Karakteristik Habitat Penentuan Unit Contoh .1 Tata Niaga Labi-labi

34 Warna karapas, meskipun tidak termasuk dalam peubah morfometri labi-labi, diamati untuk menduga habitat asal labi-labi. Pengukuran dan pengamatan terhadap peubah morfometri dilakukan terhadap 743 labi-labi di pedagang besar, 48 labi-labi di pengumpul dan 6 labi-labi di penangkap. Identifikasi minimum breeding age pada labi-labi jantan dan betina dilakukan dengan mengamati, menimbang dan mengukur setiap individu labi-labi yang akan dipotong untuk memperoleh data jenis kelamin, berat tubuh, lebar dan panjang karapas. Proses pemotongan didokumentasikan dan setelah rongga perut terbuka dilakukan identifikasi organ reproduksi seperti dilakukan Shine et al. 1998 dalam mengamati kondisi reproduksi ular P. reticulatus di Sumatera Utara. Labi-labi betina disebut dewasa kelamin ketika telah ditemukan minimal salah satu ciri : terdapat kelompok telur bercangkang di oviduk, terdapat folikel dalam ovarium diameter 10 mm, atau dinding oviduk yang menebal sementara labi- labi jantan dikategorikan dewasa ketika testis terlihat menebal dan berwarna kuning telur Mumpuni 24 Januari 2012, komunikasi pribadi. Pada labi-labi betina kelompok telur oviduktal maupun folikel yang berukuran sama diasumsikan sebagai satu clutch, dan kelompok dengan ukuran diameter yang lebih kecil sebagai clutch selanjutnya. Identifikasi jenis pakan yang dikonsumsi oleh labi-labi dilakukan melalui pembukaan saluran pencernaan labi-labi, terutama bagian lambung dan usus besar, dan dilanjutkan dengan identifikasi sisa pakan yang masih dapat diidentifikasi.

