dari individu-individu satu spesies yang mampu menghasilkan keturunan yang sama dengan tetuanya dan keberadaan suatu populasi pada suatu wilayah sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya untuk memenuhi segala kebutuhan hidup populasi tersebut. Kebutuhan dasar populasi meliputi kebutuhan untuk berlindung, berkembangbiak, makanan dan air, serta pergerakan Alikodra 2002. Ukuran populasi dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh ketersediaan sumberdaya, disamping itu

Dokumen yang terkait

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

Distribution of Population and Habitat Characteristics of Long-tailed macaques in Gunung Merapi National Park

0 17 92

Conservation Of The Asiatic Soft-Shell Turtle Amyda Cartilaginea (Boddaert, 1770) In The Belawa Village, Lemah Abang District, Cirebon, West Java

3 18 93

Trades, Habitat Charactesictics And Demographyc Parameters Of Harvested Reticulated Pythons (Python Reticulatus Scheider 1801) In Central Kalimantan Province

0 3 291

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters, and Habitat Characteristics of Javan Spitting Cobra (Naja sputatrix Boie 1827) in East Java Province

1 8 215

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95

Study of Population and Habitat Lesser Adjutant

0 1 9

Characteristics of nesting habitat of sea turtle Lepidochelys olivacea in Lhoknga Beach, Aceh Besar District, Indonesia

0 0 8