38
4.5.3 Peubah Morfometri dan Biologi Reproduksi
Ciri morfometri panjang karapas, lebar karapas dan berat di setiap tipe habitat dan lokasi pengumpul dianalisis dengan statistik deskriptif untuk
mendapatkan nilai tengah, nilai maksimum, nilai minimum, simpangan baku serta modus Walpole 1993, dan selanjutnya dilakukan uji beda untuk mengetahui
adatidaknya perbedaan morfometri labi-labi antar-pedagang besar dengan menggunakan Uji Kruskal-Wallis Santoso 2012. Hipotesis yang dibangun
adalah: H0 : Karakteristik morfometri populasi panenan labi-labi di seluruh pedagang
besar adalah sama H1 : Minimal ada satu karakteristik morfometri populasi panenan labi-labi yang
berbeda di seluruh pedagang besar Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0
ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig 0,05 maka H0 pun diterima. Perbedaan parameter morfometri PLK, LLK dan bobot tubuh antara labi-labi
jantan dan betina diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Santoso 2012.
Reproduksi Hasil pengamatan terhadap kondisi organ reproduksi labi-labi jantan dan
betina digunakan untuk mengidentifikasi minimum dan maximum breeding age dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi lengkap beserta ukuran dan jumlah
telurfolikel yang ditemukan pada labi-labi betina yang dipotong. Data dan informasi kondisi reproduksi labi-labi betina kemudian digunakan untuk
melakukan estimasi kehilangan individu akibat pemanenan dihitung menggunakan rumus :
B : Jumlah kelahiran F : Jumlah individu betina potensial reproduktif
E : Rata-rata jumlah telur per clutch Pt : Tingkat keberhasilan penetasan telur
t : Frekuensi bertelur dalam 1 tahun
39 Asumsi yang digunakan adalah : 1 seluruh individu betina pada interval berat
5–15 kilogram adalah betina potensial repoduktif dan memiliki kesempatan yang sama untuk dikawini, 2 rata-rata jumlah telur per clutch diperoleh dari hasil
perhitungan terhadap telur oviduktal dan folikel yang ditemukan pada labi-labi yang dipotong dan dianggap sama untuk setiap individu betina dalam interval
ukuran berat 5-15 kilogram, 3 tingkat keberhasilan penetasan telur dihitung sebesar 50 dari tingkat keberhasilan penetasan telur sebagaimana disebutkan
Sunyoto 2012; dan 4 frekuensi bertelur labi-labi betina 2 kali dalam satu tahun. Jenis pakan
Jenis-jenis pakan yang berhasil diidentifikasi melalui pengamatan langsung disajikan dalam bentuk tabulasi jenis pakan labi-labi di Jambi.
4.5.4 Karakteristik Habitat
Setiap peubah biofisik yang telah diukur secara kuantitatif maupun kualitatif kemudian dikelompokkan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap kelas.
Peubah biofisik dengan hasil pengukuran berupa data kuantitatif dikelompokkan kedalam tiga kelas dengan dasar pengelompokan seperti ditulis Walpole 1993.
Peubah biofisik dengan hasil pengamatan berupa data kualitatif dikelompokkan kedalam lima kelas. Pendistribusian frekuensi ini bertujuan untuk melihat urutan
pemilihan kelas dari masing-masing peubah biofisik tersebut, atau kelas mana yang paling dominan dipilih oleh labi-labipenangkap.
Uji statistik non-parametrik terhadap peubah biofisik habitat dilakukan untuk melihat apakah nilai peubah antara lokasi ditemukan dan tidak
ditemukannya labi-labi berbeda secara signifikan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Santoso 2012. Uji ini cocok digunakan untuk kelompok
data yang tidak menyebar normal dan hanya terdiri dari dua kelompok data dengan jumlah sampel n yang tidak sama. Hipotesis yang dibangun adalah :
H0 : Peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi tidak berbeda nyata dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.
H1 : Minimal ada satu peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi yang berbeda nyata dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.