39 Asumsi yang digunakan adalah : 1 seluruh individu betina pada interval berat
5–15 kilogram adalah betina potensial repoduktif dan memiliki kesempatan yang sama untuk dikawini, 2 rata-rata jumlah telur per clutch diperoleh dari hasil
perhitungan terhadap telur oviduktal dan folikel yang ditemukan pada labi-labi yang dipotong dan dianggap sama untuk setiap individu betina dalam interval
ukuran berat 5-15 kilogram, 3 tingkat keberhasilan penetasan telur dihitung sebesar 50 dari tingkat keberhasilan penetasan telur sebagaimana disebutkan
Sunyoto 2012; dan 4 frekuensi bertelur labi-labi betina 2 kali dalam satu tahun. Jenis pakan
Jenis-jenis pakan yang berhasil diidentifikasi melalui pengamatan langsung disajikan dalam bentuk tabulasi jenis pakan labi-labi di Jambi.
4.5.4 Karakteristik Habitat
Setiap peubah biofisik yang telah diukur secara kuantitatif maupun kualitatif kemudian dikelompokkan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap kelas.
Peubah biofisik dengan hasil pengukuran berupa data kuantitatif dikelompokkan kedalam tiga kelas dengan dasar pengelompokan seperti ditulis Walpole 1993.
Peubah biofisik dengan hasil pengamatan berupa data kualitatif dikelompokkan kedalam lima kelas. Pendistribusian frekuensi ini bertujuan untuk melihat urutan
pemilihan kelas dari masing-masing peubah biofisik tersebut, atau kelas mana yang paling dominan dipilih oleh labi-labipenangkap.
Uji statistik non-parametrik terhadap peubah biofisik habitat dilakukan untuk melihat apakah nilai peubah antara lokasi ditemukan dan tidak
ditemukannya labi-labi berbeda secara signifikan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Santoso 2012. Uji ini cocok digunakan untuk kelompok
data yang tidak menyebar normal dan hanya terdiri dari dua kelompok data dengan jumlah sampel n yang tidak sama. Hipotesis yang dibangun adalah :
H0 : Peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi tidak berbeda nyata dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.
H1 : Minimal ada satu peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi yang berbeda nyata dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.
40 Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0
ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0 pun diterima. Uji yang sama dilakukan terhadap kategori kedua, yaitu lokasi ditebarkan mata pancing
dan lokasi yang tidak ditebarkan mata pancing. Hipotesis yang dibangun adalah : H0 : Peubah biofisik pada lokasi ditebarkan mata pancing tidak berbeda nyata
dengan lokasi tidak ditebarkan mata pancing. H1 : Minimal ada satu peubah biofisik pada lokasi ditebarkan mata pancing
yang berbeda nyata dengan lokasi tidak ditebarkan mata pancing. Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0
ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0 pun diterima.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Tata Niaga Labi-labi 5.1.1 Pelaku Tata Niaga