Jenis Pakan Peubah Morfometri dan Biologi Reproduksi .1 Taksonomi

18 menunjukkan bahwa labi-labi termasuk kura-kura omnivorus, dan dari perilaku makan ini labi-labi diduga bisa berfungsi sebagai predator hama sekaligus penyebar biji. 2.4 Habitat dan Persebaran 2.4.1 Habitat Secara umum habitat satwaliar dapat didefinisikan sebagai tempat dimana satwaliar tersebut hidup. Berbeda dengan manusia, satwaliar dari satu spesies dapat hidup di suatu tempat hanya apabila sumberdaya pokok yaitu pakan, air dan tempat berlindung untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya tersedia dan memampukan satwaliar tersebut untuk bisa beradaptasi terhadap kondisi cuaca yang ekstrem maupun persaingan dan pemangsaan. Komponen habitat yang telah diklasifikasikan sebelumnya meliputi pakan, air dan tempat berlindung oleh Morrison et al. 2006 ditambahkan dengan faktor-faktor lingkungan lainnya yang sangat bervariasi. Pola penyebaran ruang maupun waktu dari seluruh elemen habitat tersebut menentukan distribusi, kepadatan, struktur dan produktivitas populasi satwaliar. Ketersediaan sumberdaya mempengaruhi keberadaan suatu spesies pada lanskap tertentu. Dalam konsep pemilihan habitat oleh satwaliar dikenal habitat yang tersedia, habitat yang digunakan dan habitat yang disukai yang diterjemahkan oleh manusia menjadi konsep home range, core dan territory. Hilangnya habitat dan penangkapan secara besar-besaran menurunkan jumlah yang dapat ditangkap setiap tahunnya, mengurangi keuntungan bagi manusia, dan dalam beberapa kasus ekstrim dapat meningkatkan kemungkinan kepunahan. Perubahan yang terjadi terhadap habitat, disengaja ataupun tidak, dapat merubah struktur populasi kura-kura air tawar Chen Lue 2009; Bodie 2001; Plummer et al. 2008 dan yang paling terpengaruh adalah kelas umur juvenil dan jenis kelamin betina. Modifikasi habitat dapat menyebabkan perubahan berbagai karakteristik habitat tersebut, seperti kedalaman menjadi lebih dangkal, arus menjadi lebih kuat, dan kondisi vegetasi di pinggir sungai mengalami perusakan bahkan penghilangan. 19 Labi-labi menyukai habitat perairan seperti kolam, rawa, danau, sungai dan kanal Asian Turtle Conservation Network 2012. Elviana 2000 menyebutkan kondisi habitat labi-labi berupa perairan tergenang, berarus tenang dengan dasar perairan lumpur berpasir, terdapat batu-batuan dan tak terlalu dalam. Labi-labi biasanya tak hanya tinggal di dasar perairan, tetapi terkadang nampak di atas batu- batuan untuk berjemur. Labi-labi mengalokasikan banyak waktunya untuk berada di dalam air, sehingga kondisi perairan sebagai habitat labi-labi menjadi penting untuk diketahui. Elviana 2000 memasukkan variabel peubah habitat berupa suhu air dan udara, pH sungai, lebar sungai, kedalaman, kecepatan arus permukaan, debit air, kecerahan air, substrat dasar dan slope pinggir sungai. Amri dan Khairuman 2002 menyebutkan beberapa variabel yang mempengaruhi pemilihan habitat oleh labi-labi, diantaranya adalah : debit air, suhu air, derajat keasaman pH, warna perairan dan jenis substrat dasar perairan. a. Kecepatan arus air Labi-labi disebutkan lebih menyukai perairan yang tenang dengan kecepatan arus air yang rendah. Menurut Suwigno 1996 untuk perairan alamiah dengan kecepatan permukaan antara 10 sampai dengan 20 cm per detik memiliki dasar perairan berlumpur, sehingga merupakan habitat perairan yang mungkin dipilih oleh labi-labi. b. Suhu air Pada kondisi lingkungan bersuhu rendah kurang dari 30 °C, aktifitas labi-labi akan menurun, nafsu makan berkurang. Labi-labi biasanya akan menyelam dan memendamkan dirinya dalam lumpur BBAT 2002. Menurut Germano Bury 2009 beberapa hasil penelitian mengindikasikan bahwa jumlah konsumsi pakan dan laju pertumbuhan kura-kura lebih tinggi dan ukuran tubuh lebih besar di lingkungan yang lebih hangat dibandingkan dengan habitat yang lebih sejuk. c. Derajat keasaman pH Merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Ukuran nilai pH adalah 1-14 dan angka 7 merupakan pH netral atau normal. Derajat keasaman ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada siang hari pH air akan meningkat karena fitoplankton dan tanaman air lainnya mengkonsumsi

Dokumen yang terkait

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

Distribution of Population and Habitat Characteristics of Long-tailed macaques in Gunung Merapi National Park

0 17 92

Conservation Of The Asiatic Soft-Shell Turtle Amyda Cartilaginea (Boddaert, 1770) In The Belawa Village, Lemah Abang District, Cirebon, West Java

3 18 93

Trades, Habitat Charactesictics And Demographyc Parameters Of Harvested Reticulated Pythons (Python Reticulatus Scheider 1801) In Central Kalimantan Province

0 3 291

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters, and Habitat Characteristics of Javan Spitting Cobra (Naja sputatrix Boie 1827) in East Java Province

1 8 215

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95

Study of Population and Habitat Lesser Adjutant

0 1 9

Characteristics of nesting habitat of sea turtle Lepidochelys olivacea in Lhoknga Beach, Aceh Besar District, Indonesia

0 0 8