Tingkat Pendidikan Petani Profil Petani

Selain kedelai, komoditas lain yang ditanam setelah padi musim kemarau adalah kacang tanah dan jagung, namun hal tersebut hanya bisa dilakukan di wilayah- wilayah yang dekat aliran sungai atau cek dam dengan bantuan pompa air. Pada lahan pekarangan, pada umumnya petani hanya menanam tanaman tahunan berupa tanaman keras dan buah-buahan. Tanaman keras yang paling banyak dijumpai adalah kelapa, sedangkan buah-buahan yang biasa ditanam di pekarangan adalah pisang dan mangga. Pada umumnya pekarangan tidak dimanfaatkan secara efektif, hanya sebagai kegiatan sambilan disela kegiatan usahatani di lahan sawah. Pola pergiliran tanaman di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Komoditas Bulan 1 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Lahan Sawah • Musim Hujan x x x x x x x • Musim Kemarau I x x x x x x x • Musim Kemarau II 2. Lahan Pekarangan dan Kebun Keterangan: 1 1 = Bulan Januari, 2= Pebruari, dst. ; x = Padi = KedelaiKacang panjang = Tanaman Tahunan Kelapa Buah-buahan: Mangga,Pisang Gambar 4. Pola Pergiliran Tanaman di Lokasi Sampel Penelitian Pada umumnya petani menanam padi sekitar bulan Desember sampai bulan Januari dan dipanen bulan Maret sampai bulan April. Kegiatan selanjutnya adalah pembenihan dan pengolahan lahan, dan penanaman untuk padi musim kemarau “walikan”. Untuk mengejar waktu tanam agar tidak kekurangan air, tidak jarang petani melakukan pembenihan menjelang padi musim penghujan di panen. Petani memanen sebagian lahannya untuk pembuatan pembenihan, sehingga bibit sudah siap ketika akan ditanam pada musim kemarau pertama MK I. Pada umumnya petani akan membeli benih baru pada pada musim tanam padi MK I, sedangkan pada musim penghujan biasanya petani melakukan pembenihan sendiri dengan jalan melakukan seleksi panenan padi musim kemarau karena jarak antara musim tanam padi kemarau dan padi musim penghujan cukup panjang. Sistem pengupahan yang berkembang di lokasi kajian adalah sebagian besar sistem borongan, dimana besarnya upah per kegiatan biasanya diukur dengan satuan petak atau persil. Satu petak sawah luasnya bervariasi, antara 1 500 m 2 sampai dengan 1 900 m 2 , namun upah kegiatan usahatani tidak banyak berbeda meskipun ada perbedaan luas. Perbedaan upah tersebut hanya merupakan bentuk toleransi dan saling pengertian antara pekerja dan petani. Perbedaan upah diakibatkan letak sawah yang bersangkutan, dimana semakin jauh letak sawah, nilai upah cenderung semakin tinggi. Hal ini terjadi karena mempengaruhi jumlah dan volume tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengangkut sarana dan hasil produksi. Beberapa jenis kegiatan usahatani sawah yang menggunakan sistem borongan adalah pengolahan tanah traktor, penanaman, panen, perontokan, dan pengangkutan hasil. Sebagian besar petani menjual hasil panen lebih banyak di musim penghujan, baik dijual dengan sistem tebasan maupun dalam bentuk beras pecah kulit. Hal ini disebabkan petani mengalami kesulitan dalam menjemur di musim hujan dan petani membutuhkan dana untuk modal penanaman padi di MK I. Sedangkan produksi padi MK I, sebagian besar disimpan di rumah dalam bentuk