4.4.4 Karakteristik Habitat

Habitat labi-labi yang diamati merupakan habitat perairan berupa sungai dan danau yang terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jumlah titik pancing yang berbeda untuk setiap sungai dan danau. Sembilan peubah biofisik yang diduga mempengaruhi keberadaan labi-labi di suatu lokasi tertentu diamati dan diukur. Data peubah biofisik habitat terdiri dari data kuantitatif ketinggian tempat, suhu air, derajat keasaman pH air, kedalaman ditemukan, kecepatan arus air, dan kecerahan air, dan data kualitatif warna air, jenis substrat dasar dan tipe penutupan lahan. 35 a. Ketinggian tempat Pengukuran ketinggian tempat di setiap lokasi pemancingan dilakukan sekaligus dengan perekaman titik-titik koordinat menggunakan GPS, kemudian dilakukan validasi ukuran ketinggian dengan cara melakukan overlaying titik- titik koordinat setiap lokasi pemancingan tersebut pada peta kontur Provinsi Jambi. Data yang digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi karakteristik habitat labi-labi adalah data ketinggian tempat hasil validasi terhadap setiap titik koordinat. b. Suhu air Diukur menggunakan termometer digital yang dicelupkan sedalam ± 5cm ke dalam air di setiap lokasi pemancingan yang diukur dan diamati. c. Derajat keasaman pH air Diukur menggunakan kertas pH meter skala 4–7 dengan interval 0,3 yang dicelupkan ke dalam air. Perubahan warna pada indikator kertas pH meter dibandingkan dengan standar indikator nilai derajat keasaman. d. Kedalaman ditemukan Dilakukan pengukuran dengan menggunakan tongkat yang ditancapkan di setiap lokasi pemancingan kemudian batas tongkat yang terendam yang menandai kedalaman air ditandai dan diukur dengan pita ukur. e. Kecepatan arus air Kecepatan arus air diukur dengan menggunakan bola pingpong yang diikat seutas tali dan dilepaskan mengikuti arus air untuk mencapai jarak 10 meter yang telah ditandai sebelumnya. Penghitungan waktu menggunakan stopwatch. Kecepatan arus air diperoleh dengan cara membagi jarak 10 meter dengan total waktu tempuh. f. Kecerahan air Diukur dengan menggunakan alat bernama secchi disk, berupa lempengan yang salah satu permukaannya dibagi menjadi 4 kuadran dan masing-masing dicat berseling dengan warna hitam dan putih lalu diberi pemberat dan digantungkan pada seutas tali. Secchi disk kemudian dimasukkan ke dalam air dan dicatat panjang tali ketika pertama kali secchi disk hilang dari pandangan. Berikutnya secchi disk ditarik kembali ke arah permukaan air dan dicatat 36 panjang tali ketika secchi disk pertama kali dapat dilihat oleh mata. Penjumlahan kedua ukuran panjang tali tersebut kemudian dibagi dua untuk mendapatkan ukuran yang disebut secchi depth. g. Warna perairan Identifikasi warna air dilakukan melalui pengamatan langsung dan dalam penelitian ini warna perairan di habitat labi-labi di Jambi dibagi menjadi 5 kelas yaitu jernih, kehijauankebiruan, kekuningan, cokelat dan kehitaman. h. Jenis substrat dasar perairan Pengambilan materi yang ada di dasar habitat pada titik kedalaman dimana ada labi-labi yang tertangkap akan dilakukan dengan alat pengeruk rakitan, dan jenis substrat dikelompokkan kedalam 5 kelas yaitu bebatuan, pasir berbatu, pasir, lumpur berpasir dan lumpur. Pengklasifikasian ini dilakukan atas dasar komponen substrat yang dominan. i. Tipe penutupan lahan Klasifikasi tipe penutupan lahan diperoleh melalui proses overlaying titik-titik koordinat setiap lokasi pancing pada peta penggunaan lahan Provinsi Jambi. Berdasarkan peta penggunaan lahan Provinsi Jambi, tipe penutupan lahan dibagi menjadi 5 kelas yaitu : pertanian campuran, perkebunan, pemukiman, semak belukar dan hutan sekunder. Informasi pendukung juga diperoleh dari Balai KSDA Jambi, Forum DAS Provinsi Jambi, Balai Pengelolaan DAS Batanghari Jambi dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG Jambi. 4.5 Metode Analisis Data 4.5.1 Tata Niaga Labi-labi

Dokumen yang terkait

Studi Habitat dan Beberapa Aspek Biologi Kura-kura Belawa (Amyda cartilaginea Boddaert) di Desa Belawa, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

0 13 62

Pertumbuhan Juvenil Labi-labi, Amyda cartilaginea (Boddaert, 1770) (Reptilia: Testudinata: Trionychidae) Berdasarkan Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda, Dalam Upaya Domestikasi Untuk Menunjang Konservasi Di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon

1 11 88

Distribution of Population and Habitat Characteristics of Long-tailed macaques in Gunung Merapi National Park

0 17 92

Conservation Of The Asiatic Soft-Shell Turtle Amyda Cartilaginea (Boddaert, 1770) In The Belawa Village, Lemah Abang District, Cirebon, West Java

3 18 93

Trades, Habitat Charactesictics And Demographyc Parameters Of Harvested Reticulated Pythons (Python Reticulatus Scheider 1801) In Central Kalimantan Province

0 3 291

Characteristic of Catchment Habitat and Demographic Parameter of Harvested Population of Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) in Central Kalimantan Province

1 27 227

Trading System, Demographic Parameters, and Habitat Characteristics of Javan Spitting Cobra (Naja sputatrix Boie 1827) in East Java Province

1 8 215

Pemeliharaan Labi-labi (Amyda cartilagínea Boddaert, 1770) dan Uji Coba Preferensi Pakan Anakan di Penangkaran PT. Ekanindya Karsa, Kabupaten Serang

0 8 95

Study of Population and Habitat Lesser Adjutant

0 1 9

Characteristics of nesting habitat of sea turtle Lepidochelys olivacea in Lhoknga Beach, Aceh Besar District, Indonesia

0 0 8